Ricuh sekali suasana kelas saat ini. Berantakan. Banyak buket bunga dan bungkus coklat bertebaran di lantai.
Bukan, tidak mungkin Jake menerima itu semua. Tetapi itu milik teman-temannya. Mereka semua merayakan hari valentine dengan pasangan masing-masing. Di depan Jake sendiri ada Jungwon dan Jay. Mereka sudah 2x merayakan valentine bersama, yang artinya hubungan mereka sudah berjalan 2 tahun lamanya, bukan?
“Jake, lo kasih coklat juga gih ke siapa gitu”
Jake hanya menggeleng acuh. Tidak lupa menunjukkan senyum manisnya. Sadar akan dirinya yang tidak pantas dengan siapapun. Jake selalu merasa begitu, ia merasa seperti tidak pantas untuk orang lain. Ia merasa tak pantas dicintai.
“Lagian mau ke siapa sih Jay? Lo mah enak ada pasangan”
“Sama— Sunghoon?” Jungwon yang di sebelahnya pun menendang tungkai Jay pelan.
Jay harap, dirinya tidak salah bicara. Sunghoon itu— mantan Jake. Lebih tepatnya mantan terindah. Dulu, mereka berpisah karena hal sepele. Jake dan Sunghoon sudah berpacaran lebih dari 2 tahun, hampir menginjak 3 tahun malah. Tetapi, tiba-tiba saja Sunghoon mengakhiri hubungan mereka. Alasannya, bosan. Sunghoon bilang Jake tak seasik mantan Sunghoon sebelumnya. Jake kaku, pemalu, dan polos.
Mulai saat itulah, Jake sadar bahwa dirinya tak pantas dicintai. Ia hanya lelaki polos di kampusnya. Mungkin, jika kalian mencari Jake dikampusnya, akan amat kesusahan karena memang jarang banyak yang tau dirinya.
“Sorry Jake, gue ga maksud—”
“Santai aja kali. Gue ke perpus bentar ya” potong Jake seolah mengalihkan pembicaraan.
. . . . . . . .
Sesampainya di perpustakaan, Jake langsung mengambil buku sejarah yang sengaja ia simpan di rak paling belakang. Jaga-jaga saja sih, niatnya biar tidak diambil orang gitu. Jake berharap, dengan membaca buku, ia dapat menepis jauh-jauh perkataan Jay tadi. Jake juga berharap semoga luka yang ia terima segera menghilang.
Bugh!
Sial. Jake saking tidak fokusnya, ia sampai menabrak seseorang di depannya. Jake terjatuh dan mulai mengambil bukunya yang berserakan. Tepat saat Jake mau mendongak ke atas—
Sepatunya . . .
Celana jeans?
“Hai Jake, lo gapapa?”
Deg. Tubuh Jake bergetar hebat. Jari jemarinya merenggang, menyebabkan semua buku yang ssmula ia ambil berjatuhan begitu saja.
Orang yang selama ini ia hindari kembali muncul. Park Sunghoon, mantan Jake. Sunghoon dan Jake memang beda jurusan, maka dari itu mereka jarang sekali bertemu.
“G-gapapa gapapa! Maaf ya gue ga sengaja. Permisi”
Sebelum pergi, tangan Jake dicekal oleh Sunghoon, sangat erat sehingga dirinya tak tau harus berbuat apa. Jake yang malang. Tak lama, Sunghoon menarik Jake dan membawa tubuh Jake ke rak buku. Menghimpitnya dengan satu tangan di atas kepala dan satu tangan lagi di dekat pinggang Jake.
“S-sunghoon gue kan udah minta maaf!”
Jujur, Jake tak berani menatap mata Sunghoon. Ia takut, takut teringat semua kenangan beberapa tahun lalu.
“Harusnya gue yang minta maaf, Jake. Maaf udah nyakitin lo, maaf udah pernah bilang yang buruk buruk ke lo. Maaf—” sebelum Sunghoon melanjut kata-katanya, Jake sempat mencuri kesempatan untuk kabur dari Sunghoon. Tetapi, tenaganya tidak begitu kuat dibanding tenaga Sunghoon.
Yang ada malah Jake dibenturkan lumayan keras ke rak buku tersebut, dan Sunghoon memegang pergelangan tangan Jake erat agar tidak bisa kabur lagi. Sedetik setelahnya— Sunghoon mencium bibir Jake kasar. Meluapkan segala emosi, kekesalan, dan penyesalan yang ia buat beberapa tahun lalu. Butiran bening yang ia tahan sedari tadi keluar begitu saja. Sunghoon dan Jake keduanya sama sama menangis. Mereka saling rindu satu sama lain, tetapi juga tak ingin terjebak dalam cinta yang salah.
“Lo brengsek! Lo beneran brengsek Park! Gue benci sama lo”
“Sorry Jake— please? Gue tau, tapi bisa kita kaya dulu lagi? Jangan denial, gue tau lo masih sayang sama gue Jake!”
Jake membuang nafas pelan. Berusaha menenangkan dirinya, dan meredakan emosinya.
“Lo egois, Hoon! Lo sendiri yang udah bikin hubungan kita hancur, dan sekarang dengan gampangnya lo bangun itu semua kembali? Dengan semua luka yang udah lo kasih ke gue— apa lo ga pernah puas hm?”
Sunghoon mematung di tempatnya. Baru pertama kali ia mendengar Jake berbicara tegas seperti itu. Tubuhnya melemas, kakinya sudah tidak tahan dan akhirnya tumbang begitu saja.
Jika ditanya apakah Jake masih mencintai Sunghoon— jawabannya iya. Perasaannya masih sama seperti dulu.
Tapi, sekarang Jake sadar. Hubungan mereka memang tidak sehat, bagaimana mau kembali? Ibarat rumah yang sudah hancur terkena bencana, dan kau ingin membangunnya ulang. Susah. Lebih baik mencari rumah baru walaupun semua kenangannya hilang.
“Maaf Hoon, kalo lo boleh egois, gue juga boleh. Kita udah ga bisa kaya dulu lagi. Gue gamau sakit hati lagi, jadi sekarang tolong— bisa kita lupain semuanya?
. . . oh iya, gue tadi bawa coklat dan masih belun tau mau dikasih ke siapa. Ini buat lo. Happy valentine, Sunghoon. Trust me, lo bakal dapet kebahagiaan sendiri, walaupun itu bukan sama gue. See you!”
Dan saat itu juga Jake pergi meninggalkan Sughoon yang masih dengan posisi berlutut sambil memandangi coklat pemberian Jake.
END
NOTE : Hai selamat malam, readers! Disini aku mau nyampein kalo ini cerita udah aku up di twitter sebenernya, usernamenya @ nisqimura yap!! tapi aku up lagi di sini dan i hope u guys enjoy!! stay safe and stay healthy<3
KAMU SEDANG MEMBACA
SungJake oneshoot [ bahasa ]
Fanfiction‼️ bxb, homophobic sebaiknya jangan baca ‼️ hanya cerita FIKTIF, dan TIDAK bersifat NYATA ! ‼️tolong JANGAN jadi SILENT READERS, saya sangat mengapresiasi orang yang MENDUKUNG karya saya! ‼️ sorry for typos enjoy it<3