Part 8

3.7K 296 6
                                    


Jennie POV

Aku masih membaca buku ku, kali ini bukan novel melainkan membaca komik. Aku hanya ingin melihat yang bergambar dan bukan hanya tulisan kali ini. Aku masih heran kenapa Lisa menggoda ku. Aku hanya dapat mengingat suatu hal saat aku sedang membaca, dan aku ingat sekarang. Kami berhubungan sex di ruangan mama. Aku hanya bisa berdoa semoga mama tidak melihat CCTV di kantor nya, kalau tidak aku akan di marahi nanti nya.

Aku sudah selesai dengan bacaan ku dan sekarang aku ingin melihat acara pendaftaran yang sedang di gelar. Aku dan Irene mengikuti kelompok ekskul membaca, kalian tau membaca membuat ku sedikit tenang dan nyaman saat berada di dunia ku sendiri dan membaca mata pelajaran sekolah itu tidak termasuk yang hanya akan membuatku sakit kepala. Kalian tau, pelajaran yang paling memuakan untukku adalah pelajaran menghitung, tapi kalau aku di suruh menghitung uang aku juaranya.

Aku bangkit dari duduk ku dan mama menoleh ke arahku. "Ma, aku pinjam ponsel mama sebentar bisa? Jane mau melihat acara pendaftaran anggota dan mungkin Jane bisa membantu untuk mengambil gambar di acara tersebut. Bukannya itu akan sedikit membantu untuk penyerahan proposal acara ini kan?" mama tersenyum melihatku "Kamu gak usah kasih mama penjelasan panjang lebar, kamu bisa meminta nya sayang." Jawab mama yang membuatku sedikit malu.

"Ini kunci kantor, kamu bisa mengambilnya di dalam tas mama yang terletak di lemari belakang meja kerja mama. Kamu juga boleh menggunakan kamera yg ada di sana." kata mama sambil menyerahkan kunci kepadaku. Ku cium pipi nya sebelum aku keluar dari kelas. "Mau aku temenin gak?" tanya Irene dan aku menoleh ke belakang "Gpp... aku bisa sendiri. Nanti aku akan mengajak Chaeyeong." Jawab ku dan di angguk kan Irene.

Aku berjalan kearah kantor mama dan melihat koridor nya sangat sepi dan cuma ada satu orang bodyguard yg berdiri di depan kantor. Saat aku sampai di depan ruangan mama, bodyguard itu memberi hormat kepadaku dan aku mengangguk. Ku masukan kunci ke lubangnya dan memutar kenop pintu. Aku berjalan menuju lemari yang ada di belakang kursi kerja nya dan membuka lemari itu, ku ambil tas mama dan mengambil ponselnya. Aku melihat ada beberapa kamera di sana yang satu modern yg satunya terlihat sudah lumayan jadul. Dengan penasaran aku membawa keluar kedua kamera itu dari lemari dan menutupnya kembali. Aku duduk di kursi putar dan menghidupkan DSLR model lama itu, ku lihat ada memori yang masih tertancap di sana.

Aku melihat isi nya ada beberapa foto dan juga video. Aku melihat foto di saat aku masih balita, aku mengetahui nya karena ada Mommy di sana. Ku klik tombol kanan untuk melihat poto selanjutnya, sekarang di sana ada aku, mama dan Dad. Aku memanggilnya dad dari saat aku masih balita, padahal dia adalah uncle ku. Aku melanjutkan nya ke foto berikutnya ada aku yang di pangku oleh mommy, aku tersenyum kalau mengingat masa yang indah itu dan poto selanjutnya ada aku mommy, mama dan dad yang memeluku. Yah... tidak ada ayah ku. Dia adalah kenangan buruk untuk ku. Saat ku tekan next aku melihat ada video di bagian akhir, aku mencari kabel konektor untuk ku sambungkan ke laptop mama yang ada di meja nya, setelah itu aku memutar nya di sana agar aku melihat nya cukup luas. Aku menekan tombol play dan di sana hanya ada aku di depan cake ultah ku dan tak berapa lama mommy muncul di video itu yang membuat senyum ku memudar.... "Mom-mommy..." lirihku saat ku lihat wajah mommy yg lebam seperti pukulan di matanya.

Author Pov

Video play

"Ayo sayang... buat permohonan" – mom

"..." – J

"Apa permohonan mu sayang..." – Mom

"Aku hanya berharap agar ayah tidak memukulmu lagi mommy. Tak apa jika ayah tidak menyayangiku, setidaknya dia harus menyayangimu dan selalu lembut dengan mu mom" – J

Love Your Dangerous Flaws [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang