Kelas 12 / Semester 1 / Bulan Agustus

393 23 0
                                    

Bagi Kilau, beberapa bulan ini terasa berat sekali. Tak terhitung sudah berapa kali ia menangis karena kejadian itu. Untung saja ada Nalar yang selalu setia menemaninya. Walaupun, beberapa kali juga Kilau berusaha untuk bertahan sendiri karena ia tidak ingin menyusahkan Nalar.

Sehari setelah kejadian di bulan Mei itu, Kilau memberanikan diri ke sekolah, seolah tidak terjadi apa-apa. Teman-teman seangkatannya memang tidak ada yang secara langsung merundung Kilau, namun ia bisa melihat perundungan tersebut hanya lewat tatapan mereka yang berubah. Lara dan Btari, dua sahabat Kilau dari kelas 10, tetap menemani Kilau walaupun Kilau tahu mereka berdua pasti membahas tentang dirinya secara diam-diam. Berbeda dengan Rindu, walaupun sudah lama tidak mengobrol, namun Rindu sempat menghampiri dan memeluknya erat. Rindu berkata bahwa Kilau adalah gadis yang baik dan tidak perlu merasa kecil hati atas masalah ini. 

Beberapa hari setelah kejadian itu, ada kejadian lain yang mengagetkan Kilau. Tiba-tiba Panca, Galih, Raga, dan Terang mendatangi Kilau di kelasnya. Kala itu, Kilau tidak menyangka mereka berempat akan datang. Kilau sempat panik karena takut mereka akan merundungnya. Ternyata, Panca, Galih, Raga, dan Terang meminta maaf atas perilaku mereka di CBS waktu itu. Mereka mengaku bahwa mereka ikut-ikutan memperkeruh keadaan dengan mengatakan kedekatan mereka dengan Kilau. Mereka tidak menyangka efek yang terjadi sekalut ini dan pada akhirnya membuat Kilau bersedih. Di antara mereka berempat, Teranglah yang paling banyak bicara. Ia bilang kalau Kilau butuh bantuan dari mereka, jangan sungkan untuk memintanya. Perlahan, Kilau merasa hubungannya dengan Panca, Galih, Raga, dan Terang berangsur membaik, walaupun untuk sekarang ini Kilau kapok berteman dengan mereka.


***


Perlahan tapi pasti, hubungan Kilau dan Sakti juga semakin goyah. Sebenarnya, hal ini terjadi sejak bulan April lalu. Mereka jadi semakin jauh satu sama lain. Bahkan, kadang tidak ada kabar hingga beberapa hari. Baik Kilau maupun Sakti terkesan tidak ada yang peduli tentang ini. Buktinya mereka bisa membuat kondisi hubungan mereka seolah-olah baik-baik saja ketika mulai berkabar lagi. Hal itulah yang membuat Kilau urung membahas soal permasalahan yang ia hadapi pada Sakti. Ia merasa tidak akan ada bedanya jika Sakti tahu ataupun tidak, toh Sakti juga sudah cuek padanya.

Jika Kilau ingin jujur sebenarnya ia sudah mendengar banyak cerita tentang Sakti dan hubungannya dengan banyak gadis di sekolahnya. Bahkan, cerita tersebut pertama kali didengarnya sejak minggu-minggu pertama menjadi anak SMA. Ia mendengar cerita tersebut dari beberapa teman SMP-nya yang meneruskan bersekolah di SMA Mandira. Namun, ia belum benar-benar menyelidikinya, jadi ia merasa ini bukan cerita yang valid.

Awal mendengar cerita-cerita itu, Kilau seperti ingin meledak. Rasanya, ia ingin mendatangi Sakti, tapi akhirnya ia simpan keinginan itu rapat-rapat. Kadang ia berpikir, untuk apa menjalani hubungan yang serba tidak jelas seperti ini? Tapi berkali-kali ia pikirkan, berkali-kali pula ia tidak menemukan jawabannya.

Dulu waktu awal-awal pacaran, hubungannya dengan Sakti sangat baik untuk ukuran anak SMP. Mereka saling mendukung satu sama lain. Kilau mendukung Sakti dengan basketnya, sama seperti Sakti mendukung Kilau di sanggar tarinya. Tidak ada curiga, larangan, cemburu, posesif, atau segala macam hal negatif lain yang bisa mematikan potensi diri seseorang. Berbeda dengan hubungan pacaran teman-teman Kilau yang lebih banyak larangan dan cemburunya dibandingkan hal-hal positifnya. Mungkin, saling percaya adalah kuncinya.

Hal itulah yang membuat Kilau bertahan bertahun-tahun dengan Sakti. Jika berpikir mengenai Sakti, memori yang muncul di benak Kilau adalah masa-masa bahagia di awal pacaran dulu. Masa-masa saling mendukung, memahami, dan mendengarkan. Agaknya, sekarang Kilau masih terjebak pada memorinya di masa-masa itu. Ia tidak sadar hubungannya dengan Sakti sudah berbeda jika dibandingkan awal pacaran dulu. Ia tidak sadar seseorang bisa berubah.

Kilau di Hati NalarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang