15. Apologize

633 42 16
                                    

Brie mulai mengedipkan matanya, ia memegang kepalanya yang terasa sangat pening, jam menunjukan pukul 3 malam, ternyata Brie tertidur seharian penuh akibat mengonsumsi terlalu banyak alkohol.

"Ngghhhh" Brie mendudukan dirinya dan mendapati Erwin yang masih tertidur pulas dengan memunggungi Brie.

"Apa dia masih marah?" Brie beranjak dari ranjang lalu menuju dapur karena haus menyerang dirinya, Brie berjalan dengan sempoyongan karena rasa sakit di kepalanya benar benar menganggu keseimbangan tubuhnya.

Dengan hati hati Brie mengambil gelas namun karena tubuhnya masih lemah gelas pun terjatuh dan alhasil Erwin dan Viona terbangun karena suara gelas pecah menggema dikediaman Smith itu.

"Siapa disana?" Tanya Viona, Erwin pun menghampiri Brie dan menghela nafasnya "astaga kukira ada maling, ternyata itu kau Brie"

Brie yang merasa bersalah segera memunguti pecahan gelas namun tak sengaja pecahan tersebut mengenai lengan Brie, Erwin segera membantu istrinya dan menggendong Brie untuk kembali ke kamar.

Dengan hati hati Erwin mendudukan Brie di ranjang lalu mengambil kotak p3k untuk mengobati luka Brie.

"Kenapa tidak membangunkan ku jika merasa haus, kau tidak perlu jauh jauh ke dapur Brie, dan lagi kenapa tidak meminta bantuanku untuk membersihkan serpihan gelas"

Brie hanya terdiam dan menunduk "hiks" Erwin mengalihkan pandangannya dan melihat ternyata istrinya sedang menangis, "a-aku minta maaf hiks"

Erwin menghela nafasnya kasar dan membereskan peralatan p3k nya, "k-kumohon dengarkan penjelasanku Erwin, aku bersumpah dia bukan kekasihku"

Erwin menatap Brie dengan tatapan serius seperti ingin mendengarkan penjelasan Brie yang sebenarnya, Brie memegang tangan Erwin dengan erat dan menjelaskan semuanya.

"Aku memang pernah menjalin hubungan dengan Eren, tapi itu jauh sebelum aku mengenalmu, kami menjalani LDR karena dia harus pergi ke German, namun dia tiba tiba menghilang dan sekarang dia kembali dengan tiba tiba" tangisan Brie semakin pecah, Erwin menarik tubuh Brie dan memeluk tubuh istrinya.

"Apa aku bisa mempercayai penjelasanmu?" Tanya Erwin, Brie mengangguk didalam dekapan Erwin "kau bisa check handphone ku jika tidak percaya" Erwin terkekeh dan menangkup wajah Brie lalu mencium kedua mata Brie lalu mencium pipi istrinya, lalu mencium hidung istrinya dan berujung mencium bibir istrinya yang sangat ia sukai.

Erwin melumat lembut bibir manis milik Brie, Brie membuka mulutnya memberi akses untuk Erwin bermain dengan lidahnya "ngghh" lenguhan Brie membuat ciuman kedunya berubah menjadi lebih panas.

Readers ini adegan lemon, tolong yg dibawah umur atau memang ga nyaman sama adegan lemon sangat diperbolehkan untuk skip, kalau kalian memang readers mesum yg suka adegan lemon, yok lanjottt!!

Tangan Erwin mulai memasuki baju Brie dan mengusap perut istrinya, lalu naik keatas dan menyentuh payudara milik Brie.

Erwin dengan lembut memijat kedua payudara Brie tanpa melepas lumatan di bibir Brie

Brie memukul dada Erwin karena mulai kehabisan napas, Erwin yang mengerti langsung melepaskan lumatannya dan keduanya meraup udara sebanyak mungkin.

"Aku ingin ya Brie, boleh kan?" Tanya Erwin, Brie mengangguk dengan wajah yang sudah merah padam, namun saat Erwin akan kembali mencium Brie istrinya menahan tubuh Erwin dan membuat sang suami kebingungan.

"Erwin..... boleh kutanya sesuatu?" Erwin menekuk dahinya dan mengangguk "tentu saja sayang, ada apa?"

"Saat kau mabuk, kau diantar Marrie kerumah, dia bilang permainan mu di ranjang sangat hebat, kau tidur dengan Marrie?" Suara Brie bergetar dan terlihat sedang menahan tangis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY ONLY CEO (Erwin Smith)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang