Masih menggandeng, atau melepas?
Jae langsung menuju rumah mantan mertuanya kala melihat pesan Taki yang ingin dijemput. Tak biasanya sang anak meminta pulang dari rumah Namjoon secepat ini. Terlebih, ia tak bisa menghubungi nomor Namjoon sama sekali.
"Mommy, aku mau pulang ke mommy.."
Berikut isi pesan Taki yang dikirimkan padanya. Ia juga tak bisa menghubungi Taki sejak membaca pesan 2 jam setelah pesan tersebut terkirim. Ia langsung pamit pada Yoongi dan langsung memanggil taksi online menuju rumah mertuanya.
Selang setengah jam lebih, ia tiba dirumah sederhana tersebut. Setelah membayar taksi onlinenya, ia berbalik menuju pagar dan memencet bel rumah bernuansa lawas itu sekali. Dan munculah suara sang ayah mertua melalui intercom.
"Jae, hai. Sebentar appa bukakan, nak." Dengan sigap, sang ayah mertua langsung menuju pagar dengan membawa payung. Gerimis sedang melanda malam ini.
Ketika pagar terbuka, nampaklah wajah tua lelah dari ayah mertuanya. "Kenapa malam-malam kesini? Ayo masuk."
"Maaf appa. Ini, si Taki mengirimi saya pesan. Minta dijemput. Tapi saya telepon tidak aktif nomornya. Namjoon juga saya telepon tidak diangkat. Taki chat jam sembilan, saya jam 11 baru selesai shift. Maaf malam-malam kemari." Jelasnya panjang lebar.
Sang ayah mertua nampak sedikit terkejut mendengarnya. Karena seingatnya, Taki sedang asik-asik saja sedari tadi. Apakah ada sesuatu yang ia lewatkan?
"Taki ada dikamar Namjoon. Namjoon sedang tidur dengan Jungkook. Langsung ke Taki saja."
"Baik, appa."
Mereka masuk kedalam. Jae membungkuk hormat pada ibu mertuanya, atau lebih tepatnya, keduanya mantan mertuanya. "Eomma, maaf mengganggu."
"Tak apa. Kenapa kemari malam-malam? Besok Taki bisa dia tar Sungjin, lho." Eomma Namjoon menyodorkan sebotol susu pada Jae.
"Terima kasih. Ini, Taki mengirimi saya pesan. Minta dijemput. Feeling saya gak enak, karena dia gak biasanya seperti ini. Terlebih, saya telepon tidak aktif. Namjoon saya telepon, tidak dijawab." Jae meneguk susu tersebut.
Ibu mertuanya nampak gelisah. "Jae, maaf ya. Tadi soalnya Namjoon habis memarahi Taki lagi. Dia mengira, seharian Taki mencari perhatian padanya. Sedangkan Namjoon seharian mengurus Jungkook yang rewel setelah operasi gigi tadi."
Jae menunduk sebentar, entah mengapa ia memang merasakan Namjoon sedikit berbeda belakangan ini. Bukan hanya kepada Taki, namun dirinya juga. Jika itu efek lelah bekerja, Jae rasa mustahil. Jika karena Jungkook, itu juga mustahil. Ia perlu berbicara dengan Namjoon malam ini. "Eomma, Jae ke Namjoon dulu."
"Iya, nak. Maafin eomma ya."
"Lho, kenapa eomma minta maaf?" Jae mengernyitkan dahinya. "Eomma tak perlu merasa bersalah jika itu tentang Taki yang dibentak Namjoon. Biar Jae urus sebentar." Setelah mendapat anggukan dari ibu Namjoon, ia langsung menuju kamar Jungkook dimana Namjoon berada.
Saat didepan ruangan Jungkook, ia sedikit ragu. Takut mengganggu Jungkook yang sedang tertidur pasca cabut gigi tadi. Namun tekadnya untuk menyelesaikan urusannya dengan Namjoon, bulat malam ini. Maka ia memantapkan hati untuk membuka pintu tersebut. Dilihatnya Namjoon yang tengah tertidur disamping Jungkook dengan tangan yang merengkuh tubuh adiknya. Sepertinya ia menepuk-nepuk punggung Jungkook agar tak merasa sendirian. Tapi untuk malam ini, maaf Jungkook. Jae harus menyelesaikan semuanya.
Ia hampiri tubuh Namjoon dan menepuk bahunya. "Namjoon, Joon. Bangun."
Namjoon yang ngerasa tidurnya diusik, lantas membalikkan badan. Menengok siapa yang mengganggu tidurnya. "Ah, hei sayang." Suaranya serak. Ia tengok jam dinakas Jungkook dan mengernyitkan dahinya. "Hey, ini jam setengah dua belas lebih. Kenapa kesini malam-malam?" Ia terduduk dan mengucek matanya. Mencoba mengumpulkan kesadarannya sepenuhnya. Namjoon lihat raut wajah Jae yang nampak lelah dan sedikit kesal, mungkin. "Kenapa sayang?" Ia mempersilahkan Jae untuk duduk disampingnya, namun wanita itu menolak dengan gelengan ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A D O R A B L E (KNJ)
FanfictionNamjoon hanya mencoba menjadi kepala rumah tangga yang dikagumi oleh anak dan istrinya..