08. Ruang Belakang di Tepi Barat

18 1 0
                                    

Kefier mengedarkan matanya ke sekitar ruangan, Ada apa ini? Kenapa dia masih di sini? Apakah kematian berulangnya sedang di pending?

Kefier buru-buru mengecek jam tangannya untuk memastikan.

3... Kefier masih mengawang
2....Kefier mulai berpikir keras
1....Kefier menemukan polanya!?

Mata Kefier membulat sempurna, kilas balik saat pertama kali pola kematiannya berubah dan makin berantakan, dengan tambahan waktu yang kalau dipikir-pikir masuk akal jika benar seperti yang Kefier sangka.

Itu dia!
Kefier sudah tau polanya!
Dia sudah tau sekarang!!

PIANIS ITU!

Pertama pada saat di taman kota, di sana  ada Pianis itu yang sedang membeli alpukat di toko buah sekitar taman, saat waktunya bertambah kedua kalinya  terjadi di sebelah unit apartemen milik Pianis itu juga, dan sekarang saat dia sedang menyaksikan pertunjukan resital ada Pianis itu yang  di tengah panggung utama.

Taman ajaib, bocil indigo, penulis absurd yang selama ini Kefier suuzanin hanyalah jalan penghubung untuknya menuju ke Pianis yang jarang tersenyum itu.

Kefier menatap pianis sekaligus wanita Alpukat yang selalu ada di tempat kejadian perkara saat tiba-tiba saja waktu hidup Kefier mulai bertambah, sedang bermain piano dengan lincahnya di atas panggung.

Hati Kefier berdegup kencang, dia sangat berharap kali ini.


🌼🌼🌼

Semua pertunjukan sudah selesai, sesi berfoto kerabat dengan para orkes pun telah usai. Namun mata Kefier tak henti-hentinya mencari dan memilah seseorang dari kumpulan manusia di sana.

Setelah dengan lekat menatap ke seluruh arah akhirnya Kefier menemukannya. Sesosok wanita anggun dengan buket bunga dandelion yang indah sedang berjalan mengarah pintu besar di sebelah barat Kefier. Dengan langkah tangguh Kefier berjalan cepat nyaris berlari mengejar gap di antara mereka yang cukup jauh. Saat membuka pintu yang baru saja di lalui wanita itu, sekarang Kefier berada di lorong panjang yang setiap bebeerapa meter terdapat pintu lain yang persis sama. Kefier mendengar suara dentuman pintu pelan dari salah satu pintu itu. Ia berjalan ke arah sana. Di depan pintunya tertulis,

- Ms.Adelaide Augusta Ryn -

Kefier menarik nafasnya dalam dan mencoba untuk melihat jam di tangannya kembali dan kemudian memberanikan dirinya untuk membuka pintu itu.

BRUAK.. 

Pintu ruangan staff yang berada di belakang panggung teater ter-megah di kota ini terbuka keras. Kefier menatap lekat wajah orang yang dicarinya dengan nafas sengal dan wajah seriusnya.

Klontang.. 

sebuah tumbler jatuh dari genggaman jari sang pemilik. Bau creamy alpukat menyeruak di seluruh ruangan. Kefier tersenyum, dia memang "Wanita Alpukat" itu.

Kefier berjalan cepat ke arah wanita itu, mengangkat tangan kanannya, menyapa dan kemudian menyebut nama yang baru Kefier ketahui beberapa menit lalu.

"Hai, Adelaide!" wanita itu menatap Kefier tajam, mungkin dia kebingungan. Seorang Pria gila yang tak dikenalnya tiba-tiba saja masuk ke ruang tunggunya dan kemudian sok asik menyapanya.

"Siapa ya?" Menautkan kedua alisnya tidak ramah.

Kefier melihat lagi jam di tangannya. Ia menarik nafasnya dalam sekali lagi.

Adele berdiri kaku menatap bingung Kefier untuk mendengar klarifikasi darinya.

Kefier membasahi bibirnya dan memilah-milih hal paling logis mana yang harus dia katakan kepada wanita di depannya ini. Karena jika dia mengatakan hal-hal dengan sebenarnya tanpa ada filter,  Kefier takut harus mati berulang lagi di rumah sakit jiwa.

"Eumm... Eummmm." Kefier masih memutar otaknya.

"Sebenarnya, ada apa ya?" Muka Adele begitu kaku dan datar tidak sabar.

"Ah gak Taulah." Kefier menggeleng frustasi, kemudian melanjutkan kalimatnya.

"Anda percaya tidak dengan hal-hal yang tak pernah anda alami dan lihat sebelumnya?" Ah sialan Kenapa kalimat pembuka Kefier malah terdengar seperti seseorang  yang menjaring anggota baru untuk masuk organisasi aliran sesat.

"Hah?" Adele bertanya memastikan, siapa tau memang dia yang salah dengar. Pria asing gila mana ini yang tiba-tiba masuk ke ruangannya dan menanyakan pertanyaan absurd itu.

ckckck...Kefier berdecak kesal pada dirinya.

"Baik saya akan langsung saja ke inti, saya membutuhkan anda Adelaide," dengan senyum tulus Kefier mengakhiri kalimatnya. Tunggu dulu kenapa suasananya jadi makin aneh sekarang. Seolah dapat mendengarnya Kefier merasa kata Hah!? Menyembul lagi dari mulut Adele.

"Hah gimana!?" Sepertinya malam ini Adele memang telah didesain sebagai kambing cengo yang terus mengutarakan kebingungannya.

"Oke Nona Adelaide saya akan menjelaskannya kepada anda. Mohon diperhatikan secara seksama dan apabila ada pertanyaan bisa disimpan dulu hingga akhir." Jelas Kefier yang sekarang malah terdengar seperti akan mempresentasikan hasil makalahnya seperti zaman kuliah dulu.

Super panjang kali lebar, belibet, absurd, gak masuk di akal dan mustahil. Kefier telah menjelaskan keadaannya secara rinci ke Adele. Adele menatap Kefier tak percaya, menurutnya apa yang diucapkan Kefier hanya omong kosong dan khayalan belaka.

Hampir saja dia menawarkan Kefier mau di antar ke RSJ atau tidak. Adele lekas menggelengkan kepalanya membuang pikiran buruk itu.

"Oke, seandainya itu benar. Tunjukkin ke saya buktinya. Tentu saja yang anda bilang masuk akal kalau memang semua hal gila itu benar anda alami dan saya ada hubungannya dengan itu, tetapi siapa yang tau kalau ternyata itu semua cuman cerita yang anda buat sendiri?" Tantang Adele.

Mata Kefier membulat ia terperangah mendengar pertanyaan Adele. Mulutnya sedikit membulat. Sedangkan Adele balas menatap Kefier sambil mengangkat satu alisnya dengan wajah menantang. Bagaimana ini, apakah ini artinya game over bagi Kefier? Kefier bingung harus menjawab apa, mau kasih lihat bukti CCTV di rumahnya? Atau kumpulan foto yang di jepret di telepon pintar nya? Aduh manaada udah keburu ilang! Kefier terdiam untuk berapa detik.

Ia menunduk melihat cairan hijau yang berbau creamy itu. Kefier kemudian mengangkat kepalanya dan tersenyum misterius.

Kefier Mahendra- 28 tahun, telah bertemu dengan sang Pianis.
_____________________________________

Hai Bagaimana kabarnya Saudara-saudaraku ? Kok sepertinya tidak ada kehidupan di sini.

Hikz :'(

Ada Dandelion di MatamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang