10. Rasa Takut

58 6 1
                                    

"Kamu percaya hantu? Kalau saya lebih percaya, I love you."

-ADG-

°•°•°•°•°•°

"Kenapa? Astaghfirullah! Panggil petugas PMR cepat! Tolong anak putra bantu bapak dudukan dan hangatkan tangan sama kakinya terus ambilkan tisu!"

Cukup jauh dari tenda seluruh siswa maupun siswi yang telah siap untuk melaksanakan sholat semuanya menghadap ke arah tenda, penasaran dengan apa yang terjadi. di shaf putri paling belakang, "Itu rame kenapa ya? Jadi ke delay gini sholatnya, emm... Cyra kamu tau ga itu kenapa rame di belakang?"

"Cyra ga tau Salsa, daritadi kan Cyra juga disini. Itu Sandra mau kesini tuh, nanti tanya aja ke Sandra, Cyra masih ngantuk dikit nih." Salsa menggeleng-gelengkan kepala, "Jangan tidur ya Cyr, nanti wudhu kamu batal loh." Mendengar hal itu Cyra mengangkat kepalanya, "Eh? Emang iya ya? Ya udah kalau gitu Cyra engga tidur."

"Cyra! di Tenda tiga ada yang pingsan!"

"Hah?! Siapa San?" Justru Salsa yang bertanya.

"Sepupu gue, tapi yang cewe ga boleh kesana, ga boleh liat," Salsa justru terlihat bingung. "Sepupu? Siapa emang? Itu tenda isinya anggota Osis yang bakal di lantik nanti kan?"

"San! Maksud kamu?" Sandra mengangguk mendengar ucapan Cyra.

"Apasi kalian? Siapa sih yang pingsan dalam tenda?"

"Atlas, Salsabila!"

"WHAT! KIDDING GA LO SAN?!"

"Demi Tuhan, suara lu bisa kedengeran seantero hutan sini, malu anjir diliatin!"

"Kayaknya Salsa bukan temen sekelas Cyra, Cyra ga kenal Salsa, Cyra yang malu tau!"

"Hehe sorry," Salsa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Sementara itu di tenda PMR, "ini perlu di bawa ke rumah sakit aja ga? Atau klinik dekat sini gitu takutnya kenapa-kenapa pak anak orang," ucap Fael. Disana ada Juna, Rafael dan Yuan yang menunggui. Atlas menggelengkan kepalanya, ia tidak ingin merepotkan, lagipula hanya karena terlalu dingin saja, nantinya juga sembuh jika udara sedikit hangat.

"Masih lemes ga? Kalau iya lo istirahat di tenda PMR aja deh, jangan ikut kegiatan hari ini, soalnya bakal ke tengah hutan nanti tuh," Rafael memberikan saran, yang sepertinya akan tidak di setujui oleh Atlas.

"Gue bakal tetep ikut, engga apa-apa kok, ini cuma kedinginan doang," Rafael yang mendengar jawaban itu, merotasikan matanya jengah.

"Serah deh serah! Kalau gitu lo tidur dulu deh, buat pulihin kondisi badan lo," Atlas mengangguk dan merebahkan tubuhnya, dengan posisi kepala yang sedikit lebih tinggi dari badannya, sehingga menjadi setengah duduk. "El, gue kan belum sholat subuh," Rafael memandang Juna dan Yuan bergantian.

"Terus lo ambil wudhunya gimana? Bisa jalan ga lemes? Apa ga dingin?" Tanya Juna yang sebenarnya masih khawatir. "Bisa tayamum, nanti gue sholat sambil duduk," Mereka bertiga disana mengangguk dan kemudian memilih duduk di luar tenda. Seusai sholat subuh, mereka semua kembali ke tenda masing-masing untuk bersiap acara pagi selanjutnya yang itu bersih-bersih, senam pagi, kemudian di lanjutkan dengan sarapan. Dan untuk acara LDK khusus calon anggota osis akan ditambah satu hari kemah malam keakraban yang nantinya akan di pindah ke sebuah villa.

Sebelum beranjak siang acara pagi mereka telah selesai, termasuk juga sarapan. Tenang, tidak ada acara harus memakan se-ember atau se-panci nasi yang di siram air kemudian memakannya menggunakan tangan. Hanya acara sarapan biasa dengan hikmat, sebungkus nasi komplit dengan lauknya di tambah kerupuk, sambal dan mentimun.

𝑺𝒆𝒎𝒆𝒔𝒕𝒂 𝑨𝒕𝒍𝒂𝒔 | only 24hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang