"Mimpi indah malam ini.."
Taki mencoba menemani sang paman yang sedang diperiksa di poli gigi rumah sakit. Walau ia sendiri sedikit takut dengan penampilan dokter tersebut. Seperti di film horor yang pernah ia tonton bersama teman-temannya. Namun ia tetap mencoba tenang agar pamannya juga mau diperiksa.
Ibu Jungkook sedang berbincang dengan sang dokter dan menjelaskan kronologinya. Hingga sang dokter merasa sedikit janggal juga karena pipi sebelah kanan Jungkook sedikit membengkak. Mungkin akan menjadi sedikit tantangan bagi sang dokter karena menangani anak seperti Jungkook. Namun ia tetap harus profesional.
"Jungkook, ini saya dokter Park. Park Seojun. Bisa bukan mulutnya?" Dokter tersebut mencoba berbincang dengan Jungkook. Walau anak itu sedang sesenggukan menahan sakit.
Dan tanpa dokter duga, Jungkook mengangguk dan membuka mulutnya dengan mudah. Seojun pun lantas segera mengambil senter dan memeriksa sariawan, serta pipi sebelah kanan Jungkook.
"Jungkook good boy ternyata. Wah, ibu Kim. Ini gigi geraham belakang Jungkook tumbuh. Sakit yah kalau dibuat makan?"
Jungkook mengangguk kecil. "Nde."
Seojun mematikan senternya dan tersenyum hangat kearah sang pasien. "Ini harus dicabut. Supaya tidak sakit berkepanjangan. Dicabut mau?"
Sang ibu melihat Jungkook dengan gugup. "Dok, apa harus sekarang?"
"Terserah Bu. Namun saya sarankan secepatnya. Kalau tidak sekarang tak apa. Saya akan memberikan obat pereda nyeri dulu."
"Koo, bagaimana? Mau dicabut?" Ia mengusap tangan Jungkook dengan lembut. "Nanti kalau makan sakit terus, nak. Mau tidak?"
Jungkook menggeleng kencang. "Mau sama hyungie huweeeee"
Ibu Kim langsung kebingungan ketika mendengar tangisan Jungkook. Ia memeluk sang anak dan mengusap punggungnya. "Iya sayang cup cup, iya. Eomma nanti bilang ke Hyung ya biar libur sehari, menemani Jungkook cabut gigi, nde?"
"Nde.. hiks.."
"Good boy sekali. Ini si kecil giginya diperiksa juga ya?" Seojun mengusap pipi Taki.
Ibu Kim melihat Taki yang sedikit ketakutan lantas terkekeh. "Sayang, diperiksa dokter sebentar ya? Diperiksa saja kok. Ya kan dok?"
"Iya sebentar saja. Sini duduk sebelah kakaknya." Seojun membantu Taki duduk di kursi sebelah Jungkook.
Bocah itu nampak ketakutan dengan mata yang tidak fokus karena takut. "Sebentar saja kok sayang. Ayo buka mulutnya."
Dan Taki membuka mulutnya. Seojun memeriksa pipi, gigi atas dan bawah, serta lidahnya. "Sudah. Bagus semua. Bahkan tidak ada lubang. Rajin sikat gigi ya?"
"Iya, dok." Lirih bocah berumur 8 tahun itu.
"Bagus-bagus. Kakaknya juga harus rajin sikat gigi ya." Seojun kembali duduk dan menuliskan beberapa resep obat untuk Jungkook. "Bu, ini saya beri obat pereda nyeri untuk giginya yang tumbuh, dan vitamin untuk sariawan nya. Ibu bisa tebus di apotek depan."
"Terima kasih dok." Ibu Kim membantu Jungkook duduk kembali di kursi rodanya dan menggandeng Taki. "Ayo sayang, bilang terima kasih sama dokter."
"Dokter, terima kasih." Ujar mereka bersamaan.
Seojun tersenyum dan kemudian memberikan 2 batang coklat untuk mereka. "Ini buat anak pintar hari ini."
Taki dan ibu Kim terkejut karena coklat yang diberikan adalah coklat dari perusahaan anaknya sendiri. "Lho coklatnya.."
"Tak apa Bu, ini rendah gula. Ini coklat keluaran terbaru pabrik teman saya. Dan sudah diuji bahwa ini tak merusak gigi kok."
"Ini punya Daddy ku." Seru Taki bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
A D O R A B L E (KNJ)
Fiksi PenggemarNamjoon hanya mencoba menjadi kepala rumah tangga yang dikagumi oleh anak dan istrinya..