12 -D O C E

39.1K 5K 1.5K
                                    

Derap langkah Jaehyun yang terburu-buru terdengar begitu nyaring mengisi lorong rumah sakit yang sepi itu. Ia mendengar dari resepsionis yang bertugas, katanya, setelah sempat dilarikan ke ugd beberapa saat lalu, suaminya itu sudah dipindahkan ke kamar rawat biasa.

Wajahnya terlihat panik, perasaannya diliputi oleh kekhawatiran yang begitu menyiksa. Dengan kasar Jaehyun membuka daun pintu didepannya dan disambut oleh pemandangan Jeno yang menyuapi bubur pada Taeyong yang bersandar pada punggung brankar.

"Taeyong, kau baik-baik saja? Apa hal buruk terjadi padamu?" Tanyanya cepat dalam satu kali tarikan nafas. Ia berdiri tepat disebelah ranjang suami cantiknya itu, sedangkan Jeno hanya tersenyum kecil melihat betapa paniknya kakak sepupunya itu.

"Aku baik baik saja, Jae. Duduklah dulu." Taeyong menarik lengan Jaehyun dan menyuruh pria Jung itu untuk duduk di sisi ranjang rumah sakit. "Maaf sudah membuatmu khawatir." Ucapnya pelan, terdapat setitik rasa bersalah dihatinya karna telah membuat suami tampannya itu khawatir.

Jaehyun menggeleng, "tidak usah meminta maaf." Jaehyun beralih menggenggam tangan Taeyong erat, "sekarang katakan. Apa yang terjadi padamu? Apa kau sakit parah? Sejak kapan?"

Taeyong tersenyum lembut lantas membawa telapak tangan besar Jaehyun diatas perut ratanya yang menimbulkan guratan tidak mengerti diwajah tampan itu, "apa perutmu sakit? Maag? Asam lambung? Atau apa? Aku tidak mengerti, Jung Taeyong."

Jeno yang menyaksikan itu hampir terbahak, kenapa kakak sepupunya itu polos sekali?

"Apa kau merasakannya?"

"Merasakan apa? Getaran diperutmu karena kau sedang lapar?" Ekspresi lembut Taeyong luntur seketika tergantikan oleh ekspresi kesal, bersamaan dengan gelak tawa Jeno yang menggema disepenjuru ruang rawat Taeyong.

Melihat Jeno yang terbahak semakin menambah kerutan di dahi Jaehyun, "apa aku salah?"

"Sudahlah, aku malas denganmu." Dengan kesal Taeyong menjauhkan tangan suaminya itu dari perutnya dan membuang muka ke sembarang arah; enggan bertatap muka dengan suami menyebalkannya itu.

"Hah? Ada apa denganmu?"

"Astaga, kak. Apa kau benar-benar tidak mengerti?" Sahut Jeno yang masih berusaha menghentikan tawanya.

"Apa?" Butuh beberapa waktu untuk otak Jaehyun mencerna situasi sampai kabel-kabel otaknya mulai tersambung dan akhirnya ia menyadari satu hal. Matanya membelalak, menatap kearah sang Omega yang masih menatapnya sinis, "a-apakah kau-"

"Lapar?" Potong Taeyong cepat.

Jeno kembali menyemburkan tawa. Sungguh, pertunjukkan dihadapannya ini sangatlah menghibur dirinya.

"Bukan, astaga." Jaehyun tergagap, "kau.. hamil?"

"Kau pikir saja sendiri." Ketus Taeyong.

"Sayang, serius. Apa benar kau hamil?"

"Iya kak, kak Taeyong hamil. Usia kandungannya sudah berjalan selama 2 minggu." Jelas Jeno akhirnya saat ia rasa Taeyong masih enggan menjawab pertanyaan Jaehyun.

Jaehyun merasa perutnya tergelitik ketika luapan kebahagian itu mulai meliputi hatinya. Pantas saja mate nya itu sering mengalami mual dan mudah kelelahan. Belum lagi moodnya yang sering berubah-ubah dan permintaannya yang kadang diluar nalar.

Maka dalam sekali tarikan, Jaehyun merengkuh suami cantiknya itu dalam dekapan hangatnya. Menyandarkan kepala Taeyong pada dada bidangnya dan mengecup puncak kepalanya berkali-kali, "terimakasih sayang, terimakasih. Aku sangat menyayangimu dan calon bayi kita. Aku berjanji akan melindungi kalian berdua dengan seluruh hidupku." Gumam Jaehyun tulus.

Nerd Alpha | NOMIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang