♡
Langit sudah semakin gelap tetapi Jennie sedari tadi masih berada di apartemen Hyunjae sambil memeluk pria itu dan menyenderkan kepalanya di dada pria itu.
"Kapan kau akan pulang? Ini sudah sangat malam, memangnya mama tidak meneleponmu?"
"Kenapa kau sedari tadi menyuruhku untuk pulang? Padahal aku masih ingin disini. Kalau dirumah pun aku sangat kesepian karena mama sudah kembali ke australia" jawab Jennie.
Hyunjae terkekeh sambil mengelus rambut Jennie dengan lembut. "Aku tidak bermaksud mengusirmu, kalau kau ingin tetap disini tidak apa. Aku tadi menanyakan itu takut mama berada dirumah nanti dia khawatir karena anak gadis nya belum pulang"
"Mau aku buatkan makanan? Sedari tadi kau belum makan" kata Hyunjae.
Jennie menggeleng, "Tidak usah, aku belum lapar. Aku akan ke teras dulu ingin melihat bulan"
Jennie beranjak dari duduknya lalu pergi ke teras untuk melihat bulan tetapi wajahnya langsung berubah sendu.
"Kenapa?"
"Hujan. Sepertinya bulan tidak akan muncul kalau hujan" ujar Jennie.
"Pantas saja sangat dingin ternyata hujan. Kalau begitu kau menginap saja disini, sepertinya hujannya tidak akan berhenti" kata Hyunjae.
"Memang tidak apa?" tanya Jennie ragu.
Hyunjae mengangguk yakin. "Iya, memangnya kenapa? Aku akan tidur di sofa kau bisa tidur di kasurku"
"Udara sangat dingin kau tidak mungkin tidur di sofa, kau bisa tidur di kasur bersamaku"
Jennie merutuki kebodohannya, ia sudah salah bicara. "Ah m-maksudku bukan seperti itu, kau jangan berpikiran kemana-mana"
Hyunjae mengernyit mendengar perkataan Jenie yang terlihat gugup. "Aku tidak berpikir seperti itu, mungkin kau saja yang berpikir seperti itu"
"T-tidak, aku akan pergi tidur duluan"
Hyunjae terkekeh melihat raut wajah Jennie yang gugup dan malu. Wajah memerah gadis itu membuat siapa saja yang melihatnya menjadi gemas apalagi dirinya.
Jennie naik ke atas kasur lalu menyenderkan tubuhnya. Ia memainkan ponselnya lalu beberapa menit kemudian pintu kamar terbuka dan Hyunjae masuk kedalam kamar lalu duduk di samping Jennie, memperhatikan wanita itu yang sedang fokus bermain ponsel.
"Kau sedang melihat apa? Sangat fokus sekali sepertinya sampai aku masuk dan duduk disampingmu pun kau tidak melirikku" ucap Hyunjae.
"Oh k-kau disini? Maafkan aku, aku sedang bertukar pesan dengan teman-temanku" kata Jennie.
"Temanmu siapa?" tanya Hyunjae, pria itu menyenderkan kepalanya di bahu Jennie.
"Teman satu fakultasku, dia bertanya tentang tugas" jawab Jennie, matanya melirik sang kekasih yang tengah memainkan telapak tangan Jennie.
"Pria atau wanita?"
"Pria. Jangan memainkan telapak tanganku, aku kesusahan membalas pesannya"
"Siapa pria itu?" tanya Hyunjae. Jennie bisa lihat wajah pria itu sudah datar dan suaranya sangat tajam.
"Kau cemburu kepada temamu sendiri?"
Ia terduduk lalu melirik Jennie dengan dahi yang mengernyit, "Temanku? Siapa? Younghoon? Juyeon? Sunwoo? Berani-beraninya mereka bertukar pesan dengan kekasihku!"
Jennie terkekeh, "Kau lucu sekali saat sedang cemburu. Yang mengirim pesan kepadaku itu Sunwoo dia temanmu jadi jangan cemburu lagian juga dia sudah menjadi kekasih oranglain"
"Kemarikan ponselmu" Hyunjae mengambil ponsel Jennie lalu mengetikkan pesan yang ia kirim ke Sunwoo.
Berhenti mengirim pesan kepada kekasihku! Jangan menganggu kami! Awas saja kalau kau mengirim pesan kepadanya lagi! Kalau kau ingin menyanakan tentang tugas tanyakan saja pada Juyeon jangan kepada Jennie!
Hyunjae mengembalikan ponselnya ke Jennie. Lalu Jennie melihat kembali ponselnya untuk melihat apa yang pria tadi lakukan dan ternyata kekasihnya itu membalas pesan Sunwoo.
"Padahal Sunwoo temanmu kenapa kau seperti itu? Dan dia juga sudah memiliki kekasih" kata Jennie.
"Aku cemburu. Meskipun dia sudah memiliki kekasih aku masih tetap cemburu. Aku juga kadang merasa cemburu saat melihat kau selalu bersama Juyeon dan Sunwoo, kalian kemana-mana selalu bertiga bahkan satu fakultas juga" ujar Hyunjae.
Jennie mengacak rambut Hyunjae gemas. "Kau sangat lucu. Jadi mulai saat ini jangan merasa cemburu lagi karena aku itu milikmu, aku milik Lee Hyunjae" ucap Jennie.
Hyunjae mengangguk lalu ia membaringkan badannya dan menghadap Jennie. Dan ia menyuruh Jennie untuk membaringkan badannya juga. Jennie mengiyakannya ia membaringkan badannya dan menghadap kekasihnya.
Hyunjae menarik Jennie ke dalam pelukannya. Jennie bisa mencium aroma wangi dari tubuh kekasihnya, kepalanya ia senderkan di dada kekasihnya.
"Hyunjae bolehkan aku bertanya sesuatu?"
Pria itu mengangguk. "Tentu. Tanyakan saja selagi aku bisa menjawabnya"
"Aku heran saja kepadamu. Saat aku da teman-temanku di caffe waktu itu aku melihatmu disana dengan teman-temanmu juga. Lalu Sunwoo menyuruh kami untuk bergabung dan aku mengiyakannya tetapi saat kami sudah bergabung aku tidak melihatmu padahal aku tadi melihat jelas ada kau. Tetapi aku penasaran aku mencarimu tanpa sepengetahuan mereka dan aku melihatmu sedang melayani pelanggan disana apa kau bekerja disana? Itulah yang aku pikirkan sampai sekarang. Jadi apa kau bekerja disana? Tetapi kau memiliki segalanya"
"Iya aku bekerja disana" jawab Hyunjae.
Jennie mendongak menatap wajah kekasihnya yang tengah menatapnya juga. "Aku tidak yakin. Tetapi kau memiliki segalanya Hyunjae"
"Uangnya bukan untukku tetapi untuk orang yang membutuhkan. Aku hanya ingin membantu mereka dengan hasil kerja kerasku sendiri bukan uang dari mama atau papa aku" kata Hyunjae.
Jennie mengangguk sambil tersenyum. "Kau baik sekali. Aku beruntung memiliki kekasih sepertimu" Jennie mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan kepalanya di dada bidang kekasihnya.
"Yasudah sekarang kau cepat tidur. Pertanyaanmu sudah ku jawab" ucap Hyunjae sambil menepuk pelan pundak Jennie.
"Aku melupakan sesuatu" ucap Jennie.
Hyunjae mengerutkan dahinya, "Apa?"
Jennie mendongak lalu mengecup bibir kekasihnya. Membuat Hyunjae terkekeh gemas.
"Kau sekarang tidur. Tidur yang nyenyak baby.."
"I love you.."
"I love you too.."
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story | Lee Hyunjae
Teen Fiction[END] Hyunjae pria populer di kampusnya. Meskipun berwajah dingin dan berkepribadian dingin dan kejam tetapi ia masih disukai oleh wanita-wanita di kampus ini. Tetapi wanita di kampusnya ini tidak ada yang menarik menurutnya kecuali satu, Kim Jennie.