CHAPTER 6

204 22 0
                                    

Happy reading~

Setelah 2 hari yang lalu dimana Luda menemani Jiyeon berbelanja kado untuk ulang tahun eomma Jiyeon, tepat hari ini adalah hari ulang tahun eomma dari Jiyeon.

Sekarang Jiyeon masih berdiam diri di kamar, ia berdiri menghadap kasurnya menatap satu kotak kado yang sudah ia beli dan sudah terbungkus kertas kado berwarna merah dengan sangat rapi. Jiyeon sendiri sudah berpakaian rapi seperti biasanya, menggunakan setelan jas dan sepatu hitam mengkilatnya, seharusnya ia sudah berangkat dari tadi tapi justru sekarang ia malah melamun menatap kado itu.

"Duh..gimana cara ngasihnya coba, aelah...ya gini-ini kalo gapernah ngasih kado orang tua, sekalinya mau ngasih bingung dah...." Omel Jiyeon pada dirinya sendiri.

Sudah tau bukan kenapa Jiyeon tidak pernah memberi orang tua nya kado? Paling-paling kalau ulang tahun ia hanya akan memberikan ucapan selamat. Katakanlah Jiyeon anak durhaka tetapi memang sebelum appa nya meninggal ia memang jarang bahkan hampir tidak pernah mendapat kasih sayang orang tua nya, jadi ia pun seperti acuh pula dengan kedua orang tua nya itu. Ia baru mendapatkan kasih sayang selayaknya kasih sayang baru saja setelah appa nya meninggal dan eomma nya menyesali perbuatannya.

Walaupun Jiyeon terlihat seperti acuh tak acuh, tidak peduli, tidak sayang pada orang tua nya, sebenarnya ia sangat sangat sangatlah sayang kepada kedua orang tua nya itu, ia secara diam-diam menyuruh sekertaris appa nya yang sekarang berada di LA memberitau semua seperti kesehatan dan perkembangan pekerjaan dari kedua orang tua nya, Itulah Jiyeon.

Kembali kepada Jiyeon yang masih melamun berdiri di kamarnya.

"Apa gua telfon Luda aja ya? Ah iya tanya Luda aja.." Baru Jiyeon mengeluarkan ponselnya dan membuka kunci ponselnya, ia langsung buru-buru mematikan kembali ponselnya.

"Eh, tapi jangan deh ntar yang ada dia yang ngomelin gue..arghh udahlah biasa aja..biasa ya Jiyeon..biasa, inget biasa..." Jiyeon menghela nafas nya sejenak. 

Jiyeon segera memasukkan kembali ponselnya pada saku jas, mengambil tasnya, tidak lupa juga kado yang akan ia berikan.

Ia menghela nafas sebentar, lalu keluar dari kamarnya, menuruni tangga.

Sebelum sampai di tangga paling akhir, ia merunduk mengintip dimanakah eomma nya itu, dan ternyata eomma nya berada di dapur, sepertinya tidak menyadari turunnya Jiyeon dari kamar.

Jiyeon langsung mengendap menuju ke ruang tamu. Ia menaruh kado itu tepat di meja ruang tamu bersama dengan kartu ucapannya yang ia taruh di bawah kado itu.

Setelah menaruh kado itu, ia buru-buru kembali ke arah tangga, Jiyeon pura-pura baru saja keluar dari kamarnya dan turun dari tangga.

Ia menggunakan panggilan masuk mendadak dari Exy sebagai alasannya untuk pergi ke kantor dengan cepat.

"Eh iya, iya Xy bentar, bentar lagi gue berangkat, lo bilangin karyawan yang lain ke ruang meeting aja dulu.."

"Heh, ngomong apaan lo ngap? Meeting apaan woy? Kok dadakan banget lo...heh..." Exy menimpali ucapan Jiyeon barusan dengan bingung.

Jiyeon berjalan ke arah dapur, membuka kulkas, lalu mengambil sekotak susu, dengan ponsel yang masih bertengger di telinga nya.

Eomma nya yang mendengar suara anaknya itu menoleh, melihat anaknya baru saja dari arah kulkas berjalan ke arah meja makan, lalu mengambil satu roti.

"Iya, he'em, ok bentar lagi, tunggu aja dulu.." Ucap jiyeon lagi pada ponselnya.

"Heh, lhoh.. heh... apaan nih, woy... gue kagak tau apa-apa, woy..." Jawab Exy barusan sebelum Jiyeon menutup panggilan itu secara sepihak, padahal ia sebenarnya ingin menanyakan perihal liburan karyawan kantor yang sebelumnya pernah Jiyeon rencanakan dan bicarakan pada Exy.

WE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang