Halo readers, kenalin aku Xal^^
Makasiii ya udaa mampir ke cerita ku. Walaupun nih cerita udaa aku unpublish ga tau untuk keberapa kalinya, tapi tetap aja mau aku lanjutin. Tapi, kali ini semoga ga aku unpublish lagi.
HAPPY READING!
🍑🍑🍑
Pip...Pip...
Seorang laki-laki membunyikan klakson motornya saat melihat seorang gadis kini
menghalangi motornya masuk ke dalam gerbang sekolah. Laki-laki dengan tampilan seragam berantakan itu tampak kesal melihat gadis itu hanya diam di tempatnya tidak berniat menyingkir.Sial, masih pagi pertama masuk sekolah gue udah dibuat emosi sama betina, gerutu Nadav dalam hati.
“WOI, MINGGIR! MAU GUE TABRAK LO!” Teriak Nadav kesal membuat beberapa orang menatap ke arahnya.
Gadis dengan seragam yang dilapisi kardigan rajut berwarna pink pastel dengan ransel putih di punggungnya masih bergeming di tempatnya. Hanya saja tubuhnya yang terlihat gemetar dengan kepala yang tertunduk takut.
Sial.
Nadav melepas helm-nya kesal lalu menyugar rambutnya ke belakang membuat beberapa perempuan di sana memekik histeris melihat ketampanan seorang Nadav. Nadav turun dari motornya melangkah lebar ke gadis itu.
“Lo budek, ya?! Lo gak denger gue ngomong apa, ha?!” sentak Nadav tepat
dihadapan gadis itu yang terlihat semakin takut.“Ma-maaf, a-aku-”
“Lo kalau ngomong tatap orangnya!”
“A-aku mi-minta maaf,” ucap gadis itu terbata-bata dengan tetap menunduk.
Nadav berdecak melihat itu, tangannya bergerak mengangkat dagu gadis tersebut
hingga keduanya saling menatap. Nadav tertegun melihat mata bulat yang teduh itu berkaca-kaca. Beberapa detik tatapannya teralih pada lebam merah kebiruan di sudut bibir gadis di depannya. Nadav kembali beralih menatap mata itu, mata yang sangat cantik. Mata yang paling indah yang pertama kali Nadav lihat.Pippp
Nadav tersadar dan segera mengalihkan padangannya pada orang yang baru saja
membunyikan klakson kendaraannya.“Ini motor lo? Pindahin dulu napa, mobil gue mau lewat. Pacarannya diskip dulu lah, anjeng!” ujar si pengendara terlihat kesal.
“Bacot lo!” balas Nadav ikut kesal.
“Dan, lo.” Tunjuk Nadav pada gadis berambut kuncir kuda itu. “Jangan berdiri di tengah jalan atau lo gue tabrak!”
Gadis dengan name tag Vanadya Lacerta itupun segera menyingkir mempersilahkan motor besar dengan sang pengendaranya yang masih terlihat kesal melewatinya begitu saja. Bukan tanpa alasan Nadya berdiri di tengah gerbang sekolahnya gadis itu sedang menunggu sahabatnya datang dan baru menyadari kalau dirinya berdiri di tengah-tengah jalan ia berniat menyingkir, namun sebelum itu seseorang lebih dulu meneriakinya dan membuatnya kaget
serta takut.🍑🍑
Setibanya pulang sekolah, cuaca yang tadinya terang kini tampak mendung dengan tetesan air yang perlahan-lahan turun dari langit. Namun, itu tak membuat gadis berkuncir kuda yang tengah meminum es boba mencari tempat teduh untuk berlindung dari tetesan air hujan.Seraya meminum es bobanya Nadya menatap ke depan jalan yang dilalui banyak kendaraan. Dia sedang menunggu sopir priadinya itu untuk menjemputnya, namun hampir 15 menit ia berdiri tak ada tanda-tanda sopirnya itu akan menjemputnya, sedangkan tetesan air
hujan itu semakin lama semakin membasahi tubuhnya yang dilapisi kardigan tipis.Suara deru motor dari arah belakang Nadya semakin terdengar hingga kuda besi itu berhenti tepat di depannya. Nadya mengerjapkan matanya beberapa kali sambil menghisap minumannya melalui sedotan. Mata bulatnya menatap laki-laki di depannya.
“Lo hobi banget berdiri di jalan ya?” tanya laki-laki itu heran.
“Nggak kok, cuman kebetulan aja kamu ketemu aku nya lagi berdiri di jalan. Lagi
pula aku nggak halangin jalan juga kok,” jawab nya dengan bibirnya yang memberengut lucu.“Lo bodoh atau gimana?”
“Nadya pintar kok,” ujar Nadya dengan pedenya.
“Terus kenapa lo berdiri di sini hujan-hujanan bukannya neduh, mana minum es lagi, lo mau nyari penyakit di hari pertama lo sekolah!” Nadav marah-marah di atas motornya seraya tangannya bergerak membuka jaket jeans yang dipakainya lalu menyampirkannya di atas kepala gadis itu agar terlindungi dari tetesan air hujan selepas itu ia berkacak pinggang menatap tajam gadis yang tak lain teman sekelasnya.
“Kamu kenapa sih marah-marah terus sama aku. Tadi pagi, waktu di kelas juga dan sekarang marahin aku lagi. Kamu ada masalah apa sih, sini cerita sama aku, aku dengerin tapi jangan marahin aku lagi.” Gadis itu merengut kesal menatap Nadav seraya kembali menghisap rakus minuman bobanya.
Nadav mengalihkan tatapannya ke sembarang arah. Cowok itu menggigit pipi bagian dalamnya berusaha untuk tidak tersenyum dan mengunyel-unyel pipi chubby di depannya. Nadav menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan perlahan. Ia kembali menatap mata bulat itu, mata yang bisa membuatnya jatuh terlalu dalam pada gadis itu.
“Oke, gue minta maaf, gue gak bermaksud marahin lo. Oke?” Nadav menatap Nadya
menunggu respon.Nadya masih terlihat mengernyitkan dahinya kesal, tak merespon permintaan maaf cowok di depannya yang sialnya sangat tampan itu.
Tidak mendapat respon, Nadav mengulurkan tangannya menggenggam tangan mungil Nadya yang terasa sangat dingin di telapak tangannya. Nadya berjingkat kaget dengan jantungnya yang berdegup kencang mendapat perlakuan Nadav yang tiba-tiba.
“Maafin gue ya, hm?” Nadav mengulang kembali permintaan maafnya dengan
suaranya yang terdengar sangat lembut menyapa gendang telinga Nadya. Tidak seperti saat cowok itu marah-marah tadinya. Mana ibu jari Nadav mulai mengusap lembut punggung tangannya. Makin tidak normal jantung Nadya.“I-iya a-aku ma-maafin,” ucap Nadya gugup.
Dengan cepat Nadya menarik tangannya dari genggaman Nadav saat melihat mobil sopir pribadinya itu sudah datang. Nadya segera masuk ke dalam mobilnya dan
meninggalkan Nadav sendiri yang masih bergeming di atas motornya. Laki-laki itu tengah merasakan degup jantung nya yang berdetak dua kali lipat dari biasanya.🍑🍑🍑
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadav & Nadya [On Going]
Teen FictionVanadya Lacerta, hidup di keluarga yang harus dituntut menjadi sempurna. Terdapat kekurangan sedikit pun itu akan berimbas pada gadis itu, bukan hanya Nadya tapi juga sang kakak. Nadya bukanlah orang yang dikaruniai otak yang pintar seperti kakaknya...