3. Brother

648 77 26
                                    

Erwin kini tengah berada di kantornya dengan Ema yang sudah menempel layaknya lem, Annie yang melihatnya hanya memutar bola matanya malas, sedangkan Erwin tidak peduli sama sekali dengan Annie maupun Ema.

"Erwin, ayo makan siang" ucap Ema dengan nada genit dan menempelkan dadanya dilengan Erwin, Annie yang kesal melihatnya menarik lengan Ema untuk menjauh dari sahabatnya itu "cih lounte" bisi Annie pada dirinya sendiri.

Ema yang tidak terima pun menabrak bahu Annie dan pergi dari ruangan Erwin, sedangkan Annie hanya menatap malas, Erwin menggaruk kening nya, Annie yang menyadari Erwin sedang gelisah segera menanyakan apa yang sedang terjadi.

"Ada apa?" Tanya Annie, Erwin pun menghela nafasnya kasar "ibu, dia selalu bertanya kapan aku akan menikah, jangankan menikah, calonpun saja belum ada" ucap Erwin mengusap wajah nya gusar.

"Pfttttt HAHAHAHA, seorang Erwin Smith gusar karena ditanya kapan menikah? HAHAHA CEPATLAH CARI ISTRI ALIS TEBAL" ucap Annie menepuk pundak pria bersurai blonde itu, "sedang kuusahakan, aku tidak menemukan wanita yang tepat, mereka semua hanya ingin uangku sial!" Ucap Erwin, Annie pun menatap Erwin lekat "ada kok, kau nya saja belum menemukan yang pas, suatu saat akan datang, kau ini terlalu sering main wanita pria jangkung, mana bisa mencari wanita baik baik jika sikapmu tidak berubah hm?" ucap Annie dan merangkul pundak sahabatnya itu.

Erwin pun hanyut dalam fikirannya, perkataan Annie terus berputar dikepalanya.

Ditempat lain Brie dan Jean sedang makan siang disebuah rumah makan sederhana ala rumahan (warteg), Jean hanya menatap sepupunya itu dengan tatapan sedih "jadi kau benar benar keluar kuliah? Padahal hari ini adalah hari pertamaku kuliah Brie, huhuuu memang kepala yayasan botak itu menyebalkan" ucap Jean, Brie hanya menepuk pundak sepupunya itu dan merangkulnya "lalu kenapa kalau aku keluar kuliah? Kau mau berhenti gitu?" Tanya Brie.

Jean hanya menghela nafasnya, "jujur saja aku pindah kemari karena ingin satu universitas denganmu, aneh sekali dia tiba tiba mencabut beasiswa mu, ada yang aneh Brie" ucap Jean, gadis itu mengernyitkan dahi tanda tidak mengerti.

"Ya kau bayangkan saja, beasiswa mu tiba tiba dicabut padahal kau tidak bermasalah, bahkan nilaimu tinggi, cukup aneh" jelas Jean, Brie pun menatap datar kearah meja makan didepannya, "Reiner datang ke kampus dan dihari itu pula beasiswa ku dicabut" ucap Brie dengan nada lirih, Jean membelalakan matanya dan menatap tak percaya.

"BRIE! Sudah pasti ini ulah kakak sialanmu itu, benar benar pria brengsek!" Ucap Jean dengan nada tinggi, gadis itu menatap tajam kearah Jean "tidak mungkin kuda!, dia tidak sejahat itu, dia tetap Reiner yang dulu selalu melindungiku" ucap Brie dan pergi meninggalkan Jean yang tengah menatap Brie nanar.

^^^^^^^^^

"Reiner, dari mana kau?" Tanya seorang wanita yang tengah duduk dikursi mewah dan memegang cangkir berisikan teh panas, "suatu tempat" jawab pria blonde itu dan mendudukan dirinya didepan wanita itu.

"Apa sangat penting sampai meninggalkan sarapan bersama?" Tanya wanita itu kembali, Reiner hanya menghela nafas nya malas "ibu, aku ada urusan yang tidak bisa kukatakan, sudahlah" ucap Reiner menatap malas wanita itu yang ternyata ibunya sendiri.

"Apa kau menemukan adikmu?" Tanya wanita itu, Reiner hanya menatap malas dan beranjak dari duduknya "sudahlah jangan bahas dia lagi, mungkin dia sudah bahagia dengan ayah" ucap Reiner dan pergi meninggalkan ibunya.

Sofia braun, menikah dengan seorang CEO terkenal dari Braun company yaitu James braun. Dia membawa anak pertamanya yaitu Reiner Charllote, dan mengubah namanya menjadi Reiner braun dan menjadi CEO di Braun company.

Sofia tidak pernah bertemu lagi dengan anak kedua dan mantan suaminya sejak meninggalkan mereka berdua, James sangat melarang Sofia untuk bertemu mantan suaminya yaitu Lucas charllote. Dia bahkan tidak mengetahui bahwa mantan suaminya ini sudah meninggal.

MY ONLY CEO (Erwin Smith)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang