2

885 178 1
                                    

Jisoo memandang langit malam, ia membiarkan angin mengacaki rambutnya. Entah kenapa, tiba-tiba saja ia kembali mengingat masa lalunya, cinta pertamanya.

Menjalin sebuah hubungan yang berumur 3 tahun tentu saja tidaklah mudah. Tentunya menyatukan dua pikiran menjadi satu, melakukan kebiasaan bersama-sama dan tetap bersama dalam keadaan apapun.

Jisoo pikir, ia akan terus bersama dirinya untuk selamanya ... ternyata tidak. Di saat hubungan mereka baru beranjak 3 tahun, Jisoo menyadari jikalau selama ini ia bukanlah tujuan utama prianya itu hidup.

Yang menyakitkan adalah ... pria itu lebih memilih keluar negeri untuk melanjutkan pekerjaannya dan meninggalkan Jisoo hanya dengan sebuah surat yang menyatakan ia akan kembali dan melamar Jisoo.

Hubungan 3 tahunnya tidak tahu berakhir atau tidak. Ia juga bingung ingin berharap atau melanjutkan perjalanannya ke depan. Jisoo tidak tahu.

Belum lagi, hanya sebuah surat yang memberitahu jika pria itu pergi keluar negeri untuk melanjutkan kariernya dan akan kembali untuk melamar Jisoo.

"Aku akan datang melamarmu ketika karierku sudah semakin kuat, Jisoo. Tunggu aku."

Tentu saja Jisoo tidak tahu baru melakukan apa. Ya, dia berharap akan menikah dengan pria itu, tapi di satu sisi ia juga harus melanjutkan hidupnya.

Sehalus dan sehebat itu pertemuan terakhir mereka yang berakhir dengan menyakiti Jisoo.

Dan benar, Jisoo tersakiti dengan cara pria itu kepada Jisoo.

Untuk menangis saja, air mata Jisoo tidak mau keluar. Menyebalkannya, Jisoo tidak tahu harus merasakan apa ke depannya. Jisoo hanya merasa jikalau ia masih stuck di masa lalunya.

Jisoo memejamkan matanya dan menghela napas pelan. Ia hanya ingin melepaskan semuanya secara perlahan.

"Selamat malam, Kim Jisoo."

Sapaan yang tak asing terdengar dengan jelas. Lee Taeyong tersenyum dengan manis. Tidak ada seragam pilotnya. Yang ada hanyalah kaos hitam dan senyuman lebar yang di berikannya untuk Jisoo.

"Boleh aku bertanya?" tanya Taeyong.

"Ya," jawab singkat Jisoo, "tanyakanlah sebelum gue muak, Lee Taeyong."

Jisoo yang selalu tak menghargai Taeyong hendak berbalik dan berjalan memasuki kafenya, tapi pertanyaan Taeyong berhasil membuatnya berhenti.

"Jika suatu saat nanti aku bilang aku akan berhenti berjuang untuk mendapatkanmu, kamu percaya?"

Jisoo membalikkan badannya dan menatap datar Taeyong. Ia melangkah pelan mendekati Taeyong dan berkata, "Gue ga peduli dengan lo, Lee Taeyong. Mau lo pergi dari hidup gue, nyerah dengan kehidupan gue atau diri lo sendiri, gue tetap ga peduli. Karena dari awal hingga akhir, lo bukan siapa-siapa gue."

Ucapan Jisoo berhasil membuat Taeyong terdiam. Taeyong tersenyum dan mengelus kepala Jisoo pelan. "Aku tahu kamu ga serius dengan ucapanmu, Jisoo. Tapi, yang perlu kamu ketahui ... suatu saat akan datang waktu dimana aku benar-benar menyerah tentang perasaan ini. Percayalah, aku pun ga mau melakukan itu, karena aku kepingin ngelindungin kamu."

Dan Jisoo semakin benci dengan Taeyong ketika ia mendengar ucapannya barusan.

benci ❝✔❞ ; taesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang