BAGIAN 32 - SATU KEBAHAGIAAN

6.5K 859 93
                                    

Ini 3300 lebih waw gila aku menulis ini wkwkwk. Gapapa yuk komen vote follow. Bentar lagi ending gaes 9 part lagi. Kawal sampai ending. Dan enaknya kalo udah ending buat lapak Aidan apa Apiola? Sad ending atau happy? Yuk komen di bawah enaknya apa?🤣 Kasih tau typo. Selamat membaca!

💋💋💋

📍Jakarta

Terlihat dua anak mungil yang tengah berlari ke arah ruang tamu sembari tangannya memegang mangkuk kecil yang berisi mie goreng penuh. Aidan, laki-laki kecil itu lebih dulu berlari ke arah ruang tamu seraya mulutnya penuh dengan mie yang bergelantung di bibirnya. Sedangkan Aviola, bibirnya riang menertawakan kembarannya yang hampir terpeleset karena terlalu antusias berlari.

Kedua anak kembar itu sibuk bermain satu sama lain. Mie goreng yang dibawakan Umi dari rumah, asik ia makan dengan lahap tanpa Jefri ketahui. Andaikan Jefri tahu istri dan anaknya itu memakan mie instan, pasti jari-jemarinya sibuk merenggut mangkuk-mangkuk penuh berisi mie agar tak dikonsumsi istri dan kedua anaknya.

Sorot mata Aviola menajam saat Aidan menyendok mie milik Aviola tanpa berdosa, "Aidan, mie Apiola jangan diambil!" teriak gadis kecil itu seraya netranya melotot ke arah kembarannya.

Aidan ikut mendelik saat Aviola tak mengizinkan Aidan untuk menyendok mie miliknya, "Tapi ... Mie Aidan udah habis. Apiola nakal," belanya karena Aviola merengkuh mangkuk itu agar tak diambil Aidan.

Bibir Aviola pun reflek mengerucut seraya netranya masih betah mendelik ke arah Aidan, "Tapi, ini mie Apiola!" teriaknya lagi.

Kedua anak kembar itu saling melemparkan tatapan tajam ke arah satu sama lain. Aviola ataupun Aidan saling bersendekap dada. Dengan bibir yang kian mengerucut dan netra yang tak pernah lepas dari kilatan tajam, Aidan dan Aviola menyembunyikan mangkuk milik masing-masing agar tak direbut salah satunya.

Beberapa menit berperang dengan tatapan tajam. Netra Aviola beralih menatap pintu utama rumahnya yang sengaja dibuka seseorang dari luar. Sorot mata gadis kecil itu sontak melebar karena orang yang sangat ia cintai telah pulang dari hiruk pikuk banyaknya pekerjaan yang menyita waktu di rumah sakit, "Papa," panggilnya seraya perlahan berlari ke arah Jefri.

Aviola lantas berlari untuk mendekat ke arah Jefri. Disusul Aidan yang sudut bibirnya masih belepotan sisa mie instan yang ia ambil dari mangkuk Aviola yang tertinggal, "Papa kok pulangnya lama?" tanya Aidan ke arah Jefri.

"Papa ada kerjaan banyak di rumah sakit, Nak!" jawab Jefri pelan namun seketika itu alisnya berkerut saat netranya menangkap Aidan yang tengah memakan mie, makanan yang sangat Jefri hindari untuk dikonsumsi keluarganya.

"Bawa mainan?" tanya Aidan lagi ke arah Jefri yang sedikit berjongkok, mensejajarkan tingginya dengan tinggi anak-anaknya.

Perasaan Jefri berangsur tak enak. Netranya yang menelisik sudut bibir kedua anaknya itu lantas beralih menatap dua mangkuk yang tergeletak di meja ruang tamunya. Ah, Jefri sudah bisa menebaknya. Ayana membiarkan dua anaknya mengkonsumsi mie instan. Astaga Ayana!

Tangan Jefri mengusap pelan pucuk kepala dua anaknya itu saling bergantian, "Papa kan kerja, nggak bawa mainan dong!" seru Jefri yang dibalas Aviola dan Aidan dengan tatapan kecewa.

"Tadi makan apa? Mie instan?" tanya Jefri ke arah dua anaknya yang tengah berdiri di depannya.

Aviola mengangguk. Begitupun juga dengan Aidan yang juga mengangguk cepat saat pertanyaan itu terletup di bibir Jefri. Saat Jefri menerima jawaban dari dua anaknya, ia lantas menghela napas panjang. "Apiola sama Aidan makan mie goleng dali nenek," ucap Aviola mengadu pada Sang Papa.

Macarolove (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang