Tidak terasa sudah hampir satu semester berlalu di kelas 10 ini. Semenjak kejadian Kilau menolak pulang dengan Nalar, Nalar merasakan suatu keanehan di dalam hubungan mereka berdua, walaupun tampaknya Kilau biasa saja. Kilau tetap menyapa Nalar, bahkan kadang membawakan Nalar sekotak susu cokelat untuk sarapan. Nalar mencoba untuk santai, walau kadang merasa canggung.
Untuk urusan duduk sebangkupun, Nalar sudah tidak pernah memintanya lagi. Sekarang, gantian Kilau yang beberapa kali minta duduk sebangku dengan Nalar. Dan lucunya, selalu tepat di hari itu ada ulangan pelajaran-pelajaran IPA.
"Nalaaar.. Besok gue duduk sama lo ya!" teriak Kilau sambil berlari ke arah meja Nalar.
"Siap!" ucap Nalar sebelum akhirnya ia ingat sesuatu. "Eh, kayaknya lo baru ngajak duduk bareng kalo pas lagi ada ulangan aja ya?!"
"Dih, apaan! Kemarin ulangan sejarah, gue duduk sama Cindra. Ulangan sosiologi sama Btari. Wleee..," jawab Kilau seraya mengeluarkan lidahnya.
"Tapi, kemarin pas biologi sama gue. Matematika sama gue juga. Kimia sama gue lagi. Nah, besok fisika... Oh, jadi cuma pas ulangan pelajaran IPA doang nih nyari gue?" selidik Nalar. Tatapannya sok detektif.
"Huahahahaha.. Ketahuan deh!" Kilau tertawa kencang. "Ya udah nih berhubung lo udah nyadar, jadi tiap kali mau ulangan pelajaran IPA, lo harus duduk sama gue. Titik."
Nalar tersenyum. Ia jadi ingat kalau setiap ulangan pelajaran IPA dan Kilau tidak bisa beberapa nomor, pasti dia minta bantuan dari Nalar. Pastinya, Nalar membantunya dengan senang hati.
"Iyaaa deh, Sister Bawel. Tapi, gue dapet apa nih? Masa nggak dapet apa-apa?"
"Gue bawain susu cokelat aja yaaa..," kata Kilau sambil berlari ke luar kelas.
"Susu cokelat mulu! Yang lain!" teriak Nalar sambil menahan senyum.
***
Suatu hari Rabu di bulan Oktober. Jam baru saja menunjukkan pukul 09:00, saatnya pelajaran bahasa Inggris. Tiba-tiba ada kabar bahwa Miss Embun, guru bahasa Inggris mereka, cuti melahirkan hingga tiga bulan ke depan. Anak-anak di 10-C bersorak gembira mendengar kabar ini. Apalagi waktu mereka tahu belum ada guru pengganti untuk seminggu ini. Wah, makin heboh saja mereka!
"Jadi, semingguan ini kita cuma dapet tugas aja, Ka?" tanya Lara memastikan keadaan.
"Yoi, lo pada ngerjain deh. Entar gue tinggal nyalin," jawab Saka, si ketua kelas yang suka ngasal.
Sudah bisa dipastikan kalau lagi tidak ada guru begini, kelakuan anak-anak kelas suka semena-mena. Ada yang tidur, main handphone, bikin lapak gosip, main kuda tomprok... Namun, ada juga yang...
"Lar.. Lar..," bisik Kilau sambil menyikut lengan Nalar. Nalar tidak mendengar karena sibuk dengar lagu di headset-nya. "Laaar...," panggil Kilau makin kencang.
"Hah? Lo manggil gue?" jawab Nalar sambil melepas headset dari telinganya.
"He'eh. Kantin yok! Laper nih gue," ajak Kilau setengah manyun.
Nalar langsung berdiri, diikuti Kilau yang berdiri sambil tersenyum. Keduanya berjalan cepat menuju kantin, takut-takut ada guru yang melihat. Tak lupa mereka bawa buku bahasa Inggris dan alat tulis, jadi kalau sampai ada sidak di kantin, mereka bisa bilang lagi mengerjakan tugas sambil sarapan. Bisa saja idenya Kilau.
Sesampai di kantin, Kilau langsung memesan makanan favoritnya: nasi ayam keju. Nalar hanya pesan bubur kacang hijau campur ketan hitam saja, karena ia sudah sarapan di rumah tadi pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kilau di Hati Nalar
Teen FictionKilau dan Nalar bertemu lagi di SMA yang sama. Kilau yang periang namun misterius akhirnya berteman dengan Nalar yang menyenangkan dan apa adanya. Diam-diam, Nalar menaruh Kilau di hatinya. Namun ternyata, Kilau menyimpan banyak rahasia dari Nalar...