Raina duduk di bangku taman seraya menatap beberapa kendaraan yang berlalu lalang. Ia menatap arlojinya yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam.
Ia melirik ke kanan dan kiri mencari sosok Doni.
Doni memang berjanji padanya untuk bertemu di taman ini jam setengah tujuh, namun sampai sekarang cowok itu belum juga datang.
"Dia datang gak ya?" gumam Raina.
Ia memeluk tubuhnya karena udara malam terasa dingin dikulitnya.
Raina sedikit takut karena sekarang ia seorang diri di taman ini.
Raina merogoh ponselnya, mencari kontak Doni dan mencoba menghubungi cowok itu. Namun, nomor Doni tidak aktif.
"Don, lo ke mana sih? Gue takut."
"Eh, ada neng cantik. Sendirian aja Neng?" tanya seorang preman dengan kumis dan janggut yang tebal.
"Mau kita temenin, Neng?" ucap temannya.
Raina bergerak menjauh ketika dua orang preman itu mendekatinya.
Ia sangat ketakutan saat ini."Udah ayo Neng sama kita aja." Mereka semakin mendekati Raina. Mereka memegang tangan Raina, tapi gadis itu langsung menepisnya.
"Jangan sentuh saya, Om," ucap Raina dengan suara bergetar.
"Jangan takut sama kita. Kita gak bakal nyakitin kamu, kalo kamu mau main sama kita."
"Enggak Om. Saya mau pulang." Raina hendak berjalan, namun mereka segera memegang kedua tangan Raina.
"Kamu tidak akan bisa pergi ke mana-mana."
"Lepasin saya Om. TOLONG! TOLONG!!!" teriak Raina berharap ada yang mendengar dan menolongnya.
Mereka hanya tersenyum miring.
"Gak bakal ada yang nolongin kamu. Udah kamu diem aja."
Salah satu pria menyentuh pipi Raina. Membuat gadis itu hanya menutup matanya.
Siapapun tolong gue, batin Raina.
Bugh!
Satu pukulan tepat mengenai wajah salah satu preman yang sedang memegang tangan Raina.
"Kurang ajar lo. Beraninya mukul gue. Lo masih mau hidup?!"
Preman itu segera memukul cowok yang memukulnya. Membuat cowok itu terjatuh.
Cowok itu langsung bangkit, ia segera memukul pria paruh baya itu hingga tersungkur ke tanah.
Tak terima temannya dipukul, ia melepas tangan Raina dan mencoba menghajar cowok itu, namun cowok itu langsung menendang dan memukulnya.
Hingga, preman itu babak belur. Mereka berdua segera kabur dari sana.
Cowok itu berjalan mendekati Raina yang masih menutup matanya.
"Rain," panggil cowok itu.
Raina membuka matanya perlahan.
"Riko," lirih Raina.
Ia langsung memeluk Riko. Riko tersentak kaget karena Raina yang tiba-tiba memeluknya.
"Hiks... Gue takut Rik. Hiks... Gue takut banget," ucap Raina dengan air mata yang mengalir dikedua pipinya.
Riko tidak membalas pekukan Raina. Ia juga tidak menolak pelukan gadis itu. Ia bisa merasakan kalau tubuh Raina bergetar hebat. Pasti Raina sangat ketakutan.
"Udah gak papa. Ada gue di sini," ucap Riko mencoba menenangkan gadis itu.
Raina langsung melepas pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIKO RAINA
Teen FictionRaina sangat mencintai Riko. Ia sudah lama memendam perasaannya pada Riko tapi selalu diacuhkan oleh Riko. Tapi Raina bertekad untuk mendapatkan hati Riko.