X

269 40 4
                                    

"goodnight Chi,mimpi indah. Kalau bisa sih mimpiin gue"

Chimon yang melihat balasan pesan itu hanya terkekeh kecil,kakak dari temannya ini mampu membuatnya nyaman dalam waktu yang singkat. Ia bahkan tak pernah berpikir untuk sedeket ini sama Pluem

BRAK!

Suara pintu yang dibuka secara paksa membuat Chimon kaget membuatnya tanpa sengaja menjatuhkan ponselnya. Wajah yang tadina berseri,kini berubah melihat siapa yang datang membuat ia teringat kembali pada apa yang dia lihat tadi siang.

Chimon berdiri dari duduknya dan menghampiri Jane yang sedang menatapnya sengit. Dia tahu apa yang akan dikatakan oleh mama nya ,bagaimanpun Jane tak akan sudi datang ke kamarnya jika tidak ada yang ingin dia butuhkan dari Chimon

"ma,ada apa?" Tanya Chimon mencoba untuk tersenyum, Jane yang melihat itu hanya berdecih

"saya cuma minta kamu tutup mulut,jangan mengatakan apa apa pada Papamu" Chimon yang mendengar itu masih mencoba mempertahankan senyumnya

"maksud mama apa?"

"jangan berpura pura bodoh,saya melihatmu tadi siang"

"ahh apakah saat mama bersama selingkuhan mu?mama tenang aja Chimon gabakal kasih tau Papa,asalkan Mama jawab pertanyaan Chimon,mau?" Chimon hanya menghela napas ketika melihat keterdiaman Jane,membuat ia berpikir mungkin mama nya setuju untuk diajukan pertanyaan

"Mama sejak kapan berpacaran sama dia?" Tanya Chimon

"bukan urusanmu" Jawab Jane tanpa melihat kearah Chimon, sedangkan sang anak hanya tersenyum

"kenapa mama harus selingkuh? Mama udah gasayang papa,mama gasayang lagi sama kita?"

"sejak awal saya memang tak menyukai Papamu"

"bohong." mendengar perkataan Chimon membuat Jane memalingkan muka dan menatap anaknya meski dengan wajah arogan nya

"Chimon tahu mama bohong. Mama pernah bilang ke Chimon dulu kalau mama sayang papa sampai kapanpun,mama juga sayang sama Chimon,Chimmy,dan kakak. Jadi,Chimon gapercaya kalau Mama gapernah sayang papa" mendengar jawaban itu membuat Jane memalingkan mukanya lagi tak mau menatap Chimon yang matanya sudah berkaca kaca

"terserah kamu. Dari awal saya memang tak pernah mencintai papa mu,bahkan kamu sekalipun" Jawab Jane

"saya hanya mempunyai dua anak, Janhae dan Chimmy yang telah kamu bunuh" Mendengar hal itu membuat Chimon terperangah,

"aku tak membunuhnya"

"KAU MEMBUNUHNYA! dia mati karna kamu, yang seharusnya mati itu kamu bukan dia" Bentakan dari Jane membuat air mata yang Chimon tahan lolos keluar tanpa halangan

"kenapa Mama terus menuduh Chi? Jika aku boleh milih pun aku bakal milih aku yang mati dari pada dia" Kata Chimon dengan isakan yang sesekali keluar dari mulutnya

"Chimon juga anak mama, bukan cuma kakak atau Chimmy. Mama tahu, mama berubah,dulu Mama gapernah bedain anak anak Mama. Apa karna laki laki itu,lelaki yang bahkan seumuran sama Chimon"

PLAK

"gausah ikut campur urusan saya" ucap Jane sambal berlalu pergi meninggalkan tempat itu beserta lelaki yang sedang menangis.

Tamparan itu,tamparan yang seorang ibu berikan kepada sang anak. Bukankah seorang ibu harusnya membelai bukan menampar, seharusnya seorang ibu tidak akan membiarkan anaknya menangis dan tersakiti. Tetapi kenapa ibunya berbeda, dia dengan sadar menghancurkan hati anaknya,membuat air mata itu keluar berulang kali,membuatnya hidup dalam penuh kebohongan.

Chimon memegang pipinya yang memanas,tertawa kecil mengingatnya. Lucu,kenapa hidupnya selalu seperti ini. Kenapa ibunya,tak mau mengakuinya sebagai anak bukankah ia hanya berbeda beberapa menit dengan Chimmy. Lalu,kenapa ibunya hanya menganggap Chimmy

"Den" Panggil seseorang dengan hati hati

Chimon melihat kearah pintu dan melihat Laras disana dengan membawa mangkuk yang mungkin berisi air untuk mengompres pipinya

Laras menyimpan mangkuk itu dimeja samping tempat tidur Chimon dan mengompre pipi Chimon pelan. Chimon sendiri hanya terdiam,tak tahu mau bilang apa.

Laras yang melihat Chimon hanya terdiam,menyimpan lap yang ia pake untuk Chimon dan memeluk nya seperti yang biasa ia lakukan pada majikan kecil nya. Chimon yang merasa pelukan dari Laras hanya menutup matanya menahan agar air matanya tidak lagi tumpah,dalam diam dia berpikir kenapa ibunya tidak memberi pelukan seperti ini,kapan terakhir kali ibunya memeluknya dan mengusap air matanya.

setelah beberapa saat,Chimon melepas pelukan nya dan menatap Laras dengan lembut

"bibi kok belum pulang,ini udah malem,kasian anak bibi harus nungguin. Chimon gapapa kok" Chimon tersenyum mencoba meyakinkan Laras.

Laras tersenyum dan mengusap kepala Chimon "gapapa,bibi masih ingin disini nemenin aden"

Chimon menggeleng "gaboleh,bibi harus pulang. Chi gabakal ngelakuin itu lagi"

"janji?"

"mn,janji"

"yaudah,kalau gitu Bibi pulang.besok bibi balik lagi dan bikinin sarapan kesukaan aden" Kata Laras dan Chimon hanya tersenyum

Chimon menatap pada pintu itu yang perlahan menutup,terkadang ia ingin yang melakukan itu semua ibunya sendiri bukan orang lain.

Hope you like it,mohon kritik dan saran. Dan jangan lupa buat vote dan komen bila menyukainya^_^

Pain In The Dark Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang