BAGIAN 21 - FATIH SIAPA?

5.3K 608 87
                                    

Sebelum baca cerita, mau minta maaf karena tadi siang kepencet update padahal mau klik pratinjau. Oiya, boleh nggak aku minta 600 vote 100 komen di part ini? Spam komen dipersilahkan. Tapi kalau enggak juga gapapa, aku takut flop. Jadi semoga kalian suka.

💜💜💜

Jefri sengaja bangun lebih awal dari biasanya. Bukan lagi untuk lembur pekerjaannya. Namun, racauan nyaring dari bibir Ayana yang membuat Jefri hampir tak bisa tertidur pulas. Selama hamil, istrinya itu tak pernah bisa terlelap layaknya seperti biasa. Entah kesekian kali, rintihan demi rintihan yang keluar dari bibir Ayana membuat Jefri seakan-akan takut jika terjadi apa-apa pada Ayana. Terkadang, ia rela tak tidur demi membiarkan Ayana terlelap terlebih dahulu.

Lelah memang. Tapi Jefri harus melakukannya. Ia sendiri yang mengidam-idamkan buah hati. Tak mungkin ia membiarkan Ayana merasakan kesakitan perkara hamil di trisemester awal ini. Meskipun dulu mereka berdua pernah memiliki pengalaman yang tak mengenakan waktu kehamilan pertama. Namun saat ini ia lebih fasih menjaga Ayana dibanding dengan saat kehamilan pertama dulu yang masih kaku dan tak mengerti apa-apa. Saat ini pun sebisa mungkin tubuhnya akan menjadi penopang bagi hidup Ayana.

Dentingan pelan suara sendok dan garpu memenuhi seisi ruang makan. Pagi-pagi seperti ini dua anak kembar yang tengah beranjak dari meja makan itu merajuk ingin renang bersama Papanya. Mereka tak sabar menunggu orang tuanya yang masih berkutat dengan hidangan yang tersaji masing-masing di hadapannya.

Jefri menghela napas saat kedua anaknya itu menarik-narik ujung kausnya untuk diajari renang. Tak sabar ingin menceburkan tubuhnya di kolam. Salah Jefri sendiri, dua hari yang lalu menjanjikan dua anak itu untuk renang bersama. Dan sekaranglah, mereka menagih janji itu, "Iya sabar. Papa sarapan dulu," pintanya pada kedua anaknya yang masih menagih. Ayana yang sedari tadi melihat suaminya digeleyoti dua anaknya sontak terkekeh pelan. Sorot matanya lebih menarik memindai pemandangan itu dari pada melihat hidangan yang tersaji di hadapannya.

Jefri yang merasa diperhatikan istrinya lantas beralih menatap istrinya yang tengah memainkan sendok yang ia pegang, sama sekali tak berniat memasukkan makanannya itu ke dalam mulutnya. Melihat Sang Istri yang tak berselera makan sedari tadi, tangan Jefri lantas dengan cepat menggeser piring milik istrinya ke hadapannya. Dan menyuapi satu demi satu sendok ke mulut istrinya. Meskipun awalnya Ayana menggerutu saat Jefri memaksanya untuk membuka mulut, namun akhirnya Ayana menuruti perintah suaminya, "Satu sendok lagi," titah Jefri sebelum sendok yang ia pegang meluncur ke mulut Ayana.

"Dari tadi satu sendok mulu, mual Mas!" rengek Ayana bak anak kecil yang sebal akan permintaan Jefri.

Jefri sama saja seperti tengah meladeni tiga anak kecil saat Ayana dan dua anak kembarnya itu merajuk. Istrinya itu merengek memutuskan menyudahi makannya. Ibu hamil memang perasaannya tak bisa ditebak. Kadang senang, sedetik kemudian sedih. Jika Jefri tak menuruti Ayana pun rengekan bak anak kecil akan mencuat dari bibir ranum istrinya, "Buat janin kamu. Tadi anggap aja nutrisi buat tubuh kamu. Sekarang yang aku suapin ini buat janin kamu. Buat anaknya Jefri," tuturnya pada Ayana.

Ayana terpaksa lagi dan lagi membuka mulutnya. Bibirnya meracau tak karuan sebelum menerima satu suap nasi dari sendok yang Jefri pegang, "Udah,"

"Susu hamilnya?" tanya Jefri saat Ayana tengah mengelap bibirnya dengan selembar tisu makan, dan berniat menyudahi kegiatan makannya.

Sontak pertanyaan itu membuat Ayana spontan mendelik ke arah suaminya. Tak lupa bibirnya juga mengerucut panjang, "Nanti aja lah Mas, kamu nggak tau apa rasanya begah sama mual campur jadi satu di perut. Kamu tadi nyuapinnya udah kayak nyuapin kebo. Banyak banget. Nyuapin pakek sendok kayak nyuapin pakek sekop kuli bangunan," gerutunya sebal seraya menjatuhkan kepalanya di dada bidang suaminya yang terbalut kaus putih polos.

Macarolove (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang