Rea keluar dari kelasnya di kampus dengan semangat menggebu, berlari kecil menuju pintu gerbang, saat tatapannya menemukan sesosok tegap kesayangannya,menunggu dengan sabar diatas motor yang dibeli lelaki itu waktu masih duduk dibangku kuliah tahun ketiga, ketika itu kafe tempatnya bekerja part time memberi bonus yang lumayan besar dan Elang memang pekerja keras, karena ketekunannya dia di terima di salah satu universitas negeri dengan beasiswa yang bertahan sampai lulus kuliah, juga sudah menabung sejak lama, dan akhirnya tabungannya cukup untuk membeli motor impiannya.
Ingatan Rea berkelana saat Elang dengan semangat dan kekuatan penuh menggedor kamar putri di panti asuhan, membuat kehebohan dan keributan meyebutkan nama Rea lantang, "Rea! Rea!, kamu didalam kan?"
Saat mendengar namanya disebut oleh orang yang menyebabkan kegaduhan itu, Rea yang sedang baring telungkup sambil membaca novel barunya, dengan kesal menutup novelnya keras dan turun dari tempat tidur sambil menghentakkan kaki, tidak peduli dengan tatapan sinis teman satu kamarnya, dia memang selalu disinisi, entah apa salahnya, menghembuskan nafas guna menyabarkan diri, dan mengulurkan tangan untuk memutar kenop pintu yang kalau tidak dibuka dalam waktu dekat pasti akan rusak
"kenapa lang?" jawab Rea dengan nada kesal, menengadah menatap lelaki jangkung didepannya.Wajah Elang yang awalnya dihiasi oleh cengiran bahagia dan bangga tiba-tiba mengerut tidak suka mendengar nada suara Rea, menyentil dahi gadis didepannya yang tidak sopan "heh tidak sopan yah kamu sama yang lebih tua"
Rea mengusap dahinya yang merah dengan bibir mengerucut "abisnya, bang Elang buat keributan, mana udah malam, teman kamarku kan jadi keganggu" kemudian Rea merasakan tangan hangat Elang menggantikan tangannya mengelus dahinya yang memerah.
"kok malah merah banget gini?" Elang mendekatkan wajahnya menatap dahi Rea dengan kening mengerut "nyentilnya gak pake tenaga kok, makanya kamu gak boleh sensitif berlebihan jadi perempuan, tuh kulit kamu jadi ikutan sensitif " ucap Elang asal, sambil mengelus dahi Rea.
Rea mencebik, yang nyentil siapa yang salah siapa, batinnya.
"kita kasih apa yah Re, biar gak merah kayak gini, takutnya nanti malah memar" Elang meneliti dan mengelus dahi Rea dengan serius, tidak habis pikir dengan dahi Rea yang memerah hanya karna disentil pelan, menangkup wajah Rea yang diam "kita ke apotik yah? Beli saleb, nanya ke yang jual pasti dia tau"
Rea melepaskan tangan Elang dari wajahnya, menghentikan ocehan pria itu yang mulai tidak masuk akal "gak usah bang, gak papa kok itu, besok pagi palingan udah gak merah lagi"
"apanya yang gak papa! Tuh lihat merahnya menyebar makin luas"
Tersenyum haru, atas perhatian Elang kepadanya, Rea mengenggam tangan besar Elang dan membanya kebibir, mengecup dengan sayang "gak papa bang" ucap Rea lembut "sekarang abang bilang, alasan abang datang kesini malam2 dan buat keributan"
Elang yang sempat lupa dengan alasannya menemui Rea, mengembangkan senyum bahagia kemudian mengangkat Rea dalam pelukannya "abang punya kabar bahagia, mulai besok kita gak akan pakai angkot lagi kalau berangkat kesekolah atau mau pergi kemana-mana"
"kenapa?"
Menurunkan Rea dari pelukannya dan menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah cantik Rea "abang dapat bonus besar dikafe dan abang ingat kalau tabungan abang digabungin dengan bonusan dari kafe, cukup buat beli motor yang sudah lama abang inginkan, yah walaupun memang bukan motor yang seperti dipakai teman-teman abang di kampus, tapi yang terpenting kesayangan abang gak desak-desakan lagi di angkot" mencubit kecil hidung Rea.
Rea melompat kepelukan Elang dan melingkarkan kakinya di pinggang pria itu dengan tawa bahagia, Elang tertawa geli melihat tingkah mengemaskan Rea, suara tawa mereka menggema penuh kebahagiaan dan cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faded (END)
Romance21+ Rea dan Elang adalah korban dari orang tua yang tidak bertanggung jawab. Tinggal dipanti asuhan sedari kecil membuat Rea yang tertutup dan pendiam menggantungkan segala kepercayaannya kepada Elang. Pria yang mementingkan Rea diatas segalanya, se...