IV

414 46 0
                                    

pluem membuang tas nya asal,menjatuhkan tubuhnya kekasur begitu saja. Helaan nafas terdengar,dirinya bingung kenapa ia terus memikirkan tentang adik kelasnya itu,sampai-sampai ia tak bisa fokus saat pelajaran berlangsung. Pikirannya terus tertuju pada pemuda yang ia temui di rooftop tadi siang,rasa kaingin tahuan tentang hidup Chimon membuat ia bingung. Pluem merasa Chimon membutuhkan pertolongan,tatapan matanya memancarkan rasa sakit,apalagi saat Chimon melamun seperti manusia yang tak bernyawa membuat ia yakin ada sesuatu yang Chimon sembunyikan.

Pluem bangkit dari tidurnya memilih untuk menenangkan pikirannya dengan berendam air hangat berharap bisa melupakan tentang Chimon yang bahkan tak ia kenal dekat namun terus hadir dalam pikirannya

***

ini sudah tengah malam tapi rasa penasaran tentang pemuda itu masih menguasai dirinya,bahkan saat ini dirinya sedang men stalking sosmed Chimon yang kebanyakan foto Chimon Bersama teman temannya,kegiatan ini sudah Pluem lakukan sejak dua jam yang lalu berharap menemukan sesuatu tentang pemuda itu.

merasa tak ada sesatu yang ia dapat,Pluem kemudian bangkit untuk kekamar adiknya berdoa semoga adiknya belum tidur.Pluem membuka kamar adiknya dan melihat Nanon yang sedang bermain game membuat Pluem menghela napas lega.

"Non" Panggil Pluem mendudukan dirinya di Kasur Nanon.

Nanon hanya menjawab dengan deheman membuat Pluem menghela napas sabar

"dengerin gue dulu" Pinta Pluem

"iya abang,ini gue dengerin" Nanon memang menjawab seperti itu tetapi matanya masih terfokus pada game diponselnya

"gue mau nanya tentang teman loe" kata Pluem,mendengar perkataan sang kakak membuat Nanon melirik sebentar pada Pluem yang sedang menatap bingkai foto ditinya dan ketiga temennya,mengernyit bingung pasalnya sang kakak bukan termasuk orang yang peduli pada orang lain

"siapa?" Tanya Nanon menatap Pluem,ponsel nya sudah ia matikan dan tergeletak disampingnya

"Chimon. dia orang seperti apa?" Nanon tak langsung menjawab,ada jeda sesaat sampai ia membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan Pluem

"selama dua tahun gue temenan sama Chimon,gue gatau banyak tentang dia bang. Menurut gua dia terlalu misterius,dia gapernah cerita ke kita tentang kehidupan dia,bahkan gue gatau orang tua Chimon kaya gimana" jawab Nanon membuat Pluem mengernyit

"loe gapernah ketemu orang tuanya Chimon?" Pertanyaan dari Pluem mendapatkan gelengan dari Nanon

"setiap gue main kerumahnya,gue gapernah liat orang tuanya,gue cuma sering liat pembantunya yang pulang jam 5. Bahkan,gue galiat foto keluarga dirumah Chimon"

"loe gak coba nanya?"

"loe kenapa jadi nanyain tentang Chimon bang? gue gatanya karena itu privasi menurut gue,tapi yang gue tau Ortu nya Chi itu sibuk banget sampe jarang pulang,terus Chimon juga punya kakak yang ngikut suaminya kebandung"

"ouhh" pluem mengangguk paham,namun mendapat jawaban dari Nanon malah membuat dirinya semakin penasaraan akan sosok Chimon

"bang sumpah,kenapa tiba tiba loe nanyain tentang Chimon. Jangan bilang lu suka temen gue bang" Nanon menunjuk Pluem dengan matanya yang menatap curiga kepada sang kakak

"kagak elah. Tidur loe,gue aduin papa loe begadang karna main game" Kata Pluem sambal berdiri hendak pergi sebelum adiknya bertanya aneh aneh

"aduan,gaseru loe."

"Bang,kalau lu mau gue bakal bantuin loe biar deket sama Chimon" Langkah Pluem terhenti didepan pintu mendengar ucapan sang adik,berbalik melihat Nnaon yang sedang menaik turunkan alisnya

"Bacot." Pluem menutup pintu dengan sedikit kasar membuat Nanon tertawa lepas

Terimakasih:)*

Pain In The Dark Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang