CHAPTER 16

52 5 1
                                    

Hai semuanya...

Aku up lagi nih.

Jangan lupa vomment.

Selamat membaca...

Raina kini sedang berada di rooftop.

Karena guru tidak masuk ke kelasnya, ia memutuskan untuk pergi ke sana.

Ketika sampai di sana, ia melihat Riko tengah berdiri seraya memejamkan kedua matanya, menikmati angin yang menerpa wajahnya.

"Riko."

Mendengar namanya dipanggil, Riko membuka kedua matanya, kemudian menoleh ke arah Raina.

Raina mendekat ke arah Riko.

"Ngikutin gue?" tanya Riko dengan wajah datarnya.

"Enggak. Aku gak ngikutin kamu. Aku sendiri gak tau kalo kamu di sini." ujar Raina

Tanpa membalas ucapan Raina, Riko pergi begitu saja.

"Mungkin keputusan gue udah benar buat jauhin dia. Walaupun harus butuh waktu yang lama buat lupain Riko." gumam Raina

***

Riko kembali ke kelasnya, masih dengan wajah datarnya. Ia masih berpikir kalau Raina tadi mengikutinya. Niatnya untuk bersantai di sana, malah kacau karena gadis itu.

Ia heran dengan Raina, bukankah gadis itu sudah berjanji untuk menjauhinya, lalu mengapa gadis itu malah mengikutinya?

"Riko." panggil Rano

"Hm."

"Lo kenapa?" tanya Rano

Riko hanya menggeleng pelan.

"Waktu kemarin lo pulang dari rumah gue, bokap sama nyokap lo marah gak?"

"Enggak. Mereka bahkan gak tau kalo gue pergi."

"Yang sabar ya, Rik. Gue yakin cepat atau lambat bokap sama nyokap lo bakal peduli sama lo." ujar Tyo

Riko hanya tersenyum miris.

"Itu gak akan mungkin terjadi." ucap Riko

Ia yakin sampai kapanpun, kedua orangtuanya itu tidak akan pernah peduli dengannya. Yang mereka pikirkan hanya uang dan uang. Mereka lebih mementingkan pekerjaan daripada dirinya.

Riko bahkan meragukan kalau dirinya itu bukan anak kandung mereka.

"Gue gak bisa ngomong apa-apa lagi. Tapi lo harus sabar ya." ucap Rano mencoba menenangkan sahabatnya.

***

"BANG RAKA!!!" teriak Raina

Raka segera menutup kedua telinganya.

"Mana coklat gue yang baru gue beli kemarin?" tanya Raina

"Gue gak tau." jawab Raka dengan wajah polosnya

"Gak tau gimana, gue kan taruh coklatnya di kulkas, kenapa sekarang gak ada? Gak mungkin mama atau papa yang ambil, kan?" cecar Raina

"Ya mungkin dimakan sama kucing kali."

"Kucing? Sejak kapan kucing makan coklat? Kalo kasih alasan yang masuk akal dikit kek."

Raka terdiam sejenak, mencoba mencari alasan lain agar tidak ketahuan oleh Raina.

"Gak bisa jawab, kan? Bang Raka yang ambil coklat gue, kan? Ngaku aja deh."

"Gue gak makan coklat lo. Kayaknya ada maling yang ambil."

RIKO RAINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang