Haii...
Aku kembali hihi.
Jangan lupa vote dan komen cerita ini ya. Thankyu buat yang sudah vote dan komen 🥰😘Happy reading....
Sesak mengisi relung hati lee ji eun. Untuk pertama kalinya, ia sekecewa ini pada lee joon gi. Mata gadis itu semakin memanas tatkala ia memutar stir ke arah pinggiran sungai Han. Ji eun menelungkupkan wajah pada lipatan tangan di atas stir, dengan tangan kiri berulang kali memukuli dada.
Lima tahun sudah ia menemani perjalanan joon gi. Lima tahun Ji eun setia sebagai kekasih tanpa adanya publikasi dan malam ini joon gi memutuskan secara sepihak hubungan mereka.
Lalu, apa maksud rayuan kata rindu yang ia ucapkan tadi? Semudah itukah ia memutuskan dan melangkah pergi? Gaejasig! (Bajingan!)
Ji eun berteriak perih, bahkan pukulan di dada kian keras seiring jeritannya. Bisa tidak, jangan menangisi orang yang menyianyiakanmu ji eun? Ucapnya lirih.
Tadinya, Ji eun ingin berbuat licik dengan menipu Chanyeol, namun justru karma berbalik cepat sebelum ia benar-benar berhasil menipu lelaki itu. Sakit sekali.
Ji eun membuka kaca mobil, membiarkan angin malam menerpa rambutnya. Helahan napas terdengar lirih saat ji eun mencoba memasrahkan hubungan mereka pada kata perpisahan.
"Mianhae, ji eun-ah, tapi kita harus berakhir di sini."
"Wae? Waeyo, Oppa?" tanya Ji eun dengan linangan air mata. "Adakah yang salah denganku? Jebal, Oppa. Jangan seperti ini." mohonnya. (Jebal : kumohon)
"Aniya. Hanya ... kita tidak bisa untuk melangkah bersama kedepannya." (Aniya : Tidak)
"Wae?" teriak Ji eun memukuli dada Joon gi.
"Karna aku tidak bisa memberikan kepastian untukmu. Aku mencintai karirku dan memutuskan untuk tidak menikah dalam waktu dekat ini."
Lee ji eun tercekat mendengar jawaban joon gi.
"Gwenchana, asal jangan berpisah seperti ini, Oppa," ucap Lee ji eun memeluk Joon gi. (Tidak masalah/Tidak apa-apa)
"Mian, tapi ini tetap keputusanku. Kau berharga dan masih punya pilihan untuk kedepannya. Carilah laki-laki yang bisa memberikan kepastian untukmu, hm ...." Joon gi mengusap pelan kepala Ji eun dan mengecupnya sebelum melangkah pergi meninggalkan wanita yang tulus menemaninya selama lima tahun ini.
***
Lee ji eun membasuh muka dan melihat pantulan dirinya pada cermin. Ia sangat berantakan. Matanya sudah seperti mata panda dengan hidung memerah. Rambut berantakan dengan baju kemarin malam yang tampak lusuh.
Semiris inikah hidupnya? Ji eun tertawa sedih.
Tok, tok, tok, tok. Suara ketukan terdengar dari luar kamar. Siapa lagi yang menganggunya pagi-pagi seperti ini? Bibi Jung kah? Bukankah ia sudah mengatakan tidak ingin diganggu oleh siapapun. Tidak tahan dengan suara gedoran yang kian membising. Lee ji eun membuka pintu dengan bantingan kasar.
"Wae!" bentaknya di hadapan Park seo joon.
"Aish! Sangat tidak tahu tata krama sekali," ucap si mulut racun sebari mengusap telinganya.
"Bersiaplah, chanyeol akan menjemputmu sebentar lagi.
Tolong aktifkan ponselmu agar dia tidak menghubungiku di luar pekerjaan.""Ahh! Satu lagi, sudah baca berita dispacth? Kekasihmu itu akan menikahi salah satu keluarga konglomerat di negeri sakura," ucap Seo joon meledek dan meninggalkan Ji eun yang terpaku di depan pintu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tied love
Fanfiction{ WARNING! HARAP BACA DESKRIPSI TERLEBIH DAHULU} Cerita ini mengandung mature dan kata-kata kasar untuk pembaca di bawah umur. Harap bijak dalam memilih bacaan. Dan bagi pembaca di bawah umur yang tetap nekat membaca cerita ini, harap untuk memilah...