PART 01

92 56 10
                                    

HAPPY READING!

Rambut sepunggungnya yang terurai terlihat acak-acakan. Mata yang sembab dengan hidung yang memerah gadis itu terisak di kamarnya seraya memeluk tubuh ringkihnya.

"Kapan kalian semua akan mengerti Nadya hiks..." gumamnya lirih.

Vanadya Lacerta, gadis lugu dengan sikapnya yang lembut dan murah senyum seperti yang teman-temannya tahu sekarang berubah menjadi gadis yang sangat menyedihkan dan hidupnya yang selalu penuh tekanan jika ia berada dalam rumahnya.

Tidak ada lagi senyum ceria yang akan nampak jika Nadya menginjakkan kakinya di dalam rumahnya. Ayahnya yang selalu menuntut, ibunya yang tidak peduli dan sang kakak yang terus menerus menyalahkan dirinya membuat Nadya tertekan. Nadya terkadang ingin memberontak, tapi gadis kecil itu tak punya cukup nyali untuk melawan.

"Aku juga ingin melakukan sesuai kehendakku tanpa ada aturan dari papa. Aku juga ingin dibela, tapi mama gak pernah peduli. Dan, aku ingin sekali saja terlihat benar tetapi akan tetap salah di mata abang."

Tok...Tok...

"Non Nadya, dipanggil ibu ke bawah untuk makan malam," ucap bi Hanum-asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Nadya.

Nadya menghapus sisa air matanya, kakinya bergerak untuk membuka pintu menampakkan wajah bi Hanum yang tersenyum padanya.

"Duluan aja Bi, nanti Nadya nyusul." Bi Hanum segera pergi dari hadapan Nadya.

Dengan segera Nadya memasuki kamar mandi yang berada di kamarnya lalu membasuh wajahnya menghilangkan jejak tangisnya. Setelah itu Nadya segera menemui keluarganya yang berada di meja makan.

"Haruskah bi Hanum terus memanggilmu turun untuk makan, apa kamu tidak bisa turun tanpa dipanggil lebih dulu?" tanya Septian-ayah Nadya dengan nada tak bersahabat.

"Maaf Pa, aku tidak tahu kalau makan malamnya sudah siap," jawabnya menunduk.

"Alasan," gumam Athar-kakak Nadya tapi masih terdengar oleh Nadya yang duduk persis di sampingnya.

Nadya semakin menunduk seraya meremas tangannya. "Maafin Nadya."

"Sudah jangan ribut di depan makanan," tegur Helena-ibu Nadya.

"Habiskan makanmu Athar lalu kembali ke kamarmu istirahat," lanjutnya pada anak sulungnya.

"Iya Ma," sahutnya seraya melirik sinis Nadya.

Selang beberapa menit Nadya sudah menyelesaikan makannya sedangkan sang kakak sudah lebih dulu kembali ke kamarnya.

"Aku ke kamar duluan Pa, Ma," pamitnya sambil bangkit dari kursinya.

"Jangan langsung tidur, Papa tahu besok kamu ada ujian Kimia dan kamu harus mendapat nilai tertinggi di kelasmu kalau bisa dapatkan nilai sempurna!" tekan Septian membuat Nadya mau tak mau mengiyakan saja jika tak ingin mendapatkan sebuah tamparan kembali.

🍑🍑🍑

Paginya Nadya sudah tiba di sekolah dan langsung membuka catatan Kimianya. Semalam Nadya hanya tidur tiga jam ia baru tidur pukul dua pagi dikarenakan ia sangat sulit memahami pelajaran Kimia semalam.

Nadav & Nadya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang