13

734 131 10
                                    

Jisoo menyetir ke sebuah tempat dimana ia masih mengingat dengan jelas tempatnya.

Ya, sebuah taman dimana Taeyong mengajaknya.

Biasanya, setiap malam mereka akan datang ke sini dan saling bercerita satu sama lain, walaupun respon Jisoo terkesan ketus kepada Taeyong.

Ia memarkirkan mobilnya dan turun dari mobil. Jisoo berjalan pelan menuju tempat duduk biasanya. Ia menatap pemandangan yang sangat indah dan tidak berubah dari awal ia melihatnya.

Yang berbeda hanyalah tidak adanya bulan dan bintang di malam hari ini. Cuaca dingin dan awan gelap terlihat sangat jelas.

Ya, seperti mengetahui perasaan Jisoo.

"Kok kamu ga balik, Taeyong?" lirih Jisoo pelan. "Aku sudah dateng, kok kamu ga balik?"

Jisoo hanya diam menundukkan kepalanya. Ia hanya tak tahu harus melakukan apa, tapi Jisoo hanya berharap Taeyong akan datang menemuinya.

Gemuruh terdengar dengan jelas, tak lama kemudian, hujan turun. Jisoo tidak berniat masuk ke mobil, ia hanya ingin diam dalam diam dan membiarkan air hujan turun membasahinya.

Ia sudah tidak peduli lagi dengan semuanya.

Setidaknya, tidak ada yang tahu jikalau ia sedang menangis di kala hujan, 'kan?

"Aku merindukanmu, bodoh. Kembalilah!"

Jisoo menangis.

Entah mengapa, ketika ia merasa kehilangan Taeyong, air matanya terus-menerus jatuh dengan sendirinya. Rasa sakitnya semakin terasa dan itu membuat Jisoo semakin yakin.

Ia kehilangan kebahagiaan dan rumahnya.

Jisoo terus-menerus berharap ia kembali, datang dan menghampiri Jisoo dengan senyuman manisnya.

Tapi, harapan hanyalah harapan.

Jisoo terdiam, ia bingung kenapa air hujan tiba-tiba terhenti. Ia mendongakkan kepala dan terlihatlah payung ada di atas kepalanya.

Jisoo mematung. Ia mengenal dengan baik tangan dan sepatu yang berdiri tepat di sampingnya ini.

"Taeyong?"

Jisoo ingin menggenggam tangan Taeyong, tapi ia ragu. Dengan menurunkan keraguannya, Jisoo memegang tangan seseorang itu.

"Lee Taeyong?"

Panggilan pelan dari Jisoo terdengar sangat jelas.

"Ya?"

Jisoo terdiam. Ia mendengar dengan jelas sahutan itu. Jisoo menarik payung dari wajahnya dan melihat Taeyong sedang berdiri tepat di sampingnya dengan tangan kiri di masukkan ke dalam saku.

"Taeyong..." panggil Jisoo.

Dengan senyumannya, Taeyong tersenyum, "Iya, ada apa?"

Jisoo kembali menangis, air matanya turun semakin deras ketika melihat Taeyong berdiri tepat di sampingnya dengan senyuman khasnya.

"Aku kembali," kata Taeyong sambil tersenyum manis.

Jisoo tak peduli dengan payung dan hujan, ia memeluk Taeyong dengan dan menangis dengan deras. Taeyong membalas pelukan Jisoo dan menepuk punggung Jisoo pelan.

"Aku kembali, Jisoo. Aku janji, aku ga bakalan pergi lagi dari hidup kamu," kata Taeyong.

Jisoo menganggukkan kepalanya, "Jangan pergi lagi, Taeyong."

"Ya, aku ga akan pergi lagi." Taeyong semakin menguatkan pelukan.

benci ❝✔❞ ; taesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang