45. Kebohongan

447 37 3
                                    

"Kamu takkan pernah menyadari jika ada seseorang yang selama ini berada di sisimu, sebelum kamu merasakan yang namanya sakit, karena kamu yang terlalu fokus padanya,"

- CHOCO VANILLA -
Story BY Dian Andri Yani

"Astaghfirullahaladzim!" Seru Yusuf, ia tampak shock saat melihat tubuh Admiral melayang membentur mobil dan jatuh ke aspal. Begitupun dengan Harris yang terjatuh karena Admiral mendorongnya.

Sedangkan Admiral, tubuhnya sudah mati rasa saat ini, rasa sakit yang ia terima saat ini menambah begitu perihnya rasa sakit ditinggalkan oleh istrinya. Penglihatannya mulai mengabur, sesaat sebelum matanya tertutup, samar sama ia mendengar suara Yusuf dan orang orang yang berada disana, hingga pada akhirnya semuanya menjadi gelap.

Kilatan memori tentang Reysa berputar indah dipikiran Admiral meski dalam kegelapan. Ia hanya ingin bertanya pada Harris, apakah benar jika ia yang mengirimkan sebuket bunga berukuran besar dan juga lukisan indah yang Reysa pajang di kamar mereka.

Saat itu, ia baru saja selesai mandi dan berkemas, setelahnya ia turun ke bawah untuk menemui sang istri. Ia melihat Reysa baru saja kembali dari depan dengan sebuket bunga besar di tangannya dengan wajah yang begitu senang.

"Bunga dari siapa?" Tanya Admiral.

"Dari ... Dari siapa ya? Dari seseorang deh pokoknya, hehe" jawab Reysa sembari terkikik.

Admiral tampak bingung melihat hal itu, ia dengan segera menepis segala pikiran buruk yang kini berpacu di pikirannya.

Kemudian esoknya, ia menerima barang yang ditujukan pada Reysa. Mengingat Reysa sedang masak di dapur, ia memilih untuk membuka paket tersebut yang ia yakini adalah lukisan, karena bentuk paketnya yang besar.

Lukisan dengan berbagai warna itu terpampang indah di hadapannya. Warna warni itu bercampur dengan sempurna, saling melengkapi satu sama lain. Juga terdapat sepasang kekasih di foto tersebut, yang laki laki mengenakan kemeja putih dan yang perempuan mengenakan pakaian syar'i.

"Dari siapa?" Batinnya dengan bagi yang berkerut bingung, banyak kemungkinan kemungkinan yang berputar di kepalanya.

"Mas?" Suara Reysa membuyarkan lamunannya, ia kemudian mengangkat kepalanya untuk melihat Reysa.

"Eh, kenapa?"

"Alhamdulillah, paket aku udah sampe? Bagus kan?" Ucapnya dengan semangat, Admiral hanya menganggukkan kepalanya.

"Subhanallah, Keren banget," serunya saat melihat lukisan itu.

***

Reysa sedang mengemasi barang barangnya di dalam kamar, ia tidak tahu mengapa perasaannya tidak enak sedari tadi. Ia sudah bilang pada tantenya bahwa ia akan pulang.

Setelahnya ia berpamitan pada pengurus pesantren dan juga teman yang sekamar dengannya. Di dalam mobil ia hanya terdiam sama seperti sebelum sebelumnya, menyandarkan tubuhnya dengan mata yang terus menatap keluar jendela.

"Kamu kenapa Rey?" Tanya Tante Risa yang hanya dibalas dengan gelengan serta senyum tipis oleh Reysa.

Setibanya ia di rumah Tante Risa, Reysa hanya diam meski sedari tadi ia gelisah. Ada yang aneh menurutnya, perasaannya benar benar kacau bercampur cemas dan juga khawatir.

Ia membuka ponselnya yang sudah lama tak ia pegang selama di pesantren, tiba tiba semua notifikasi mulai masuk dan bermunculan.

Ia membuka pesan dari Sasty, dan menunda untuk membuka pesan dari nomor tak dikenal.

Choco Vanilla (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang