HAPPY READING!
Hari libur tidak membuat Nadya bermalas-malasan, selepas shalat subuh ia langsung membereskan kamarnya. Dan, sekarang Nadya sedang mengerjakan beberapa soal Fisika untuk menguji kemampuannya karena ia sangat lemah dipelajaran itu. Walau hari minggu Septian tetap mengawasinya untuk terus belajar.
Setelah tiga jam berkutat dengan rumus dan angka-angka yang rumit Nadya membereskan kembali meja belajarnya.
Derrtt derrtt
Nadya bergegas menghampiri ponselnya yang berdering yang ia taruh di atas tempat tidur. Nama Ocha terpampang di layar ponselnya.
"Halo, Cha kenapa?" tanyanya setelah sambungannya terhubung.
"Lo sibuk gak? Yang lain ngajakin ke mall nih lagi nolep semua katanya," balas Ocha.
Nadya terdiam memikirkan sesuatu, apa ia akan diizinkan keluar rumah, apalagi untuk ke mall yang hanya akan membuang waktunya untuk belajar.
"Nadya, lo masih di sana kan?"
"Iya, aku ikut aja." Terdengar sorakan Ocha di seberang sana membuat Nadya tersenyum tipis.
"Nanti Kintan yang jemput dari rumah gue, terus ke rumah lo habis itu ke rumahnya Ginny. Gue matiin ya Nad, see you," jelas Ocha dan tak lama panggilan pun terputus.
"Nanti kalau orang rumah liat aku pergi, alasannya apa ya?" monolognya.
Tak mau berpikir panjang Nadya segera bersiap-siap takut Kintan dan Ocha akan menunggu nantinya. Setelahnya Nadya mengambil nafas dalam-dalam lalu ia hembuskan membuang rasa gugupnya.
Dengan pelan Nadya membuka pintu kamarnya dan menengok ke sebelah kanan dimana letak kamar Athar. Nadya bernafas lega tidak ada siapa-siapa, ia langsung keluar tak lupa menutup pintu kamarnya. Dengan cepat Nadya menuruni anak tangga, tak ada tanda-tanda adanya orang tuanya.
"Non Nadya mau kemana?"
Nadya terperanjat lalu menoleh ke bi Hanum dengan lega ia kira tadi mamanya.
"Aku mau ke tempat les Bi," bohongya.
"Emangnya tidak libur non?" Nadya menggeleng.
"Kalau orang rumah nyariin bilangnya ke tempat les ya, Bi."
"Siap non!"
Nadya sudah bisa bernafas lega. Kakinya melangkah keluar rumah, namun seketika berhenti kala ia melihat mobil Septian yang baru saja memasuki pekarangan rumah. Septian turun dari mobilnya dan langsung menatap Nadya.
"Mau kemana kamu?" tanya Septian mengernyitkan dahinya kala melihat Nadya memakai pakaian rapi.
"Na-Nadya mau ke tempat les, Pa." Septian menaikkan alisnya kurang percaya dengan ucapan anaknya itu.
"Hari minggu? Papa tidak pernah mendaftarkan mu les di hari minggu," ucap Septian. Ia menatap curiga Nadya membuat Nadya semakin gugup.
"Ke-kemarin Na-nadya..."
"Bicara yang jelas Nadya!" tegasnya.
"Maaf Pa, lusa kemarin Nadya gak pergi les, jadi gurunya bilang aku bisa ganti di hari minggu." Ya Allah, maafin Nadya karena udah bohong hari ini, lanjutnya membatin.
Septian menghelah nafas pelan, untuk hari ini ia tidak ada waktu untuk memarahi anak perempuannya itu.
"Pakai supir untuk mengantarmu." Nadya tertegun apa papanya itu mengizinkannya untuk keluar, apa papanya tak curiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadav & Nadya [On Going]
Teen FictionVanadya Lacerta, hidup di keluarga yang harus dituntut menjadi sempurna. Terdapat kekurangan sedikit pun itu akan berimbas pada gadis itu, bukan hanya Nadya tapi juga sang kakak. Nadya bukanlah orang yang dikaruniai otak yang pintar seperti kakaknya...