07. Kembali Kepada Mu

17 2 0
                                    

"Resital Musik Klasik" Sebuah undangan masuk ke teater mewah untuk sebuah pertunjukkan musik klasik. Kira-kira berukuran 10x15 cm terjepit manis di antara jari jempol dan telunjuk tangan kiri Kefier. Buat apa undangan ini? Toh Kefier juga tak mungkin bisa bertahan hingga jam yang tertulis di undangan tersebut.

"Ini," Wanita alpukat yang Kefier kira tadi sudah pergi dengan elevator yang membawanya ke bawah.

Secarik kertas tebal, yang berupa undangan pertunjukkan musik klasik, yang akan diselenggarakan malam ini jam 8 . Kefier mengangkat sebelah alisnya, dengan raut penuh tanya.

"Sebagai bentuk terimakasih, karena sudah membantu saya tadi dan juga menemukan cincin saya. Benda ini sangat berharga bagi saya." Wanita itu memandang cincin yang sekarang sudah melekat indah di tangan lentiknya dengan raut sendu dan penuh syukur. Itu adalah kalimat terpanjang yang baru pertama kali Kefier dengar dari mulut wanita itu.

Kefier menengok ke arah samping kanan, tatapan kepo dari mata wanita yang apartemennya dari tadi Kefier singgahi dan bermain peran sebagai teknisi handal untuk memperbaiki barang-barang rusak yang katanya sang pemilik adalah seorang penulis kondang. Kefier mendelik tak nyaman, wanita itu sadar dari tadi dipandangi Kefier dengan tatapan tak suka yang jarang Kefier keluarkan, kecuali diwaktu-waktu genting macam sekarang alias Mode "Kak Rose" Kefier sedang ON, Senggol Dikit Bacok!

Kalila membalasnya dengan senyuman lebar di wajahnya, menampilkan rentetan gigi putih yang terawat. Kefier hanya bisa geleng-geleng kepala.

🌼🌼🌼

BRUAK.. Pintu ruangan staff yang berada di belakang panggung teater ter-megah di kota ini terbuka keras. Kefier menatap lekat wajah orang yang dicarinya dengan nafas sengal dan wajah seriusnya.

Klontang.. sebuah tumbler jatuh dari genggaman jari sang pemilik. Bau creamy alpukat menyeruak di seluruh ruangan. Kefier tersenyum, dia memang "Wanita alpukat" itu.

Kefier berjalan cepat ke arah wanita itu, mengangkat tangan kanannya, menyapa dan kemudian menyebut nama yang baru Kefier ketahui beberapa menit lalu.

"Hai, Adelaide!" wanita itu menatap Kefier tajam, mungkin dia kebingungan. Seseorang Pria gila yang tak dikenalnya tiba-tiba saja masuk ke ruang tunggunya dan kemudian sok asik menyapanya.

"Siapa ya?" tentu saja respon terpantas yang Kefier dapatkan seperti itu, mengingat setelah wanita yang ternyata bernama Adelaide itu memberikannya tiket masuk untuk Resital. Kefier tau betul hal yang menimpanya selanjutnya apa. Benar sekali, dia kembali terbangun dan harus mengulang harinya kembali. Say Goodbye kepada Resital dan welcome back alarm resek.

"Mau kemana Mas?" tanya Kalila, setelah melihat Kefier ingin berjalan menuju lift. Kefier tak menjawab Kalila, dia hanya berjalan lurus, masuk ke dalam mesin pengangkut raksasa yang dapat memuat kurang lebih 15 orang dewasa dengan berat yang sama seperti dia di sebelah kiri lift yang masih mengangkut si wanita alpukat. Sampai pintu benda besi itu hendak menutup, baru Kefier bersuara.

"Bulik." Dengan wajah datar yang kemudian berubah menjadi senyuman manisnya. Kalila menautkan kedua alisnya, otaknya menoba mencerna perkataan Kefier, BULIK?

Pintu elevator terbuka lebar, batang besinya menepi ke kanan dan kiri. Mata Kefier memandang lobi yang langsung terhubung dengan pintu kaca yang bisa otomatis terbuka saat seseorang menginjak lantai di sekitarnya.

Mulut Kefier menganga, dia syok setengah mati dan kemudian berlari kencang ke arah pintu itu dan menuju luar apartemen. Langit terang yang selalu menghiasi bumi yang akhir-akhir ini cuman itu yang bisa Kefier liat, kini berganti dengan malam yang hampir gulita. Di mata Kefier pemandangan kali ini sangat indah, lebih dari apapun sekalipun itu langit malam tepi pantai yang kefier kecil dulu bilang adalah langit terindah sepanjang masa pada Bundanya.

Ada Dandelion di MatamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang