i, Sokap dulu aja

425 38 3
                                    

Januari 31.





Maura, perempuan cantik yang sedang menunggu kereta itu ternyata memikat lelaki yang berada di sebrang kiri.

Menatapnya lembut dan terkesan mengaggumi perempuan cantik itu.Terlebih lagi tadi perempuan itu memberikan permen kepada anak kecil disebelahnya yang tengah menangis ke ibunya entah kenapa.

Bagi Haikal perempuan itu adalah masa depannya,yang berarti calon makmum Haikal.

Katanya ke Arjuna gini "gak jun gue bisa lihat dia masa depan gue dari matanya dan perilakunya.Bener-bener cocok jadi bini gue!"

Yang dibalas helaan nafas pasrah dari Arjuna yang kerap dipanggil Juna.

"Woi,jangan liatin itu mulu dah masuk buruan keretanya udah dateng!" kata Juna di sebelah Haikal dengan nada kesal.

Ya gimana enggak orang Haikalnya dipanggil nggak nyaut dari tadi,apalagi Juna anaknya galak.

"Ngegas bener buset!" balas Haikal dengan tatapan tajam ke Juna yang tidak lama kembali ke wanita pujaannya,Maura.

Haikal kenal Maura waktu jaman ospek di kampus,mereka dihukum bareng soalnya gak bawa jas kuliah yang pada saat itu di wajibkan membawa hingga 4 hari.

Tapi baru-baru ini Haikal menyadari kebaikan dan kencantikan luar dalam Maura.

Haikal terpikat oleh Maura saat di kereta,bahkan sekarang Haikal lebih sering pulang dengan kereta mengikuti wanita pujaannya daripada menaiki Nurdin,motor kesayangannya.

"Woi kal! kalo lo tertarik pengen jadiin pacar ya gebet lah!" ujar Juna ngegas dengan temen se hidup sematinya,haha bercanda.

Lagian Juna juga kesel akhir-akhir ini Haikal liatin Maura terus di deketin enggak,heran juga biasanya Haikal terpikat cewek cantik langsung gas.

Yang ini beda atuh jun,di seriusin sama Haikal!

"Susah jun,kelihatan" balasnya.

"Lo juga biasanya suka cewek,terpikat gitu langsung embat.Kenapa yang ini kagak?" kata Juna lalu mengalihkan pandangannya dari handphone menuju ke Haikal.

Juna lihat Haikal jadi geli sendiri abisnya Haikal mesem-mesem sambil lihatin Maura.

"Beda jun anaknya,ini spesial pengen gue jadiin yang terakhir" balas Haikal lalu menatap Juna.

Yang ditatap cuman bergidik aja,gak tau Haikal beneran apa enggak.

Maura dan Haikal itu jauh tapi dekat dihati.Bagi Haikal doang kali ya,emang Maura demen dia?

Bener,mereka beda jurusan dan fakultas.Maura mengambil jurusan Akuntansi sedangkan Haikal mengambil jurusan Teknik Mesin.

Untung saja fakultas Akuntansi dan Teknik sebelahan jadi kantinya jadi satu.Masih bisa ketemu lah.

Kereta yang mereka naiki sudah sampai di tujuan,banyak orang yang buru-buru untuk keluar dan membuat pintu kereta sempit dan mengantri untuk bisa keluar.

Haikal tampak khawatir dengan Maura yang berjalan kearah pintu lebih dulu.Dia takut Maura akan terjatuh dan luka.

Bruk!

Suaranya keras tapi tidak menyaring, membuat Haikal meninggalkan Juna di dekat ambang pintu dan menerobos orang-orang yang menghalanginya dengan paksa.

Haikal tidak peduli jika mereka protes,yang terpenting adalah wanita yang berani membuatnya khawatir.

Benar saja nalarnya,Maura terjatuh Haikal dengan sigap membantu Maura yang terjatuh hingga sedikit tergeletak dilantai stasiun.

[1] Kereta Kencan: tak apa jika bukan aku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang