CHAPTER 3

119 60 5
                                    

Raina berjalan menuju kelasnya dengan perasaan senang.
Ya itu semua karena Riko.
Riko kemarin sangat berbeda dari sebelumnya yang selalu acuh padanya.
Raina berharap hari ini Riko juga akan bersikap baik seperti kemarin.

"Pagi guys." Sapa Raina dengan senyum lebar

"Pagi Rain."

"Pagi Raina."

"Seneng amat."

"Hehehehe. Iya dong."

Giska memperhatikan lengan dan kaki Raina yang tertempel plester.

"Rain, itu kenapa tangan sama kaki lo diplester kayak gitu?"

"Iya. Lo kenapa? Jatuh yah?"

Raina memggeleng seraya tersenyum. Membuat kedua sahabatnya menatapnya bingung.

Bagaimana bisa ia tersenyum seperti itu saat tangan dan kakinya terluka?
Tidak mungkin alasan ia sangat ceria pagi ini karena luka ditangan dan juga kakinya.

"Gak papa kok. Cuman luka kecil doang."

"Iya tapi kenapa lo bisa sampe luka-luka kek gini?" Tanya Keysha

"Kemarin gue ditabrak."

"Hah? Ditabrak? Siapa yang udah nabrak elo. Bilang sama gue biar gue kasih pelajaran sama tuh orang." Ujar Giska

Raina tersenyum kecil.

"Nggak papa kok. Lagian cuma luka kecil doang. Kok permasalahin sih."

"Gak bisa Rain gue gak suka."

"Emangnya siapa yang nabrak elo?" Tanya Keysha

"Riko."

"What? Seriously? Riko? Yang bener aja?"

Raina mengangguk.

"Kok bisa?"

Raina pun mulai menceritakan kejadian dimana Riko menabraknya.

"Jadi lo seneng gitu ditabrak sama Riko?"

"Ya enggaklah. Gue cuman seneng aja karena dia perhatian sama gue."

"Na, lo jangan percaya dulu sama dia. Emangnya lo yakin dia gak bakal cuekin lo lagi? Gue gak mau loh nantinya lo sakit hati lagi." Ujar Giska

"Bener yang dibilang Giska Na. Gue juga gak mau lo dicuekin lagi sama dia. Ya kita semua tau lah Riko itu gimana sama lo. Bisa aja kan Riko perhatian sama lo karena dia ngerasa bertanggung jawab udah nabrak elo." Ujar Keysha

Memang benar yang dikatakan oleh kedua sahabatnya.
Bagaimana kalau Riko tetap sama. Riko yang acuh dan selalu menyakitinya.

__________________>_<______________

Bel istirahat telah berbunyi.
Seluruh siswa berhamburan menuju kantin.

"Rain, ayo ke kantin." Ajak Giska

"Lo berdua duluan aja. Entar gue nyusul."

Mereka hanya mengangguk.

Raina berjalan menuju kelas Riko.

Tampaklah Riko beserta teman-temannya keluar kelas hendak ke kantin.

"Riko." Panggil Raina

Riko menoleh pada Raina dengan wajah datarnya.

"Kenapa?"

"Nih buat kamu." Ujar Raina seraya menyodorkan kotak makan

"Ko, buruan terima. Lumayan makanan gratis." Ujar Tyo

RIKO RAINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang