🍍 11. Sekertaris Shim 🍍

2.2K 184 44
                                    

Sunghoon's POV

"Baik, pak. Saya akan segera datang" ucapnya singkat sembari mematikan panggilan.

Huh, aku tidak yakin dia akan datang hari ini . . .

Aku melihat jam tanganku sebentar, tertera di sana pukul delapan lewat lima menit.

"Whatever, lebih baik aku berangkat sekarang"

Mengenakan jas, mengambil kunci mobil, mengambil berkas, dan yash! aku sudah siap!

Jarak rumahku dengan kantor sejujurnya tidak terlalu jauh, jadi ya— hanya memakan waktu sekitar 20 menit sampai deh!

"Selamat pagi, pak"

Oh, wow? Lihat siapa yang datang pagi ini!

"Kau?! Tumben sekali kau tidak izin kali ini, Jake Shim?"

Sunghoon's POV end

Jake menundukkan kepalanya, malu-malu karena ditatap atasannya, Park Sunghoon.

"M-maaf pak, saya kemarin izin lagi"

Sunghoon tertawa renyah. Berusaha mencairkan suasana.

"Bukannya ini sudah menjadi hal biasa, sekertaris Shim?" ucapnya tepat ditelinga Jake.

"Itu juga karena ulahmu, Pak. Andai saja kita tidak bermain malam itu, aku pasti—"

"Shut up, baby. Jangan di sini okay? Sekarang, ikut aku ke ruangan" ucap Sunghoon tegas.

Jake mulai mengekor di belakang Sunghoon. Sejujurnya, ia senang. Ia senang berada di ruangan ini, tapi—

"Ingat kan kalau hanya kita berdua harus panggil apa?"

Shit, here we go again . . .

"D-daddy?"

"No . . ."

Jake mengerutkan alisnya bingung.

"Satu lagi, shim"

"M-master?"

"Good boy. Now, tell me kamu mau apa hm? Pizza? Bobba?"

"No !! Jake mau nasi goreng, master!"

Sunghoon hanya terkekeh pelan. Lucu, batinnya.

"Oke oke, 1 nasi goreng untuk kesayanganku, tidak pedas kan?"

Jake mengangguk kecil.

"Aku tadi sengaja tidak sarapan, kita sarapan bareng ya? Aku akan pesan 1 nasi goreng lagi"

"Okay!! Anyway, kau sudah menandatangani berkas-berkasmu yang kemarin?"

"Kau seperhatian itukah? Wah, aku bahkan sampai berfikir gimana rasanya hidup tanpamu"

Jake mendecih, bisa-biasanya Sunghoon gombal di saat Jake belum siap, mama kasihan hati Jake:(

"Kamu ga usah gombal deh!"

"Kamu lucu soalnya, aku udah selesaiin kok semuanya. Sini, duduk" balas Sunghoon sambil menepuk pahanya sendiri.

Jake pun menurut. Dirinya mulai mengatur posisi untuk duduk di pangkuan sang dominan. Sunghoon memeluk dirinya erat sambil mengendus leher sang submisif. Bau vanilla, bau favorit Sunghoon.

"Ih geli tau!!! Kamu gak capek apa aku dudukin terus? Aku kan berat"

"Enggak kok, udah kebiasa juga"

"Yaudah kalo gitu besok aku mulai diet"

"Kenapa diet?"

"Biar kamu ga keberatan pas mangku aku"

Sunghoon menatap Jake lamat-lamat. Sedikit menyeramkan.

"Gak. Gak boleh diet! Aku gak keberatan. Aku suka kamu gembul, kamu lucu, kamu kaya kelinci. Kalo sampe kamu ketahuan diet, aku bakal hukum kamu"

"Dih, siapa takut wlee!"

Woopsie! Sepertinya Jake salah kata-kata. Kini, Sunghoon mulai membalikkan tubuh Jake dengan mudah, dan memeluknya posesif.

"Kamu berani sama aku, hm?" bisiknya

"M-maaf master"

Seolah tuli, Sunghoon sama sekali tidak mendengarkan kata-kata Jake. Ia mulai melahap bibir plum Jake dengan agresif. Manis, kaya permen karet.

Kalau begini, Jake sudah menyerah. Ia hanya bisa pasrah dan menyesali kata-katanya. Sunghoon yang merasa menang pun tersenyum di sela-sela ciumannya.

"nghh, s-sunghoon stop it please" ucap Jake sembari mendorong dada Sunghoon.

"Kenapa sayang? Aku belum se—"

"Nasi gorengnya dateng"

END

anyway . . . aku agak merinding nulisnya😭

SungJake oneshoot [ bahasa ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang