01.Bunga Tidur

65 14 25
                                    

Aku sering curi-curi pandang pada waktu, PDKT pada takdir dan jatuh cinta pada hidup, meskipun mereka tak mau berbagi rahasianya padaku.

"Karena terkadang, tak semua hal harus kamu ketahui."

_______________________________________

-Hitungan ke-2—

KRINGGGG.... Dering alarm yang memekakkkan telinga.

Tuk.. Kefier memukul kepala benda bising itu dan memaksanya untuk diam.

Mata Kefier membulat besar seperti bola kelereng yang hendak muntah dari mangkuknya, ia menoleh dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Mengedipkan matanya beberapa kali kemudian melihat tangannya yang tentu saja masih utuh dan setelah itu tersenyum geli nyaris tertawa,

Mimpi toh, batinnya.

Melihat jam waker tadi dan kemudian bergegas berdiri dari duduknya.

🌼🌼🌼

Setelah selesai mengecek pintunya sudah benar-benar tertutup rapat, Kefier kembaili berjalan ke arah Poni—nama mobilnya. Jangan tertawa, Kefier memang seperti itu, dia suka memberi nama-nama yang terdengar manis untuk barang-barang kesayangannya.

"Mas ganteng pagi-pagi, mau kemana kok rapi dan ganteng sekali toh?" Sapa dari salah satu ibu-ibu komplek ganjen yang sering menggosip dan sekarang sedang memilah belanjaan di gerobak sayur tak jauh dari rumahnya itu.

Kefier mematung,

             "Mas ganteng...."

             "Mas ganteng, pagi pagi kok rapii...."

              "Rapi...."

              "Mas ganteng...."

               "Mas ganteng...."

" MAS!" Seperti de javu, mimpi tadi malam benar-benar terjadi.

"Mas ganteng, ojo sombong-sombong toh," tegur salah satu ibu-ibu yang lainnya.

"Hah? Ah..."

Hehehe "Iya saya mau menikah Ibu-Ibu cantik," jawab Kefier sambil menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal itu. Bingung bagaimana bisa ucapan ibu-ibu itu bisa sama persis seperti yang dia mimpikan tadi malam.

HOHOHOHOHAHAHAHAHA, tawa satu geng ibu-ibu komplek beserta dayang nya yang seorang tukang sayur pecah tak terkendali. Mereka tak mengira Kefier yang meskipun dikenal sebagai pria mapan, tampan, ramah, khas kesukaan calon mertua, anak gadis ataupun ibu-ibu muda di kompleknya itu bisa punya pacar. Apalagi sekarang bilangnya mau menikah, bukannya apa tetapi Kefier sudah dikenal sebagai workaholic sejati.

Image-nya yang hanya ada di sekitaran kantor-rumah terlalu kuat. Tak ada orang yang berpikiran kalau Kefier sudah punya pacar. Rumah bagi Kefier hanyalah sebagai tempat untuk tidur di malam hari. Sudah tiga tahun semenjak dia memutuskan untuk membeli Rara―nama rumahnya, sudah kubilang jangan tertawa. Kefier memang seperti itu, tidak hanya dari tampilannya yang ramah dan menyenangkan dia juga punya hati yang lembut ditambah karena tuntutan pekerjaannya, mau tidak mau Kefier benar-benar secara alami mendapatkan jiwa melankolis yang jarang dimiliki pria-pria pada umumnya.

Kemabali ke topik pembicaraan. Hal yang paling penting dari "image workaholic" yang kuat itu, fakta bahwa Kefier tidak mengundang orang-orang komplek rumahnya selayaknya orang Indonesia pada umumnya membuat ibu-ibu itu sangsi kalau Kefier benar-benar akan menikah hari ini.

"Mas Kefier ini senang becanda ya, kalau saya masih bujang saya mau kok menikah dengan sampeyan, supaya tidak halu lagi hihi."

Kefir hanya tersenyum saja mendengar ocehan ibu muda yang hanya menggunakan setelan daster bunga-bunga dan rambut lepek yang terlihat digelung dengan sumpit itu dengan ramah, ia berpikir apakah Keysha akan terlihat seperti itu setelah lima tahun menikah nanti dengannya?

Ada Dandelion di MatamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang