Sinar matahari hangat menyinari kumpulan anak manusia yang berbaris rapi. Semburat kekuningan berbaur dalam langit biru cerah dan sedikit awan putih menyembul dari balik bukit. Tak dapat dipungkiri hawa pagi ini cukup dingin, meski belum sampai 0 derajat, cukup terbantu dengan hujan sinar matahari. Gerakan-gerakan kecil nan kompak nampak memenuhi lapangan kosong di dekat kantor desa.
Rencana study tour mereka tak seperti yang diharapkan, penyambutan yang seharusnya dilakukan tadi malam harus batal karena keterlambatan bus yang baru bisa sampai di tempat itu 3 jam dari waktu seharusnya. Jadilah olahraga pagi juga acara bakti sosial di sisipi acara penyambutan sederhana. Tak banyak, hanya sekitar 132 siswa saja. Mereka harus bermalam di balai desa juga beberapa rumah warga secara menyebar. Mandi dan tidur tak seperti kehidupan mereka biasanya membuat beberapa siswa terlihat kurang nyaman, tapi selebihnya nampak menikmati.Di sudut lapangan dekat balai desa tertata meja panjang. Makanan mulai di tata diatasnya, bisa dilihat dari kepulan asap kalau makanan itu masih hangat. Beberapa siswa yang masih mengikuti senam sebagian mulai tak konsentrasi, menyiapkan diri untuk berlari menuju tempat itu agar tak kehabisan.
"Haechan-ah kau ingin makan apa?" Renjun berjalan mendahului Haechan. Entah sejak kapan mereka menjadi dekat padahal sebelumnya tidak.
"Apa saja." Mata Haechan fokus pada gerakan Renjun yang memindahkan beberapa makanan ke atas piring. "Aku bisa makan apapun."
"Baiklah."
"Renjun-ah, tunggu aku disini ya. Aku akan kembali mengambil obatku sebentar." Haechan berlari meninggalkan Renjun.
Sepasang kaki jenjang Haechan berjalan pelan memasuki aula balai desa tempat ia dan beberapa temannya bermalam. Untung saja ia mendapat tempat di sana, jadi tidak perlu merasa sungkan saat ingin keluar masuk setiap waktu. Salahkan kebodohannya yang lupa membawa obat. Ya, Haechan masih mengkonsumsi beberapa obat. Obat untuk anemianya juga obat analgesik untuk punggungnya yang belum sembuh benar.
Ia mempercepat langkah begitu hampir sampai di sudut ruangan, tempat tas ranselnya berada. Tangannya menarik zipper kecil di ransel bagian samping, tempat benda yang di carinya ia simpan. Alisnya tertaut. Disana kosong tak ada apapun. Haechan mulai membongkar seluruh isi tasnya mencarinya dengan teliti."Dimana aku menaruhnya?"
"Aku ingat menyimpannya disini, kenapa tidak ada?"
"Kenapa lama sekali Chan?" Renjun berdiri menyambut Haechan. Setelah menunggu hampir 15 menit akhirnya Renjun memutuskan untuk makan duluan. "Apa terjadi sesuatu?"
Haechan mendudukkan diri, setelahnya ia menghela nafas. "Obatku tidak ada."
"Hah? Bagaimana bisa? Kau lupa membawanya mungkin, tertinggal di rumah." Renjun mencoba menenangkan.
"Tidak! Aku ingat meminumnya tadi malam sebelum tidur dan kusimpan di dalam tas."
"Ini sarapan dulu." Renjun menyerahkan piring berisi penuh nasi yang sedari tadi sudah ia siapkan. "Mungkin kau lupa menaruhnya, siapa tahu habis makan kau ingat."
Haechan mengangguk pasrah lalu memakan sarapannya. Benar kata Renjun mungkin ia lupa menaruhnya dimana. Dan karena panik jadi tidak ketemu sekeras apa ia mencari.
"Acara selanjutnya kita akan melakukan kebersihan, area meliputi kantor kepala desa dan seluruh wilayah desa. Kegiatan akan dilakukan secara berkelompok, dan akan dibagi di setiap wilayah sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan. Pastikan kegiatan kebersihan selesai pada jam 3 sore nanti, karena setelahnya kita akan melakukan acara doa bersama. Mengerti?!"
"Mengerti."
Suara kepala sekolah selaku pemandu kegiatan menggema memberi intruksi. Puluhan siswa yang baru saja menyelesaikan acara makan langsung berhambur menuju pemandu kelompok mereka. Satu kelompok kebersihan ini terdiri dari kurang lebih 20 orang. Dari 7 kelompok yang terbentuk, kelompok terakhir berisikan 12 orang hasil dari undian. Yang selanjutnya akan di tugaskan untuk membersihkan kuil di pinggiran desa di bawah bukit. Terletak sekitar 1km dari balai desa. Dan beruntungnya, Mark, Jaemin, Jeno, Renjun, dan Haechan, berada di kelompok terakhir tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Be Love💕 (markhyuck x markchan)
أدب الهواةDisaat rasa dipaksa menguap oleh realita dan Realita yang memaksanya untuk memendam rasa... "Kurasa sia-sia, karena nyatanya hadirkupun tak dapat menggeser sedikit kuasanya dihatimu" Haechan "Kau berani pergi begitu saja? Setelah mengacaukan hatiku...