4 -C U A T R O

47.7K 6.5K 1.4K
                                    

Di hari minggu yang cerah itu, Na Jaemin melesat menuju rumah sahabatnya; Haechan. Menginjak pedal gas semakin dalam dan mempercepat laju mobilnya agar cepat sampai karena ada hal penting yang harus ia bicarakan pada sahabatnya itu. Dan pada akhirnya ia tiba disebuah rumah mewah kediaman keluarga Lee.

Setelah memarkirkan mobilnya, Jaemin segera berlari masuk ke dalam setelah pelayan yang sudah sangat mengenalnya itu membukakan pintu untuknya. "Dimana Haechan?"

"Tuan muda ada dikamarnya, t-tapi-"

"Baiklah, terimakasih." Tanpa menunggu kelanjutan perkataan pelayan tersebut, dengan langkah lebar Jaemin segera menuju kamar Haechan dilantai dua. Pintu kayu berplitur coklat dengan papan nama kecil bertuliskan 'haechan's room' sudah berada didepannya, tangannya terulur menyentuh knop pintu dan membuka pintu kayu itu dengan cepat.

"Haechan! Kau harus tau! Kemarin aku-" ucapannya terhenti, bersamaan dengan dirinya yang mematung diambang pintu. Raut wajahnya berubah datar, begitu ia membuka pintu, dirinya disambut oleh pemandangan tidak senonoh; Haechan yang berada dibawah kungkungan Mark dan mengangkang lebar-lebar dibawah lelaki itu.

Haechan dan Mark membelalak melihat keberadaan Jaemin yang muncul tiba-tiba.

Jaemin menunduk, tanpa mengucap sepatah katapun ia segera menutup pintu kamar itu perlahan lalu melengos pergi menuju dapur. Saat ia menuruni tangga, dirinya diaambut oleh pelayan yang meringis kearahnya saat melihat ekspresinya yang terlihat datar.

"Kenapa kau tidak bilang jika Mark juga ada disini?"

"S-saya mau memperingatkan anda tapi anda lebih dulu naik menuju kamar tuan muda." Jaemin mengusap kasar wajahnya, sedikit memukul kepalanya pelan beberapa kali untuk menyingkirkan bayangan kegiatan menjijikan Mark dan Haechan barusan.

"Astaga, bahkan ini masih pagi dan mereka sudah melakukan hal tidak senonoh?" Gerutunya lalu menuju kulkas didapur kediaman Lee dan mengambil sebotol jus jeruk lalu menuangkannya didalam gelas.

"Anda sudah sarapan, tuan? Saya akan menyiapkan sarapan untuk tuan muda. Jika belum, saya akan menyiapkan untuk tuan juga." Tanya kepala pelayan keluarga Lee yang menghampirinya, "boleh." Jawab Jaemin singkat lalu melangkah menuju meja makan dan duduk dikursi.

Punggungnya menyandar pada sandaran kursi. Jemarinya bergerak mengetuk permukaan meja dengan pikiran yang melalang buana sembari menunggu sahabatnya itu turun dari kamarnya.

Beberapa saat kemudian Haechan dan Mark turun dari lantai dua dan menghampiri Jaemin yang sudah menunggu dimeja makan sedari tadi. "Menunggu lama?"

"Menurutmu?" Jawab Jaemin ketus.

Haechan menarik kursi dihadapan Jaemin lalu mendudukan dirinya dengan santai diikiti Mark disebelahnya, "haha, aku harus menyelesaikan hal yang sempat tertunda."

"Dasar pasangan mesum." Haechan terbahak mendengar gerutuan Jaemin barusan, "ada apa? Tidak biasanya kau kemari diminggu pagi."

Oh iya, ia hampir lupa tujuannya kemari karena merasa kesal setelah melihat pemandangan yang mengotori otaknya. "Semalam aku bertemu dengan Lee Jeno, dia menghampiriku untuk mengembalikan ponselku yang tertinggal di supermarket-" ucapannya berhenti saat beberapa pelayan meletakan beberapa menu sarapan diatas meja.

"Lalu?" Tanya Haechan seusai mengucapkan terimakasih kepada para pelayannya yang sudah menyiapkan sarapan untuk mereka.

"Tiba-tiba aku mencium feromon milik seseorang, aromanya begitu pekat dan mendominasi. Aku merasa tidak berdaya saat itu, aroma itu membuatku sesak dan membuat sekujur tubuhku memanas."

Haechan dan Mark terdiam mendengar penuturan Jaemin barusan. "Kau tau milik siapa feromon itu?" Tanya Mark pada akhirnya.

Jaemin menggeleng ragu, "a-aku tidak tau. Tapi, feromon itu tercium saat Jeno berada didekatku."

Nerd Alpha | NOMIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang