Kelas 11 / Semester 2 / Bulan Mei

464 17 0
                                    

Momen di bulan Januari kemarin patutnya memang terjadi untuk dirahasiakan. Jangankan dikatakan kepada orang lain, dibahasnya saja pun tidak pernah. Nalar dan Kilau seolah tahu sikap yang paling baik adalah pura-pura tidak terjadi apapun. Seusai menonton, mereka pulang seolah tidak terjadi apapun hari itu. Keesokannya, mereka tetap biasa saja mengobrol di sekolah. Nalar sebenarnya merasa tenang, karena berarti ia tidak perlu merasa tidak enak pada Kilau. Berarti Kilau pun tidak merasa terganggu dengan momen tersebut, buktinya mereka tetap baik-baik saja. Keadaan tetap berlangsung seperti itu, hingga bulan berganti bulan.


***


Nalar baru saja sampai di CBS dan sedang membuka tali sepatunya, ketika ia mendengar Bintang dan beberapa teman lain sedang tertawa-tawa di gazebo. Nalar mengintip sedikit, ternyata ada Panca, Galih, Terang, dan Raga juga. Saka dan beberapa anak yang memang hobinya main game, tidak ada pada saat itu, sudah pasti mereka ke warnet.

"Jadi, udah berapa cewek, Tang?" tanya salah seorang dari mereka.

Nalar naik ke atas gazebo, namun ia memilih untuk duduk di pojok seraya mengambil headset dan memakainya, kemudian memasang lagu kesukaannya di handphone. Terkadang, Nalar merasa kurang nyaman jika mendengar teman-temannya sedang ngobrol tentang cewek. Bukan apa-apa, kadang cerita mereka banyak yang dilebih-lebihkan. Bilangnya dekat dengan si A, padahal cuma pernah disapa sekali saja. Bilangnya pernah jalan sama si B, nyatanya hanya tidak sengaja bertemu di tempat yang sama.

"Banyak deh... Hahahaha," ucap Bintang sambil tertawa. "Tapi, ada tuh satu yang paling jago, hahahaha.."

"Eh siapa? Siapa?" tanya yang lain.

"Lo nggak bakal percaya deh.. Hahaha," jawab Bintang dengan gaya playboy.

"Siapa sih?" tanya Galih, kemudian terdengar suara anak-anak mulai menyebutkan nama-nama anak cewek di sekolah. Mereka mulai menebak.

Bintang menggeleng. "Kilau...," ucapnya pelan sambil tersenyum sok ganteng.

"Hah, Kilau?! Wah asli lo!"

"Jago gimana dia?"

"Eh, gue kira dia cewek baik-baik lho!"

Respon anak-anak sangat heboh, hingga Nalar pun melepas headset-nya namun ia masih belum menangkap hal yang sedang mereka bicarakan.

"Eh tapi, gue pernah sih pergi bareng dia. Baik sebenernya, tapi nggak polos-polos amat," timpal Galih.

"Hahahaha.. Gue juga. Jangan-jangan nggak cuma sama Bintang dan kita doang lagi, Lih," lanjut Raga.

"Hadeh... Susah deh nih, tadinya gue nggak mau cerita. Tapi, gue pernah juga sih jalan sama dia," ungkap Terang.

"Lah, jadi nggak cuma gue doang nih yang message-an aja sama dia?!" sahut Panca. Semuanya menoleh ke arah Panca.

"Tuh 'kan, lo semua lihat deh.. Bahkan, dia pernah pergi sama banyak anak CBS, tapi nggak pernah ketahuan 'kan? Kelakuannya memang rapi tuh cewek. Manis banget, nggak ninggalin jejak. Hahahaha," kata Bintang sok.

'Siapa sih yang lagi diomongin? Kenapa semuanya ngerasa kenal sama si cewek itu sih? Jangan-jangan...' batin Nalar mencoba menangkap pembicaraan mereka.

"Jadi, jago-nya gimana tuh, Tang? Lanjutin dong!"

"Diem-diem Kilau tuh...," Bintang menggerakkan kedua tangannya, membentuk bibir, lalu mempertemukan kedua tangannya seperti orang sedang berciuman, "...jago!"

Kilau di Hati NalarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang