10

265 27 2
                                    

"Jadilah milikku, lagi.."

Namjoon berlari menuju kamar mandi yang Taki tuju tadi bersama Jungkook. Dan benar, beberapa orang berkerumun disana setelah mendengar keributan. Namjoon langsung menerobos masuk dan terkejut setengah mati melihat adiknya dihajar dan ditendang oleh pria seumurannya. Dengan jaket kulit belel, dan sepatu boots karet, yang Namjoon duga orang ini pedagang disini.

Namjoon langsung menarik orang itu, dan menyingkirkannya sejauh mungkin dari Jungkook. Ia melihat Jungkook sudah terpojok dengan kedua tangan yang menyatu dan merapalkan ucapan permohonan maaf dan berteriak meracau. Wajah Jungkook babak belur, pelipisnya mengeluarkan darah. Tangan Jungkook juga memiliki lebam bekas tendangan. Rambutnya acak-acakan seperti habis dijambak.

Orang yang menghajar Jungkook hendak kembali melayangkan pukulan, namun segera Namjoon tangkis. "BERHENTI MELUKAINYA!"

"BOCAH SIALAN INI MENUMPAHKAN MINUMANNYA DICELANAKU! DIA HARUS DIAJARI TATA KRAMA!"

Namjoon mengeras mendengarnya. Tata Krama? Justru dia yang harus diberi tata Krama.

"Kau gila?"

"DIA YANG GILA? TIDAK LIHAT? DIA AUTIS. ANAK KETERBELAKANGAN MENTAL."

Namjoon melepas jaketnya dan menutupkan pada Jungkook agar bocah itu tak semakin takut karena menjadi tontonan orang-orang. "Anak yang kau hina ini, dia adikku! Dia juga sudah meminta maaf. Dan kau menghajarnya seperti ini? Apa pantas?"

"Ck." Lelaki itu meludah kesamping. Tangannya berkacak pinggang, dan menatap remeh Namjoon. "Kau kakaknya? Ganti rugi celanaku yang kotor."

"Oh tentu." Ucapnya santai membalas pria itu. "Aku akan ganti rugi. Kau ingin berapa, tuan?"

Namjoon melihat Jae dan Taki yang melihatnya dari pintu kamar mandi. Ia memberi kode agar Jae membawa Jungkook keluar dari sini. Namun Jungkook enggan disentuh orang lain selain Namjoon sekarang.

"Heh.. kau berbicara begini, sepertinya enteng sekali. Aku minta ganti rugi, dua ratus ribu."

Namjoon tertawa. "Baiklah." Ia mengeluarkan isi dompetnya. Ia berikan uang dua juta kepada orang itu. "Gunakan sisanya untuk menyewa pengacara di pengadilan. Aku tak akan melepaskanmu setelah menghajar adikku."

Tak lama kemudian, datang dua security yang menjaga keamanan pasar setelah berpatroli didalam. "Maaf, ada apa ini?"

"Tolong bawa orang ini ke pos keamanan. Saya mau menelepon polisi. Ia menghajar adik saya yang masih SMP hingga babak belur."

"Baik, pak."

Setelah pria itu dibawa keluar, Namjoon langsung menggendong Jungkook, masih dengan jaket yang menutup wajahnya. Jae membantu Namjoon membuka pintu mobil, dan menyamankan posisi Jungkook.

"Hiks.."

"Jungkook-ah.. ini Hyung. Hyung buka ya?" Namjoon membuka jaket yang menutup kepala Jungkook perlahan.

Tangannya menggenggam sebelah tangan Jungkook. Wajah adiknya hancur babak belur. Taki sendiri menangis di kursi depan melihat pamannya di hajar orang, dan ia tak dapat menolongnya.

Jae berada di pos kemanan menunggu polisi yang ditelepon oleh Namjoon tadi. Ia sendiri kesal karena berani sekali orang ini menghajar Jungkook adiknya. Ia ingin menghajar orang itu juga, namun ia tahan mati-matian.

Tak lama kemudian, pengacara Namjoon datang. Kim Taehyung. Pengacara muda itu langsung menjabat tangan Jae karena ia ingat ketika mengurus kasus perceraian Namjoon dulu.

"Nona, lama tak berjumpa." Sapanya.

"Iya, pengacara Kim." Setelahnya, Jae menceritakan rincian singkatnya kejadian yang menimpa Jungkook tadi. Dan Taehyung yang paham tentu langsung membantu membuat laporan. Dan kemudian datanglah tiga orang polisi yang langsung membawa pelaku pemukulan ke kantor polisi.

A D O R A B L E (KNJ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang