Part 14

3.4K 276 14
                                    

Jangan lupa vote....

Jennie POV

Aku tidak memperhatikan dengan serius tentang materi yg di jelaskan oleh Ms. Nayeon. Dia adalah guru baru yg terkenal killer di sekolah ini dalam beberapa hari dan dia juga sekaligus menjadi dosen di salah satu Universitas yg di jalan kan oleh Dad. Ku akui dia hebat, dia sangat pintar dan terus menatap ku setiap kali penjelasan karena aku sedang memainkan ponsel ku tak perduli. Aku merahasiakan identitas ku kepada semua orang dan hanya beberapa yg tau. Dan dia juga tak tau aku adalah anak Mrs. Park.

Dia mulai berjalan kearah ku dan menggebrak meja ku dengan kesal. Dan aku mendongak kan kepala ku menatap nya dengan malas. "Apa kau memperhatikan materi yg ku jelaskan Ms. Kim?" hah. 'KIM' lagi. Aku tak perduli kalau orang lain mendapat marga itu, tapi aku? sudahlah. Aku menerima takdir ku dengan lapang dada.

"Menurtmu?" aku membalikan pertanyaan terhadapnya, dan seisi kelas menatap ku dengan tak percaya, termasuk Lisa dan Irene yg berusaha menenangkan suasana di sana. Ku akui, aku bisa merubah sikap ku dari manja, menjadi orang yg sangat datar. Dari lembut, menjadi orang yg sangat kasar. Dan dari perduli menjadi orang yg acuh. Aku sadar akan semua itu, dan terlebih lagi aku kadang tak mengingat tentang beberapa hal, dan akan berusaha mengingat nya jika itu benar – benar penting.

Dia menarik nafas nya untuk menenangkan dirinya. Hah, bodoh. Itu yg ku katakan dengan senyuman sinis yg ku berikan untuk nya. Dan dia mulai berbicara lagi. "Coba perlihatkan kepadaku, mana catatan yg sudah kau tulis hari ini. Mana materi yg sudah ku tuliskan di depan?" dia mengulurkan tangan nya, meminta ku untuk menyerahkan catatan ku. Aku mengambil tas ku dari dalam laci meja, dan mengeluarkan buku dari sana. Dia menepuk jidatnya yg mengatakan Aku tak percaya dan aku menahan tawa ku. Entahlah, aku senang membuat seseorang kesal dengan apa yg ku lakukan.

Sekilas ku lihat Lisa dari ekor mata ku menutup wajah nya agar tak melihat suasana yg tengah terjadi, begitupun dengan Irene yg takut melihat badai yg sedang melanda di sana. Aku melanjutkan membuka buku ku dan sudah lengkap dengan materi yg di berikan oleh guru yg sedang berdiri di depankan, sangat rapi dan nyaman di pandang untuk di baca. Dia menatap ku dengan heran, sudah ku tebak apa yg dia katakan dari raut wajah nya Bagaimana bisa? Ajaib bukan. Aku tak akan memberi tau kalian rahasianya.

"Sekarang coba kau kerjakan soal yg sudah ku berikan di depan. Ku rasa kalau hanya sekedar materi kau bisa mencatat nya dari beberapa sumber. Tapi kalau memberimu soal dari materi, ku rasa kau tidak bisa, karena aku yg membuat soal itu dan tidak terdapat dari sumber manapun." Dia menantangku, aku tersenyum dan mulai mengeluarkan suara tawa ku sedikit. Dia menatap ku semakin bingung di tambah wajah nya sudah mulai memerah karena menahan emosi nya. Aku berdiri dari duduk ku dan mulai berjalan.

"Mau kemana kau?" dia bertanya dengan nada yg bodoh menurutku.

"Kau bertanya? Apa kau lupa telah menyuruhku untuk menuliskan jawaban dari semua soal – soalmu?" aku menjawab dengan sedikit menyombongkan diri ku, dan mengangkat kepalaku dengan angkuh.

"Sekarang tuliskan jawaban mu. Aku ingin lihat, apa kepintaran mu sebanding dengan ke angkuhan mu." Dia mempersilahkan aku untuk menuliskan jawaban. Aku mengambil spidol yg ada di meja nya. Aku mebaca satu per satu soal yg di tulis nya. Terdapat 5 soal yg sangat sulit menurutku untuk mereka yg sedang mencoba menyelesaikan nya. Dan mereka yg ikut les private sekali pun akan banyak berfikir untuk menjawabnya. Kalian tahu? Pelajaran matematika hampir sama dengan fisika kimia dll. Sama sama menggunakan rumus dan harus di perhitungkan hingga mendapat hasil yg benar.

Aku sangat membenci perhitungan seperti ini. Hingga saat spidol yg baru ingin menyentuh papan tulis, Mrs. Park atau bisa di sebut Mama ku masuk dan berdiri di ambang pintu. Dia melihat ku dengan tatapan tulus nya dan aku memberi senyuman yg tulus untuknya, aku membuang sifat angkuh ku sementara hanya untuk orang yg paling aku cintai. Dan kembali memuncul kan ke angkuhan ku terhadap Ms. Nayeon.

Love Your Dangerous Flaws [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang