Haii...
Happy reading~
Park Boseog Corp. Siapa yang tidak mengenal perusahaan raksasa itu. Perusahaan yang bergerak hampir segala lini perdagangan dengan fokus utama tambang emas, membuat semua orang berlomba-lomba untuk masuk ke dalam perusahaan ini.
Suara ketukan dari hak sepatu terdengar menuju ruang direktur muda perusahaan. Rok span pendek di atas lutut menampilkan kaki jenjang mulus sang gadis. Belum lagi blazer warna lilac yang membalut tubuh langsingnya, membuat gadis itu kian menjadi pusat perhatian di lantai ini.
"Sajang-nim ada?" tanya Kang min sul pada sekretaris chanyeol.
"Ada, Min sul-ah."
"Tidak ada tamukan? Aku mau mengantarkan laporan bulanan."
"Tidak ada."
Kang min sul tersenyum melangkah menuju ruang chanyeol. Sebelum kakinya mencapai pintu, min sul menyemprotkan farfum pada lehernya. Aroma farfum terasa sensual, sedikit mampu membangkitkan gairah jika seseorang berdekatan dengan min sul. Dua kancing kemeja teratas sengaja ia buka untuk memperlihatkan belahan dada yang putih menggoda. Semoga saja kali ini chanyeol akan meliriknya dan jika sampai hal itu terjadi, min sul tidak akan melepaskan chanyeol kendati pemuda itu telah memiliki istri sekalipun.
Pintu terketuk pelan, menunggu sahutan dari dalam. Min sul menyalipkan sejumput rambut di belakang telinga, untuk memperlihatkan rahang kecil serta leher gadis itu.
"Masuk," ujar Chanyeol dari dalam.
Kang min sul mendorong pintu, tersenyum saat chanyeol meliriknya sebentar sebelum fokus pemuda itu kembali pada lembaran kontrak kerja yang berada di mejanya.
"Ada apa Min sul-ya?"
"Aku ingin melaporkan pengeluaran bulanan untuk bulan ini sajang-min," ucap Kang min sul menyerahkan laporan. Min sul dengan segaja merendahkan bungkukkan tubuhnya, memperlihatkan ceruk dalam belahan dada gadis itu.
Chanyeol yang sempat melihat belahan dadanya segera memalingkan wajah pada laporan yang min sul bawa. Pemuda itu diam dan fokus membaca laporan pengeluaran bulan ini, meski min sul berkali-kali mengibaskan tangan pada wajah. Seperti seseorang yang tengah menarik perhatian lawan bicaranya agar melihatnya.
"Aku merasa, ruangan ini sangat panas sajang-nim," ucap min sul tiba-tiba.
"Benarkah?" Chanyeol menatap wajah min sul yang memerah. Seingat chanyeol, dia sudah mengatur suhu ac dengan ukuran suhu yang ideal.
"Nde, bolehkah aku menurun suhu ac-nya sajang-nim?"
"Silahkan," sahut pemuda itu datar.
Min sul melirik remot ac yang berada di samping tangan chanyeol yang sedang membaca laporan yang min sul bawa. Pelan-pelan min sul meraih remot ac, menurunkan suhu dan kembali menempatkan posisi remot seperti sedia kala. Melihat chanyeol yang juga tidak tertarik untuk meliriknya, gadis itu memberanikan diri menyentuh tangan chanyeol lalu perlahan mengenggamnya.
Manik chanyeol yang sedari tadi tertuju pada laporan perlahan naik menatap min sul. Gadis itu tersenyum mengoda dengan lirikan mata yang tampak mengundang. Dengan dingin, chanyeol menghentakkan tangan min sul dan membuka lembar selanjutnya.
"Oppa ...," balas min sul dengan tatapan terluka.
"Sebaiknya kau mencari suami Min sul-ya. Jika kau terus-terusan menggodaku, aku mungkin akan menilaimu dengan buruk."
"Wae? Bukankah seharusnya kau yang menjadi suamiku. Kau yang menolak perjodohan ini dari sejak dulu oppa."
"Sejak mengenalmu, aku sudah menganggap jika kau adalah adikku. Kendati kau juga sahabat Lee hye ri, aku telah menganggapmu sebagai sahabatku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Tied love
Fanfiction{ WARNING! HARAP BACA DESKRIPSI TERLEBIH DAHULU} Cerita ini mengandung mature dan kata-kata kasar untuk pembaca di bawah umur. Harap bijak dalam memilih bacaan. Dan bagi pembaca di bawah umur yang tetap nekat membaca cerita ini, harap untuk memilah...