"Sunghoon . . .""Ck, Sunghoon gamau, Pah! Lagi pula ini sudah pukul 12 lewat. Papa yakin Sunghoon akan pulang dengan selamat?"
"Jaeyoon, dia anak teman papa. Tolong ya, nak? Demi papa?"
"Kenapa papa tidak mencari sendiri? Manja!"
Keras kepala. Siapa lagi kalau bukan Sunghoon? Anak dari keluarga konglomerat itu selalu saja membantah ucapan orang tuanya.
Ya, tidak salah sih sebetulnya.
Sebenarnya mudah saja. Alasan Sunghoon selalu menentang ucapan kedua orang tuanya, mostly papa nya adalah karena tugas atau perintah yang diberikan itu selalu tidak masuk akal.
Seperti sekarang, bagaimana bisa Sunghoon diberi perintah untuk mencari anak teman papanya yang hilang? Pukul 12 malam? Seriously?
"Baiklah, hanya kali ini saja. Tolong panggilkan bodyguard untuk mengawalku."
01.30 KST
Sunghoon datang ke suatu tempat yang diduga adalah lokasi dimana tempat Jaeyoon hilang.
Hanya bermodalkan senter dan beberapa bodyguard dirinya berusaha memberanikan diri untuk memasuki gedung yang . . .
cukup seram.
"Astaga, bau apa ini?"
Pria bermarga Park itu kembali mengecek lemari kosong yang ternyata isinya . . .
mayat. Ya, tidak sedikit ia menemukan mayat dan darah yang berceceran di lantai gedung. Beruntung Sunghoon tidak phobia dengan darah.
"Ah, bukan Jaeyoon" ucap Sunghoon setiap kali ia menemukan mayat.
"Tuan, lihat pria yang digantung itu"
Lantas, mata Sunghoon tertuju pada seorang pria yang tengah digantung di lantai 5 gedung tersebut.
"Bukan, Jaeyoon lebih pendek."
Total 2 jam mereka menghabiskan waktu untuk mencari Jaeyoon. Bahkan mereka sempat hampir menyerah, namun Sunghoon memaksa untuk tetap bangkit karena ini perintah dari sang ayah.
Hiks . . . d-dwaeyun takut!
"Dwaeyun? Jaeyoon? Huh?!"
Dengan secepat kilat, Sunghoon langsung menuju kearah sumber suara. Dan benar saja, dibawah kolong meja ada Jaeyoon yang sedang menangis sambil memeluk kakinya.
"Hey, Jaeyoon?"
"Ung?"
Gemas. Kata pertama yang dilontarkan Sunghoon.
"Tuan, ini benar Jaeyoon!"
"K-kalian mau apa? Jangan tusuk Jaeyoon, Jaeyoon gamau mati kayak orang tadi . . . hiks"
Sunghoon paham. Jaeyoon pasti melihat kejadian pembunuhan di gedung tersebut.
Sunghoon lantas mengulurkan tangannya kepada Jaeyoon dan sedikit memberi pelukan agar tenang.
"No, aku anak teman papamu. Papa menyuruhku untuk mencarimu. Jaeyoon jangan takut!"
Grep!
"Terimakasih! Jaeyoon benar benar takut!"
"Haha sama-sama, bau darahmu manis, ya?"
Huh?
"Selamat tinggal, Jaeyoon. Lain kali jangan menyusahkan aku, ya? Haha"
"Halo pah, Jaeyoon sudah kutemukan. Tapi . . . dia sudah tidak bernyawa. Tolong urus jenazahnya."
END
KAMU SEDANG MEMBACA
SungJake oneshoot [ bahasa ]
Fanfiction‼️ bxb, homophobic sebaiknya jangan baca ‼️ hanya cerita FIKTIF, dan TIDAK bersifat NYATA ! ‼️tolong JANGAN jadi SILENT READERS, saya sangat mengapresiasi orang yang MENDUKUNG karya saya! ‼️ sorry for typos enjoy it<3