11. Child

675 71 50
                                    

Keadaan Brie sama sekali belum membaik, walaupun Brie mengalami pendarahan hebat, gadis itu tetap berhasil melahirkan seorang anak laki laki yang sehat.

"Setidaknya kau harus melihat anakmu dulu Erwin" Viona merasa sangat frustasi dimana putranya sama sekali tidak ingin melihat cucunya, "bagaimana aku bisa melihat seseorang yang sudah membuat istriku koma seperti ini mom?"

"Bagaimanapun juga itu anakmu Erwin! Apa yang akan Brie lakukan jika mengetahui bahwa suaminya sama sekali tidak ingin melihat anaknya"

"Jangan memaksaku mom, aku sama sekali tidak ingin melihat iblis kecil itu" Erwin tak bisa berfikir jernih, yang ia pikirkan hanya keselamatan Brie, Erwin sama sekali belum melihat putra nya, bahkan ia tidak mengetahui wajah putranya sendiri.

"Dimana adikku?" Suara seorang pria menggema di lorong rumah sakit dimana Brie dirawat, "untuk apa kau kemari Reiner?" Erwin segera beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Reiner.

"Bagaimana kabar Brie? Bagaimana keadaannya? Dan anaknya? Bagaimana??" Erwin tersenyum miring dan sedikit tertawa "kenapa baru saat ini peduli pada adikmu tuan Braun?" Reiner memang sahabat dekat Erwin, namun saat mengetahui apa yang kakak iparnya lakukan pada istrinya, Erwin menganggap Reiner adalah seonggok sampah tak berguna yang memiliki harta berlimpah disekitarnya.

"Jawab aku sialan!!, bukan saatnya untuk berdebat mengenai masa lalu, DIMANA ADIKKU?!" Reiner mencengkram kerah Erwin. Viona dan Jean yang berada disana segera memisahkan mereka berdua, "apa yang kau lakukan Reiner sialan?!" Bentak Jean.

"Diamlah Jean, jangan ikut campur!" Pekik Reiner, namun Jean sama sekali tak menghiraukan perkataan Reiner dan malah menghantam wajah Reiner hingga pria bersurai pirang itu tersungkur ke lantai rumah sakit.

"Bajingan sepertimu tidak pantas berada disini brengsek!, apa kau tidak menyadari apa yang sudah kau lakukan pada Brie adikmu sendiri? Kau bahkan mencabut beasiswa adikmu sendiri hingga dia nyaris bunuh diri, apa masih pantas kau menyebut Brie sebagai adikmu?" Jean sudah tidak tahan dengan prilaku sepupunya itu, Jean lah satu satunya kerabat yang mengetahui betapa beratnya hidup Brie.

"B-bunuh diri?! J-jangan bercanda Jean!" Reiner mendudukan dirinya dilantai rumah sakit dan menatap pantulan dirinya dari lantai, dia merasa jijik melihat dirinya sendiri, "aku menemukannya saat ia akan melompat, jika aku terlambat sedikit saja mungkin dia sudah tidak ada sejak lama" Erwin pun membuka suaranya dan mendudukan diri dikursi rumah sakit, ia mengusap wajahnya kasar, "sial" batin Erwin.

"A-aku, aku harus bertemu dengannya, dan meminta maaf, aku sebenarnya masih menyayangi adikku hingga kapanpun, aku mencabut beasiswa nya berniat agar dia mencariku dan kembali padaku, aku tidak berniat membuatnya depresi hingga mencoba bunuh diri, apa yang sudah aku lakukan?" Tangisan Reiner mulai terdengar, pria bertubuh besar itu sangat menyesali perbuatannya, Jean segera mengangkat tubuh Reiner agar pria itu berdiri.

"Brie bahkan terkadang mencemaskanmu bodoh, dia tetap peduli padamu walau kau sudah berbuat jahat padanya, kuharap kau tidak mengulangi nya lagi Reiner, Brie sangat menyayangimu, dia membutuhkan seorang kakak untuk menggantikan peran ayahnya yang sudah tiada, bahkan paman dan Brie masih sering membicarakan mengenaimu jika berkunjung kerumah ku" Jean menepuk bahu Reiner dan menatap nanar kearah pintu ruangan dimana Brie dirawat.

"Brie, kumohon kembalilah, maafkan aku, biarkan aku menebus semua kesalahanku padamu, aku menyayangimu Gabriela"

^^^^^^^^^^

Sudah satu minggu sejak Brie melahirkan, kini Brie sudah dipindahkan keruang rawat inap, namun Brie tetap belum sadarkan diri, Erwin sama sekali tidak meninggalkan Brie, seluruh urusan kantor ia serahkan sementara kepada sekertarisnya yaitu Annie dan memutuskan untuk fokus merawat Brie hingga istrinya sadar dan pulih kembali.

MY ONLY CEO (Erwin Smith)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang