2

377 42 8
                                    

Mungkin Namjoon tahu bahwa mereka masih memiliki ikatan batin

Sesuai janji Namjoon, bahwa ia akan mengantarkan Taki dan Jae pulang. Dan ia juga ikut pulang, untuk tidur bersama Taki. Ia tak pernah menginap sebelumnya di rumah Jae, karena biasanya bila ia libur, ia akan menjemput Taki untuk tidur bersamanya dirumah miliknya sendiri.

Perjalanan menuju rumah Jae sedikit seru karena Taki yang terus bercerita tentang sekolahnya. Bahkan ia menceritakan tentang sikap yang dimiliki oleh setiap teman-temannya.

Namjoon terkekeh ketika mendengarkan celoteh ria sang anak. Terlebih ketika anaknya diberi pertanyaan oleh sang ibu, membuat anaknya sedikit kebingungan bila tak bisa menjawab.

"Lho, tidak mum. Taki bisa waktu itu."

Jae semakin menggoda anaknya yang mulai kesal. "Tapi Taki memakai kursi kan mengambil bukunya?"

"Itu karena Mommy meletakkan bukunya terlalu tinggi. Ish!" Bocah itu bersungut dan melipat tangannya didepan dada.

"Hahaha.. anak baik tak boleh ngambek." Ujar Namjoon sambil mengusap rambut anaknya.

"Daddy!!" Bocah itu semakin kesal.

Perjalanan ke rumah Jae sedikit memakan waktu karena jalanan yang sedikit berliku. Jae tinggal di pinggiran kota, dengan nuansa yang asri dan hijau. Namjoon yang memilihkan rumah ini untuk mereka, karena ia ingin memiliki rumah dengan halaman yang luas agar Taki dapat bermain tak perlu sampai ke jalanan. Bahkan bisa dibilang, rumah Jae sedikit mendekati hutan, bahkan bila kita ke belakang rumah, sudah disuguhkan dengan pepohonan yang tingginya mencapai lima meter, dan rindang.

Rumah Jae juga sedikit jauh dari tetangga, sebenarnya bukan hanya rumahnya, namun rumah disini memang sedikit berjarak berjauhan.

Dan tak lama kemudian, mereka sampai. Namjoon segera memarkirkan kuda besinya di halaman rumah sang mantan istri, tak lupa menggendong sang anak yang sudah bercerita hendak melakukan apa saja dengan sang ayah.

Namjoon sendiri sudah gemas dan menciumi pipi anaknya. Entah mengapa, dirinya sedikit tenang begitu melihat mantan istri dan anaknya nampak menikmati tinggal di tempat ini.

"Kau tidak takut kan bila disini sendirian?" Tanya Namjoon pada Jae.

Jae yang sedang membuka kunci pintu lantas menoleh. "Haha, ayolah, serigala tak akan sampai kemari. Ayo masuk."

Jae melepas alas kakinya dan menatanya di rak sepatu. Begitu pula Taki yang meminta turun. Bocah itu melepas alas kakinya sendiri, dan menatanya di rak sepatu, seperti yang ibunya lakukan.

Namjoon tersenyum melihat hal kecil itu dilakukan oleh anaknya dengan baik. "Apa Daddy juga harus meletakkan sepatu di rak?" Tanya Namjoon pada sang anak.

"Iyah, kalau tidak, nanti sepatu Daddy dimasuki kecoak. Seperti Taki waktu itu." Bocah itu sudah menaiki undakan rumah dan hendak menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

"Hah?"

"Iyah, Joon. Aku yang meletakkan kecoak mainan itu, agar Taki tak meletakkan sepatunya sembarangan."

Namjoon paham. Istrinya ah ralat, mantan istrinya hanya ingin agar anaknya sedikit disiplin walau hal kecil sekalipun. "Astaga. Hahaha.. kau ini."

Namjoon berjalan menuju ruang tamu dan duduk di sofa. Dari sini, ia bisa memperhatikan sang mantan istri sedang berkutat di kerajaannya. Dapur. Ia meneriaki nama anaknya. "Taki.."

"Sebentar ganti baju!" Teriak sang anak dari lantai atas. Namjoon tersenyum mendengarnya. Jujur, ini adalah kali pertamanya ketika Taki kelas satu ia kemari. Banyak sekali perubahan dari sang anak yang ia lewatkan selama empat bulan ini. Seperti tadi, dan saat ini.

A D O R A B L E (KNJ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang