7. Feeling

667 79 30
                                    

Sebelum baca, jangan lupa vote ya!🥰
enjoy the story!!

*
*
*
*

Brie merebahkan tubuhnya di ranjang empuk milik Erwin, dia merasa sangat mengantuk dan lelah, tamparan dari Ema masih terasa di pipinya, pipi gadis itu cukup merah karena tamparan Ema cukup keras.

Erwin pun sampai di mansion mewah milik keluarga Smith itu, dia segera mencari dimana keberadaan Brie dan ternyata gadis itu sudah terlelap, terlihat pipi istrinya itu merah, pria itu mengusap lembut pipi gadis itu dan mengecup keningnya, "maaf ya" dan segera pergi ke ruang kerja nya untuk memeriksa beberapa dokumen.

Brie terbangun karena merasa tenggorokan nya kering, dia beranjak dari kasurnya dan tidak melihat Erwin disana, gadis itupun segera pergi ke dapur untuk mengambil segelas air dan menenggak nya, setelah selesai Brie menyadari lampu ruang kerja Erwin menyala.

Entah hal apa yang merasukinya, gadis itu memasuki ruangan itu dan mendapati Erwin yang tertidur di meja kerjanya dengan lengan yang masih memegang pena serta beberapa lembar dokumen yang berserakan, Brie segera membereskan dokumen yang berceceran dan pergi kekamarnya untuk mengambil selimut, setelah mengambil selimut gadis itu segera kembali dan menyelimuti tubuh kekar Erwin.

Brie menatap beberapa detik wajah Erwin dan terdapat semburat merah dipipi Brie karena menyadari bahwa suaminya ini memang sangat tampan, akhirnya dia tersadar dari lamunannya dan segera kembali kekamarnya untuk melanjutkan ritual tidurnya yang sempat tertunda tadi.

^^^^^^^^

Keesokan paginya, Erwin cukup terkejut karena ada selimut yang membalut tubuhnya, dan dokumen yang tadinya berceceran sudah rapih, pria itu menekuk dahinya merasa bingung.

Erwin sekarang tengah menikmati sarapan paginya, kalau kalian bertanya dimana Brie sekarang, gadis itu tengah pergi berkunjung kerumah neneknya, Brie sudah pergi sejak pagi sekali karena ingin menghindari kemacetan kota.

Setelah sarapan Erwin memanggil seluruh maid di mansion nya ini dan bertanya siapa yang memberi selimut saat dia tertidur, dan tidak ada satupun maid yang menjawab pertanyaan Erwin, namun salah satu maid segera memberi tahu apa yang dia lihat semalam, "maaf tuan Erwin, semalam saya melihat nyonya Brie membawa selimut dari kamar anda tuan" Erwin pun mengangguk paham dan menyuruh seluruh maid untuk bekerja kembali.

Pria itu menyenderkan kepalanya disofa yang besar, terdapat senyuman dibibir pria itu, "manis juga istriku ini" lalu Erwin segera kembali ke ruang kerjanya untuk menandatangani beberapa dokumen.

Erwin hari itu sedang tidak ada kegiatan apapun di kantornya, dia memutuskan untuk menelfon istrinya dan berniat menjemput Brie, awalnya ditolak mentah mentah oleh gadis itu, namun Erwin sangat bersikeras ingin menjemput istrinya itu dan akhirnya diterima oleh Brie.

Pakaian yang Erwin pakai hanya sebatas celana pendek dan kaos putih, serta sepatu kasual kesayangannya, walau terlihat biasa saja namun harganya jauh dari kata biasa, pria itu segera mengambil kunci mobil mewah nya dan pergi menjemput gadis tsundere nya itu.

Dilain tempat Brie tengah berbaring dengan memeluk neneknya, gadis itu sangat merindukan neneknya yang sudah merawatnya sejak sang ayah meninggal, neneknya mengusap surai rambut Brie dengan penuh kasih sayang, sedangkan kakek gadis itu kini tengah menyirami tanaman yang ia rawat seperti anaknya sendiri.

"Nek, nenek pernah cerita padaku bukan kalau nenek dijodohkan dengan kakek, saat itu nenek mencintai kakek tidak?" Tanya Brie dalam pelukan neneknya itu, Brie memang terkenal sangat dingin namun jika sudah bersama orang yang dia sayangi, dia akan berubah menjadi gadis yang hangat dan manja.

MY ONLY CEO (Erwin Smith)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang