♥~ 14 ~♥

180 34 3
                                    

"(y/n)? Ada yang kakak ingin bicarakan padamu... Sakata-" Kakakmu menghentikan ucapannya karena kamu tidak ada di kamar.

"(y/n)...?" panggil kakakmu namun tidak ada jawaban darimu.

Kakakmu mengitari seluruh rumah untuk mencari mu, saat di halaman samping rumah kakakmu tidak sengaja menginjak ponselmu yang kamu lempar.

Kakakmu mulai panik karena kamu tidak ada dirumah dan mulai berpikir kalau kamu kabur dari rumah tanpa ponsel.

Kakakmu kembali masuk ke dalam rumah lalu membangunkan istrinya.

"Sayang bangun.."

"Uhh... ada apa?"

"Aku mau pergi  keluar mencari (y/n), sepertinya dia kabur dari rumah dan kemungkinan dia tidak jauh dari sini."

"Ehh?!! Kalau gitu aku ikut mencari (y/n)."

"Shhh... jangan, di dalam sini ada si kecil yang harus kamu lindungi. Biar aku yang mencari (y/n), kamu dirumah saja, kalau saja (y/n) pulang dengan sendirinya hubungi aku ya."

"Baiklah..."

Kakakmu mencium kening istrinya, setelah itu dirinya menggambil jaket dan pergi keluar mencari (y/n) dengan sepeda motornya.


===


'Ding..dong..ding..dong..'

"Uhhng... (y/n)-chan... " Sakata terbangun dari tidurnya karena mendengar bell rumah yang ditekan terus menerus,

'Ding..dong..ding..dong..'

"(y/n)-chan?!" 

'Ding..dong..ding..dong..'

Sakata bergegas membuka pintu dan langsung memeluk orang yang ada dihadapannya.

"(y/n)!!! gomennasai...."

"Oi..oi.. ini aku Urata!"

"Ehh?" Seketika Sakata melepaskan pelukannya.

Tiba tiba Urata memukul Sakata. 'Duagh!'

"Aduh... maksudmu apa? Datang di tengah malam dan memukul orang seenaknya." Sakata agak terkejut dengan perlakuan Urata terhadapnya

"Justru aku yang bilang begitu maksudmu itu apa?!" Bentak Urata dengan kesal.

"Apanya?!"

"Lihat ini! Aku baru saja mendapatkan ini." Urata menjukkan undangan pernikahan Luz.

Melihat undangan tersebut membuat Sakata semakin hancur "Itu hanya undangan... "

"Aku tahu bodoh! Lalu kenapa ada nama (y/n) disini?!"

Sakata menunduk dan berusaha untuk tidak menatap mata leadernya "Itu..itu..pilihannya...kan."

"Aku yakin ini bukan pilihannya, sikap (y/n)-chan terhadapmu sudah menujukkan kalau dia mencintaimu. Lalu kenapa malah Luz yang menikahi (y/n)? Bukannya kamu sudah melamarnya kenapa bisa menjadi seperti ini?!"

"Aku.. tidak bisa.."

"Kenapa tidak bisa?! Kalian saling mencintai bukan? Kenapa Menjadi seperti ini?!"

"Aku tidak jadi melamarnya! Orang tuanya sudah menjodohkan (y/n) dengan Luz sebelum aku ingin melamarnya..."

"Dasar kau bodoh!!" Urata memukul Sakata sekuat tenaga untuk melampiaskan kekesalannya. "Sudah ku bilang sejak dulu cepat lamar (y/n) kenapa kau tidak segera melamarnya?!!"

"Kau pikir menikah itu mudah hah?!"

Urata menghentikan pukulannya. "Lalu jelaskan kenapa kamu tidak ingin segera melamarnya."

"Aku tidak segera melamar (y/n)-chan karena dia masih mahasiswa, aku tidak ingin waktu kuliahnya terganggu karena kehidupan setelah pernikahan. Aku juga ingin segera menikahi (y/n)-chan tapi aku sadar aku belum bisa menafkahi (y/n), karena setelah menikah (y/n) akan menjadi tanggung jawabku."

"Sayangnya aku terdahului oleh seorang pangeran... ahahaha... jadi aku bisa apa? hanya berdoa untuk kebahagiannya saja..."

" Lagi pula... Luz lebih mapan daripada aku, mungkin dia bisa menafkahi hidup (y/n)-chan ."

"Sakata...." Urata menatap prihatin sahabatnya ini.

'Duagh!' Urata menghajar Sakata sekali lagi.

"Alasan apa itu?! Kau sudah mapan, kenapa tidak segera menikahinya haa?!! Gajimu sebulan bisa buat beli mobil! Jangan buat alasan monoton seperti itu! Lihat akibatnya, kau ditikung oleh teman dekatmu kan. Dan uang tidak menjamin kebahagiaan pasangan."

Sakata merenungkan apa yang diucapkan Urata, mungkin ada benarnya. Jika saja dia lebih cepat hal ini tidak akan terjadi. Sakata tahu bahwa dirimu ingin segera dinikahi olehmu dan dia sudah lama berniat untuk menikahimu, namun Sakata lebih memilih untuk menunggu sampai kelulusanmu dengan bertingkah tidak peka.

Memang bodoh, Sakata tahu resikonya tapi dia percaya bahwa kamu adalah gadis yang setia.

Sayangnya tuhan berkata lain.

"Sakata..."

"Sakata!!"

"Oi.. Sampai kapan kamu termenung hah?! Ponselmu berbunyi tuh." Urata menyadarkan Sakata dari lamunannya.

"Ehh?!!" Sakata segera mengambil ponselnya lalu mengangkat panggilan tersebut.

"Sakata!!"

"Ehh.. (y/n)-chan? Kenapa?"

"Ke-kecelakaan.. ka-kakak... hiks.. tasukete.."

"Apa?!!"

====













===

maafkan author ini yang ngadat mulu apdetnya, soalnya gabisa ngatu waktu hehehe... :'D

Sibuk leha leha mulu :'D

Maafkan authormu ini





ばかが大好き ~Baka Ga Daisuki~(Sakata X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang