3

743 157 2
                                    

Pekerjaan Taeyong memang adalah seorang pilot, tapi bukan berarti ia akan melewatkan waktunya untuk tidak berjumla dengan Jisoo.

Kenapa Taeyong menyukai Jisoo?

Tentu saja karena Jisoo tidak menyukainya.

Benar adanya tentang orang tua Jisoo yang meminta tolong kepadanya untuk menjaga Jisoo, tapi yang ia lakukan bukan berdasarkan ucapan dari orang tua Jisoo.

Entah mengapa, ketika ia berjumpa dengan Jisoo ... dari awal ia ingin menjaga Jisoo.

Melihat Jisoo yang menahan semua bebannya, berhasil membuat Taeyong menyadari jikalau gadis itu sangatlah kuat.

Dan kenapa Taeyong ingin menjaga Jisoo padahal gadis itu di pikirannya sangat kuat?

Tentu saja untuk menambah dan membuktikan jikalau Jisoo kuat tanpa dirinya, walaupun ia terkesan hanya sebagai pengganggu di dalam hidupnya.

Taeyong tak pernah sekalipun sakit hati dengan Jisoo. Mau apapun yang di ucapkan oleh Jisoo, Taeyong tidak peduli. Yang ia pedulikan adalah tatapan sedih Jisoo yang selalu melihat langit ataupun bintang di kala ia sedang berada di kafe. Taeyong tahu Jisoo stuck di masa lalunya, hal itu bukanlah alasan utamanya.

Alasan utamanya tentu tidak ada.

Taeyong hanya menatap Jisoo sebagai Kim Jisoo, ya sebagai dirinya yang terlihat di mata Taeyong.

Taeyong berapa kali melihat Jisoo termenung seorang diri, ia tidak menangis tapi Taeyong tahu kalau dirinya menangis dengan kuat.

Taeyong hanya ingin Jisoo kuat setiap harinya.

Walaupun tanpa dirinya.

"Selamat siang, Jisoo!" seru Taeyong tanpa memperdulikan pelanggan Jisoo yang terkejut dengan sapaannya.

Dengan santai, Taeyong mendekati Jisoo yang ada di kasir dan tersenyum manis. "Thai tea untuk penerbangan di siang hari!"

Jisoo tak pernah menolak ataupun menerima sikap ataupun ucapan dari Taeyong. Kebiasaan ini pun sudah di lakukan sejak awal. Dan tanpa Jisoo ataupun Taeyong sadari, kebiasaan ini tidak pernah di bayar atau terbayar sama sekali.

Dengan kata lain, pesanan Taeyong selalu gratis.

"Jadi, penerbangan kali ini kemana, Taeyong?" tanya Nayeon semangat.

Nayeon, YooA, dan Bona adalah sahabat-sahabat Jisoo yang Taeyong kenal baik juga. Nayeon yang sebenarnya bekerja sebagai jaksa. YooA sebagai profesor di sebuah kampus. Dan Bona seorang dokter hewan.

Oh iya, sebenarnya pekerjaan utama Jisoo adalah model brand ternama. Dan mereka berempat hanya iseng membuka sebuah kafe.

"Ga terlalu jauh, Nayeon. Hanya ke Jepang." Taeyong menjawab pertanyaan Nayeon dengan riangnya. "Jadi, gimana dengan perkara pembunuhan hewan yang marak belakangan ini?"

Nayeon mendengus kesal. "Gue beneran ga ngerti, Taeyong. Seriusan! Perkara pembunuhan hewan itu juga termasuk berat, tapi orang-orang menyepelekannya hanya karena mereka itu hewan. Stupid people, begitulah."

"Terus, mereka di jatuhin hukuman ga?" tanya Taeyong yang penasaran. "Ga ada otak karena mereka bilang hewan ga pantes hidup di dunia ini."

"Sidang belum di lanjutin, karena kata mereka pelakunya lagi sakit." Nayeon menghela napas. "Ga ngerti lagi gue, Taeyong."

Di saat Taeyong dan Nayeon sedang asyik bercerita tentang kasus, datanglah Jisoo yang membawa pesanan dari Taeyong.

"Nih, minumannya." Jisoo tiba-tiba berucap.

Taeyong menganggukkan kepalanya, "Oke, makasih. Oh iya, Nayeon ... jangan lupa ngabarin tentang kasusnya!"

Nayeon tersenyum lebar dan memberikan kedua jempolnya, "Siap, Pak Pilot!"

Taeyong tertawa mendengar ucapan Nayeon. Nayeon pamit undur diri, karena ia harus pergi ke kantornya untuk menyelesaikan kasus yang lain.

Taeyong menatap jam tangannya dan menatap Jisoo. "Dalgom apa kabar, Jisoo?"

"Baik," jawab singkat Jisoo.

"Baguslah," ucap Taeyong, "kamu gimana kabarnya?"

Jisoo mengerutkan dahinya, "Baik."

"Bukan fisikmu, tapi batin dan hatimu. Gimana kabarnya?" tanya Taeyong sambil menatap Jisoo.

Lagi-lagi Taeyong berhasil membuat Jisoo menatapnya marah dan membuang muka.

benci ❝✔❞ ; taesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang