5. Ayah Pulang?

69 19 0
                                    

"Sayangnya kamu tidak bisa memilih akan lahir dimana dan dengan hidup yang bagaimana."

-ADG-

°•°•°•°•°•°

Begitu sampai di pelataran parkir sekolah, Sandra mengutarakan sumpah serapahnya di depan Atlas. Dan dengan menyebalkan laki-laki itu hanya tertawa.

"Gila lu sumpah gue bilangin bunda lu ya Tlas! Gue hampir ngejengkang ke belakang tadi di lampu merah perempatan. Tau ah lu ntar harus traktir gue di kantin ga mau tau! Dan ga usah pura-pura miskin sama gue, bye!" Sandra berlalu dengan kekesalannya yang masih memuncak, di belakangnya Atlas menyusul.

"Cyra! Beneran imut ternyata aslinya haha, kita satu kelompok kan ya? Bougenville? Seneng banget ada temen, yang nge-mos-in kita ada sahabat aku loh," dengan menggebu Sandra berusaha mengajak berbicara sangat mengekspresikan kepribadiannya yang ekstrovert.

Ketika menengok ke belakang Sandra melotot melihat bagaimana Atlas yang mematung.

"Atlas!"

"Asu! eh Astaghfirullah."

Melihat Atlas terlonjak Sandra tergelak, bahkan tawanya tak dapat gadis itu bendung lagi, "Lu ngalamun pagi-pagi, kesurupan nyaho! Yuk Cyra ke lapangan aja, jangan dekat-dekat dia ntar kena sawan."

Masih terdiam, Atlas merasa dirinya sedang tidak waras, apakah benar ia ketempelan? Iya pasti dia ketempelan, ketempelan benih-benih cinta.

Lapangan sekolah sudah di penuhi siswa-siswi baru, panitia juga sudah berjejer di depan setelah sebelumnya sudah melakukan briefing terlebih dahulu. Bayu nampak memijat keningnya yang berdenyut, pagi-pagi ia di hadapkan dengan laporan dari panitia konsumsi, yang ternyata terjadi miscom.

"Kenapa masih berjejer aja, mulai dong! Keburu kesiangan nanti pada pingsan, masa gue semua?!" Bayu berteriak marah.

"Sabar Yu, ntar konsumsi gue urus, lu monitoring anak-anak aja," Yuan berusaha menenangkan Bayu yang kepalang emosi, ya memang menurutnya juga agak lambat panitia yang berjalan.

"Atlas, mulai pembukaan aja langsung, Bu Yura sama Pak Kepsek udah hadir, jangan kelamaan, kasian nanti anak-anak pada kepanasan."

"nggeh mas," mengambil map berisi berlembar-lembar kertas, Atlas melangkah menuju mimbar, jikalau dilihat dengan teliti tangannya terlihat bergetar. Tentu saja siapa yang tidak akan gugup berhadapan dan harus berbicara di depan ratusan siswa-siswi baru?

tuk! tuk!

"Di karenakan acara akan segera dimulai, hadirin di harapkan tenang, dan tidak ribut," Atlas berdiri mengambil alih microphone.

"Assalamu’alaikum wr wb

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kepada kita begitu banyaknya nikmat sehingga kita dapat berkumpul di tempat serta suasana yang berbahagia ini.

Kemudian salawat dan salam tidak lupa kita hadiahkan kepada nabi Muhammad SAW, yang telah membawa ummat manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang yang penuh akan kecanggihan.

Yang saya hormati bapak Kepala SMA Nusa Bangsa,
Yang saya hormati Pengurus OSIS dan Teman-teman sekalian ......–"

Seperti MOS pada umumnya, acara pengenalan lingkungan sekolah ini akan dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut, dan acara pertama adalah yang mungkin menurut sebagian siswa adalah, "ini kita di kerjain ga sih? Kok kayak panitia pada ngumpet?"

Ya betul sekali, acara mengumpulkan tanda tangan panitia.

"Kamu kurang berapa?"
"Kurang 7, banyak banget!"
"Wah aku kurang 3 doang, hehe"

Tapi memang ada beberapa yang iseng, bersembunyi di dalam kelas, di ruang osis, hingga di toilet, lalu yang mungkin kalian cari tokoh utama? Dia hanya duduk sembari menenggak air mineral botol yang disediakan.

"Halo kak! Perkenalkan nama aku Salsabila dari kelompok Bougenville, mau bertanya kakak yang bernama Juna dimana ya kak?" Tanya seorang siswi yang ternyata dari kelompoknya sendiri. Atlas tak menjawab ia hanya mengarahkan dagunya ke arah kelas 10 IPS 2 yang di dalamnya terdapat Juna tengah menghitung risol untuk keperluan konsumsi.

"Oh terima kasih kak, boleh sekalian minta tanda tangannya? Kakak pembimbing kelompok Bougenville kan?" Lagi-lagi hanya dijawab dengan gestur tubuh; dengan anggukan. Siswi itu kemudian menyodorkan buku tulis serta bolpoin miliknya.

"Sekali lagi terima kasih kak Atlas" siswi itu kemudian berlalu dari hadapan Atlas, setelahnya Atlas tersenyum dan berucap sangat lirih, "I got you!"

ceplak!

"Astaghfirullah!" Atlas mengusap kepalanya yang tadi sempat di keplak dengan buku tulis entah oleh siapa.

"Yang sopan d–"

"Mau ngomong apa? Nih tanda tangan buru, panas tau! Ya kan Cyra? Kok malah melongo?" Kalian mungkin tau itu kelakuan siapa? Sandra.

"Sini, ganggu aja lo, lagi ngadem juga," Sandra mengernyitkan dahi, "Lu okay kan? Ya udah lu tinggal kasih tau persembunyian kakak kakak panitia dan lu lanjut ngadem deh."

"Oke tiga di 10 IPS 2, dua di lab IPA, dua di ruang osis, empat di mushola, dua di perpustakaan, satu di ruang guru meja bu Yura."

"Thanks my bro! gas Cyr kita ke Ruang guru dulu."

Mereka berdua betulan pergi ke ruang guru, menemui bu Yura dan disana juga ada Ardhan yang melambaikan tangan memberi tanda bahwa Sandra dan Cyra serta tiga murid lain masuk ke dalam ruangan, seperti sedang antre sembako, mereka di suruh berbaris.

"Nama nya siapa?"
"Fauzan kak"

"Tunggu sebentar, ada telepon nih, bu Yura sebentar ya, mohon izin angkat telepon dari Juna, ga tau nih kenapa telepon ga nyamperin langsung, hehe."
Ardhan menepi ke arah sedikit pojok ruangan untuk mengangkat telepon, sementara siswa-siswi itu menunggu dengan grogi.

"Sandra, kok di lapangan rame ya? udah di suruh kumpul lagi?" Cyra sedikit menarik lengan baju Sandra.

"Engga tau deh, tapi belum ada suara bel sirine nya kan?"

"Adik-adik maaf ya kalian bisa kembali ke lapangan atau ke tempat kakak panitia yang lain dulu, Bu Yura Ardhan izin pamit ke lapangan, permisi. Oh iya ini dua orang kelompok Bougenville kan? Kalian di handle Kak Bayu sementara ya, ada di Lapangan."

~~~~~

"Gimana udah mendingan? Apa mau pulang istirahat aja Tlas? Itu tadi kita udah telepon Bunda lu, mau datang katanya."

"Atlas dimana? Anak saya?" Beberapa panitia dan petugas PMR menepi.

"Kamu minum air dingin? Bunda udah bilang Atlas kamu ga boleh minum air dingin atau es, sekarang pulang ya? Kamu istirahat, Ayah kamu pulang."

"Atlas, i-ini tisu nya di bawa aja, belum berhenti kan?"

"Makasih Ta, Kak Yuan maaf ngerepotin, Atlas izin pulang dulu"

. . . .

. . . .

. . . .

~tbc~

°•°•°•°•°•°

Don't forget to Vote, and Comments
Thanks~🏹

𝑺𝒆𝒎𝒆𝒔𝒕𝒂 𝑨𝒕𝒍𝒂𝒔 | only 24hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang