♡
Soojin tersentak saat rambutnya ditarik. Ia menggeram marah tetapi saat melihat bahwa pelakunya adalah pria itu ia langsung mengurungkan niatnya dan wajahnya menunduk.
"Kenapa kamu narik rambut aku?"
Pertanyaan Soojin membuat Hyunjae merotasikan bola matanya malas.
"Ngaca dulu" ucap Hyunjae datar. Lalu menarik lengan Jennie dan membawa wanita itu pergi.
"Sial!" kesal Soojin.
"Malu ya?" Jisoo menyeringai. Lalu dia pergi tetapi ada yang menahan lengannya.
"Mau kemana?"
Jisoo terpaku. Sejak kapan Juyeon memegang lengannya, ia yakin bahwa wajahnya sudah memerah seperti tomat.
"Soo?"
"A-ah aku mau ke taman, temen-temen aku pasti udah pada nungguin" ujar Jisoo. Ia melirik kearah lengannya yang di pengang Juyeon. Juyeon yang menyadarinya langsung melepaskan lengannya dengan cepat.
"Kita ikut boleh? Hyunjae jahat banget ninggalin kita, jadi kita ikut ya? " tanya Younghoon.
Jisoo mengangguk. Lalu ia berjalan di depan dan ketiga pria itu mengikutinya di belakang. Selama di sepanjang jalan Jisoo memikirkan Juyeon, kenapa pria itu memanggilnya Soo? Bukan Jis atau Jisoo, padahal mereka berdua tidak sedekat itu.
Tetapi meskipun hanya dengan panggilan saja sudah membuat jantung Jisoo berdegup kencang dan wajahnya memerah.
♡
Jennie dan Hyunjae sekarang berada di rooftop. Dan Jennie sedari tadi diam dengan wajah yang menunduk.
Hyunjae yang berada di sampingnya mengangkat wajah Jennie untuk menatapnya. "Tatap aku" ucapnya.
Jennie menatapnya, mereka berdua bertatapan. Tetapi dengan cepat Jennie memalingkan wajahnya karena merasa malu.
"Kau punya tisu?" tanya Hyunjae. Jennie mengangguk lalu mengambil tisu di dalam tas nya dan memberikannya kepada Hyunjae.
"Coba mendekat" titah Hyunjae.
Jennie diam karena ia bingung ada apa dengan pria ini, karena Jennie masih saja diam Hyunjae memilih mendekat.
"Kenapa tidak melawannya?" tanya Hyunjae. Tangan pria itu membersihkan darah yang mengalir di sudut bibirnya, darahnya tidak terlalu banyak hanya sedikit saja.
"Melawan untuk apa?" tanya Jennie balik. Matanya tak sengaja menatap Hyunjae yang sedang membersihkan sudut bibir Jennie. Pria itu sangat fokus.
"Melawan karena dia telah menamparmu seharusnya kau membalasnya" ujar Hyunjae.
"Kalau aku melawannya dia pasti berbuat yang lebih dari itu, jadi lebih baik aku diam saja"
Hyunjae sudah selesai memberishkan sudut bibir Jennie. Pria itu menatap Jennie lekat, "Apa aku boleh jujur sekarang?"
Jennie menatap Hyunjae bingung. "M-maksudmu?"
"Aku mencintaimu"
"Aku sudah pernah mengatakan ini sebelumnya saat di kantin tetapi kau diam saja dan sekarang aku mengatakannya lagi"
Jennie masih terdiam. Ia tidak tau harus menjawah apa, jadi ia memilih menunduk karena merasa wajahnya sudah memerah.
"Jangan menunduk"
"Maaf kalau aku tidak seromantis pria yang lain. Tetapi kau mau menjadi kekasihku?"
Jennie mendonggak menatap mata Hyunjae melihat apa pria itu berbohong tetapi tidak ada kebohongan yang Jennie lihat dimatanya.
Jennie memegang pipi Hyunjae lalu mendekatkan wajah nya. "Aku juga mencintaimu, aku mau menjadi kekasihmu"
Bibir Jennie langsung melumat bibir Hyunjae. Awalnya Hyunjae terkejut tetapi dia langsung menikmatinya.
Mereka berdua berciuman di panasnya sinar matahari. Ciuma mereka sangat lembut.
Jennie membuka matanya dan ia melihat Hyunjae menutup matanya menikmati ciuman mereka. Jennie tersenyum lalu kembali menutup matanya dan menikmatinya.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story | Lee Hyunjae
Teen Fiction[END] Hyunjae pria populer di kampusnya. Meskipun berwajah dingin dan berkepribadian dingin dan kejam tetapi ia masih disukai oleh wanita-wanita di kampus ini. Tetapi wanita di kampusnya ini tidak ada yang menarik menurutnya kecuali satu, Kim Jennie.