17 -D E D I E C I S I E T E

26.4K 3.5K 709
                                    

Di sore hari yang tenang ini, seorang lelaki muda yang memiliki paras tampan itu duduk di sebuah gazebo yang berada di kebun bunga yang terletak dibelakang mansion mewah kediaman keluarga Lee. Angin sore hari terasa senjuk menyapu wajah tampannya. Ia menyesap tehnya perlahan, mengecap rasa manis yang menyapu lidahnya.

Cukup lama ia duduk seorang diri disana hingga tak lama seorang pria tua datang menghampirinya dengan senyuman lebar yang menghiasi wajah beumurnya. "Sudah menunggu lama, cucuku? Maaf, kakek ada urusan sebentar tadi."

Lelaki tampan itu tersenyum membalas senyuman pria tua yang dilayangkan padanya itu, lalu meletakkan cangkirnya diatas meja perlahan, "tidak apa, kakek. Lagipula, aku tidak memiliki janji apapun hari ini."

Pria tua yang dipanggilnya kakek itu terkekeh pelan, "syukurlah, sudah lama kita tidak menghabiskan waktu bersama seperti ini, bukan?" Ujarnya lalu meraih cangkir lain dan mengisinya dengan teh. "Bagaimana soal, Jeno? Apa dia.. benar seorang Elder?"

Lelaki itu terdiam sejenak, ia memutar cangkirnya perlahan, "dia masih belum menerima dan mengakui jika ia adalah seorang Elder. Tapi, aku merasakannya. Auranya, dan bahkan Alpha Tone nya. Sangat mendominasi, berbeda dari Alpha Tone milik Alpha pada umumnya. Itu lebih kuat." Jelas lelaki tampan itu.

Sang Kakek hanya mengangguk paham lalu menyesap tehnya perlahan dan meletakkan cangkirnya diatas meja, "jadi, kesimpulanmu?"

"Lee Jeno adalah Elder."

Dan satu jawaban yang meluncur sempurna dari bibir cucunya itu mampu mencetak seulas senyuman yang memiliki jutaan makna tersembunyi dibaliknya.

"Kakek?"

"Iya, cucuku?"

"Jika Jeno benar adalah seorang Elder dan dia akan berada dipihak kita, apakah aku bisa membalaskan dendam kedua orang tuaku?" Pertanyaan tiba-tiba dari seorang lelaki yang jauh lebih muda darinya itu membuat sang Kakek tertegun sejenak. Namun sedetik kemudian, senyuman hangat ia layangkan pada sang cucu kesayangan, "tentu saja. Dendam kedua orang tuamu akan terbalaskan."

Lelaki itu tersenyum lega mendengarnya, tapi tak lama sorot matanya terlihat gusar. Ingin mengatakan sesuatu tapi tertahan didalam kerongkongannya. Dengan segenap keberanian yang ia miliki, obsidiannya bersitatap dengan sepasang manik kelam serupa miliknya, "bolehkah aku tau siapa yang membunuh kedua orangtuaku, kek? Jaga-jaga saja jika Jeno tidak berada dipihak kita, aku bisa membalas dendamku seorang diri, kek."

Tuan Lee terdiam beberapa saat. Ada jeda cukup lama sebelum ia menjawab pertanyaan lelaki itu,
"kau tidak perlu tau, cucuku. Cukup lakukan apa yang harus kau lakukan. Dengan kau yang menyebarkan informasi bahwa Jeno dan Jaemin telah melakukan mating dan memancing sisi Elder Jeno ke permukaan sudah merupakan tindakan yang tepat. Aku tidak ingin kau mengacaukan rencana yang sudah aku buat selama ini hanya karenamu. Jadi, bersabarlah sebentar. Aku akan menjanjikanmu pembalasan yang berkali-kali lipat lebih menyakitkan dari kematian kedua orang tuamu."

Selalu seperti itu ketika ia menanyakan siapa pembunuh orang tuanya. Tapi lelaki itu sudah menaruh kepercayaan penuh kepada kakeknya. Karena hanya kakeknya yang ia miliki sekarang. Jadi tidak ada pilihan lain selain mempercayakan semua pada kakeknya.

"Tapi, kek. Jeno dan Jaemin.. mereka akan terus bersama, kan? Kau tidak akan memisahkannya ataupun menyakiti mereka, kan?"

Tuan Lee lagi-lagi tersenyum mendengar rentetan pertanyaan dari sang cucu, seolah meyakinkan agar cucunya itu tidak perlu khawatir, "kau tenang saja, mereka adalah mate. Tidak mungkin aku memisahkan mereka atau menyakiti mereka. Kita butuh Jeno untuk berada disisi kita."

"Tapi.. Queen Omega muncul ditengah-tengah mereka sekarang."

Kakeknya tergelak, "Queen Omega? Maksudmu dia?" Tunjuknya pada sosok Renjun yang berjalan kearah mereka dengan ekspresi yang tidak bersahabat bersama 2 pengawal yang mengikutinya dari belakang.

Nerd Alpha | NOMIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang