1.7

524 87 0
                                    

♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hyunjae!"

"Tunggu aku, kau mau kemana Hyunjae?!"

Jennie berlari mengejar Hyunjae dan berteriak memanggil nama pria itu tetapi tidak ada respon apapun. Jennie lelah berlari padahal Hyunjae hanya berjalan tetapi langkahnya yang lebar membuat Jennie harus berlari cepat.

"Hyunjae tunggu–akhh!"

Jennie terjatuh. Ia menunduk untuk melihat kakinya apa ada yang terluka atau tidak dan ternyata ada. Lututnya tergores aspal dan berdarah, sangat perih itulah yang Jennie rasakan.

Langkah Hyunjae terhenti tetapi pria itu tetap tidak menoleh kebelakang. Tetapi saat mendengar Jennie beberapa kali meringis kesakitan membuatnya menoleh kebelakang dan mendekat kearah Jennie.

"Maka nya jangan lari!"

Jennie mendongak. Pria itu memasang wajah datarnya tetapi Jennie bisa melihat dibalik wajah datarnya itu pria itu mengkhawatirkannya.

"Cepat bangun, tidak malu dilihat banyak orang"

"Lututku sangat perih.."

Hyunjae menghela nafas. "Kau tunggu disini, aku akan mengambil mobilku dulu" Jennie mengangguk mengiyakan.

Tidak lama kemudia sebuah mobil menghampirinya, Jennie tahu itu pasti Hyunjae dan benar saja pria itu keluar dari dalam mobilnya dan berjalan mendekati Jennie.

Hyunjae menjulurkan lengannya tetapi Jennie hanya menatap lengan itu. "Aku tidak bisa berdiri.." lirih Jennie.

Hyunjae menghela nafas lalu menggendong Jennie bridal style. Jennie duduk di samping Hyunjae yang sedang menyetir mobil dan tatapan pria itu samgat fokus.

"Kau marah?"

Tidak ada jawaban dari pria itu membuat Jennie menghela nafas. "Maafkan aku.. Aku tidak memberinya nomor ponselku kok, tanya saja pada Sunwoo atau Juyeon kalau kau tidak percaya" kata Jennie.

"Kau mau membawaku kemana? Kerumahku?" tanya Jennie.

"Bukan, tapi ke apartemen ku" jawab Hyunjae.

Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai ke apartemen Hyunjae. Dan Jennie kembali di gendong bridal style oleh Hyunjae.

Dan sekarang mereka sudah berada di depan pintu apartemen pria itu. "Kau masukkan kata sandinya" kata Hyunjae.

"Tapi aku tidak tahu kata sandinya apa"

"Tanggal jadian kita"

Jennie terkejut tetapi kemudian kedua pipi nya bersemu merah, lalu ia langsung memasukkan kata sandinya dna terbuka. Lalu Hyunjae mendudukkan Jennie di sofa dan pria itu pergi.

"Kau mau kemana?"

"Mengambil kotak obat untuk membersihkan lukamu" jawab Hyunjae. Jennie mengangguk paham.

Tidak lama kemudia pria itu sudah kembali lalu dia duduk disamping Jennie. Kaki Jennie di simpan di paha Hyunjae dan lalu luka dilututnya langsung di bersihkan.

Sesekali Jennie meringis perih. Tetapi Hyunjae meniup lututnya membuat lututnya tidak terlalu perih.

"Sudah selesai. Kau tunggu disini aku akan menyimpan ini dulu" kata Hyunjae.

Jennie menatap kepergian pria itu, ia sebenarnya ingin menjelaskan semuanya tetapi sikap pria itu seolah berbicara kepadanya untuk tidak menjelaskan apa-apa.

Hyunjae berjalan kedapur untuk mengambil minuman dan beberapa makanan. Jennie yang melihat itu langsung membuka suara, ia akan menjelaskan semuanya meskipun pria itu tidak mau mendengarkannya.

"Hyunjae. Maaf.. Aku mau menjelaskan semuanya, soal yang Jaemin katakan tadi tentang aku dan dia yang berangakat bersama. Sebenarnya memang kami berangkat bersama, itu aku terpaksa karena waktuku tinggal limabelas menit lagi dan bus tidak datang-datang"

"Lalu dia datang menghampiriku dan menawarkan tumpangan, awalnya aku ingin menolak tetapi saat melihat waktuku tidak banyak jadi aku terpaksa menerimanya" jelas Jennie.

Hyunjae sebenarnya mendengar semuanya tetapi ia berpura-pura tidak mendengar. Dia duduk disamping Jennie lalu menyimpan minuman dan makanan di atas meja.

"Kau minum dulu pasti kau haus kan?"

Jennie menggeleng, "Aku tidak haus. Aku hanya ingin kau mendengarkan penjelasanku saja"

"Aku tidak marah sama sekali tidak marah kepadamu" ucap Hyunjae.

"Tapi kenapa kau mendiamiku? Kenapa tadi kau langsung pergi begitu saja? Kenapa?" tanya Jennie.

"Kau tau aku dikelas tidak sendirian, ada Juyeon dan Sunwoo. Kalau Jaemin mendekatiku dan meminta nomor ponselku pasti mereka berdua yang selalu menghadapinya dan menjawabnya"

"Iya aku tau" balas Hyunjae.

"Lalu kenapa kau marah?"

"Sudah kubilang aku tidak marah"

"Kau marah aku tau itu, kau marah karena aku berangkat dengannya atau karena dia meminta nomor ponselku?" tanya Jennie.

Hyunjae menghela nafas, "Aku tidak marah kalau dia meminta nomor ponselmu. Tetapi aku marah saat kau berangkat dengannya, kenapa harus dengannya kenapa kau tidak hubungi aku saja agar aku mengantarmu"

Jennie tersenyum. Lalu menggenggam lengan pris itu, "Maaf.. Awalnya aku tidak tau kalau bakal seperti ini, jadi maafkan aku.."

"Oke. Aku memaafkanmu tetapi jangan dekat dengannya lagi, aku tidak suka" Hyunjae menatap Jennie. Dan Jennie mengangguk.

"Kalian dulu berteman?"

"Kau tau darimana?" tanya Hyunjae bingung.

"Dari Juyeon dan Sunwoo, mereka menjelaskan semuanya kepadaku" jawab Jennie.

"Tetapi saat aku menanyakan wanita itu mereka tidak menjawab" lanjut Jennie.

"Jangan pernah menanyakan tentangnya"

"Memangnya kenapa? Apa karena dulu dia merusak perteman kalian" tanya Jennie bingung.

"Tidak kenapa-napa. Aku hanya tidak ingin membahas wanita itu, dia wanita yang jahat" kata Hyunjae.

Jennie mengangguk paham. "Aku tidak akan membahasnya tetapi kalau kau ingin menceritakannya kepadaku ceritakan saja. Atau kalau kau tidak mau aku bisa bertanya kepada Juyeon atau Sunwoo atau Younghoon juga"

To be continued...

Love Story | Lee HyunjaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang