21

314 30 9
                                    

Pagi telah menyapa, tapi entah kenapa lelehan air mata masih berada pada pelupuk mata. Tanjirou menatap kosong matahari yang akan terbit.
"Tanjirou, kita akan bergerak sekarang." Sebelum Giyuu bergerak, Tanjirou menggapai lengannya. "Tomioka-san, bagaimana caranya kau masih bisa bergerak atas semuanya yang telah terjadi?"

Giyuu terdiam, tidak mengerti apa yang dikatakan Tanjirou dan mencoba mengolahnya di otaknya. "Apa... Maksudmu?"

Jdak!

Tanjirou mencoba meninju pipi Giyuu, tapi berterimakasihlah terhadap refleks seorang Pillar yang membuat Giyuu menahan kepalan tangan Tanjirou itu. "T-tidakkah kau mengerti? Rasa malu, sedih, takut, khawatir dan bingung yang bercampur aduk?"

Sial, Giyuu hampir lupa bahwa dirinya sudah bisa merasakan perasaan lagi. Mungkin ini lah resiko yang akan ia tanggung setelah merasakan kembali perasaannya.

Giyuu menarik tangannya, ia menatap kosong mata merah Tanjirou yang kini dipenuhi oleh keputusasaan untuk yang pertama kalinya.

Plak!

Giyuu menampar Tanjirou, Tanjirou terdiam. Memegangi pipinya yang ditampar barusan. "Yang tadi itu... Untuk apa?"

"Dimana semangatmu sebelumnya? Meskipun Zenitsu kemungkinan besar akan kehilangan nyawanya, tetaplah berdoa kalau ia akan selamat! Lalu lupakan yang tadi, kita harus membantu Kanao, Inosuke, Nezuko dan lainnya! Kau tahu? Historia dan Eren sudah diculik, jika kau tetap uring-uringan seperti ini, Eren bisa saja mati dimakan!"

Mata Tanjirou melebar. Benar, bukan sekarang waktunya untuk putus asa. Semuanya harus tetap berjalan tidak peduli sesakit apa hatinya.

"Ya, benar."

***

"Tidak disangka-sangka kira harus berlindung disini," Gumam Kanao pelan. "Disini cukup rindang." Kata Nezuko dengan senyumannya.

"Sst, hei bodoh! Bukan waktunya untuk bersenang-senang!" Kata Connie. Mendengarnya, Kanao dan Nezuko kembali terdiam. "Yah, kurasa kita akan beristirahat disini." Kata Levi. Mendengarnya, Para Squad Levi bisa menghela napas lega karena kakinya sudah mulai pegal.

"Meskipun begini, kita harus tetap berhati-hati bukan?" Tanya Armin. Levi terdiam sebentar, dan akhirnya menjawab. "Kita akan menjalankan misi yang di diskusikan tadi malam. Kanao, Nezuko, Kau tahu apa yang harus dilakukan bukan?"

Kanao dan Nezuko serentak menjawab, "Pergi ke ibukota untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai langkah mereka kedepannya." Kata mereka, seraya meletakkan kepalan tangannya diatas dada mereka sehingga membentuk pose hormat.

"Bagus. Inosuke, terus amati dan perhatikan lingkungan sekitar." Levi

"Cih, terserahlah."

Kanao dan Nezuko segera berjalan ke arah ibukota lengkap dengan peralatan Maneuver Gearnya dan jubah kecoklatan yang berguna untuk menutupi identitas mereka. Sedangkan, Levi bersama Skuadnya harus menjalankan misi yang semalam mereka diskusikan.

drap, drap, drap!

Suara langkah Nezuko dan Kanao beriringan terdengar, mereka berdua diliputi oleh suasana sunyi yang canggung. "Kanao-san, menurutmu, apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" Tanya Nezuko, mencoba menghapus suasana canggung di antara mereka berdua. "Entahlah Tapi kupikir, kita bisa melancarkan langkah kita tanpa diketahui oleh Polisi Militer maupun raja. Semenjak komunikasi kita terputus-dan hanya menggunakan seekor burung gagak untuk berkomunikasi. Dengan putusnya komunikasi antar tiga pihak, kita akan berhasil."

Lost. (Kimetsu No Yaiba x shingeki no kyojin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang