3 -T R E S

49K 6.7K 1.6K
                                    

Jeno membawa langkah kakinya menuju perpustakaan sekolah. Tidak ada Hyunjin maupun Eric yang bersamanya, padahal kedua sahabatnya itu tidak pernah membiarkannya pergi sendirian. Karena mereka tidak ingin Jeno kembali menjadi sasaran bully oleh Alpha lain disekolahnya. Namun sekarang Jeno harus pergi seorang diri karena Hyunjin dan Eric harus mengulang ujian karena nilainya berada dibawah standar.

Walaupun Hyunjin dan Eric memiliki fisik yang kuat, tapi keduanya itu tidak terlalu pintar, Jeno pun kerap kali mengajari kedua sahabatnya itu, tapi tidak ada satupun materi yang masuk di kepalanya.

Lelaki itu terus berjalan dengan kepala yang menunduk, tidak memiliki keberanian untuk melihat banyaknya tatapan merendahkan yang dilayangkan padanya, hingga akhirnya ia tiba didepan pintu ganda besar; pintu perpustakaan.

Begitu ia membuka pintu, ia disambut oleh ruangan yang sangat besar dan luas. Rak buku yang menjulang tinggi berjejer rapi dengan buku-bukunya yang lengkap, membuat kutu buku sepertinya merasa betah berlama-lama didalam sana. Menghabiskan waktu luang dengan tumpukan buku tidaklah buruk.

Ia menuju barisan buku sejarah, mencari buku yang ia butuhkan untuk bahan tugasnya. Sebenarnya ia berada salam satu kelompok bersama Hyunjin, tapi ia memilih untuk mencari bahan materinya terlebih dahulu selagi sahabatnya itu mengerjakan ujian pengulangan.

Manik legam dibalik bingkai kacamata itu menilik deretan buku didepannya, berusaha mencari buku yang ia inginkan. Bibirnya sedikit terbuka; menggumamkan sesuatu tanpa suara dengan sorot mata yang masih fokus menatap kearah deretan buku didepannya.

Senyum lebar tercetak diwajahnya saat menemukan buku yang ia inginkan. Maka tanpa ingin membuang waktu lebih lama lagi, Jeno segera mengambil buku itu dan melenggang pergi, mencari tempat yang biasa ia gunakan untuk membaca.

Ia membuka buku ditangannya, melihat beberapa isinya dan tetap berjalan tanpa melihat ke depan. Namun langkah kakinya terhenti saat seseorang tiba-tiba berdiri didepannya.

Aroma ini.

Jeno mundur selangkah saat aroma lavender yang bercampur dengan pinus segar menyeruak memenuhi indra penciumannya hingga membuatnya sesak. Tanpa mendongak pun Jeno tau siapa pemilik feromon yang memabukkan ini.

"Minggirlah." Suara sosok didepannya terdengar, Jeno memberanikan diri untuk mendongak, bersitatap dengan manik karamel milik Omega manis yang selama ini ia hindari.

Na Jaemin menatapnya tak bersahabat, lalu mengisyaratkan dirinya untuk minggir dengan dagunya karena telah menghalangi jalannya. "Kau tuli? Menyingkir dari hadapanku, nerd." Jaemin mendorong tubuh besar Jeno dan menuju rak buku disisi tubuh lelaki tampan itu.

"M-maafkan aku." Cicitnya pelan, tidak ingin mencari masalah dengan Omega manis itu, Jeno memilih menahan nafasnya dan segera berlalu meninggalkan Jaemin yang menatapnya bingung, "dasar aneh." Gumamnya.

"Na, sudah menemukan bukunya?" Jaemin menoleh kearah Haechan yang membawa beberapa buku dikedua tangannya, "hm? Belum." Jaemin harus segera mencari buku yang ia butuhkan untuk menyelesaikan tugasnya bersama Haechan.

"Aku melihat Jeno barusan, apa kalian mengobrol bersama?" Jaemin hampir tersedak liurnya sendiri mendengar pertanyaan Haechan, "kau bercanda? Untuk apa aku mengobrol dengan nerd itu?"

Haechan bersandar pada rak buku sembari menunggu sahabatnya itu menemukan buku yang mereka cari, "yah, siapa tau kau tertarik padanya."

Jaemin mengambil sebuah buku, "dalam mimpimu, aku tidak mungkin tertarik pada Alpha culun sepertinya." Jawabnya lalu mengembalikan buku ditangannya ke dalam rak karena bukan buku itu yang dia cari. Lagipula banyak Alpha tampan diluar sana yang menginginkan Jaemin menjadi Omega nya, jadi untuk apa Jaemin tertarik pada Alpha culun dan lemah seperti Lee Jeno?

Nerd Alpha | NOMIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang